24#

224 40 2
                                    

Kim yoo jung PoV

aku melihatnya, gerak bibir perempuan itu, dia menyebutku pecundang. aku ingin sekali menampar wajahnya yang tersenyum angkuh itu. tapi sekali lagi, aku ada disini saat ini, diempat yang sama sekali tidak memunggkinkanku untuk berbuat semauku. yaa kurasa itu sebabnya dia bisa tersenyum dengan seanggkuh itu.

" Jadi ini , Yoo jung?? Ommonaaa... Cantik sekali" ibunya Taehyung menghampiriku dan menangkupkan tangannya ke wajahku, kemudian memelukku.

Hangat, dan juga nyaman. Mengingatkanku akan pelukan almarhum Eomma ku, membuatku berpikir selintas, apa pelukan seorang ibu selalu seperti ini? sekuat tenaga aku menahan diri agar tidak menangis.

"Nee... Annyeong haseyo eommonim, aboenim, naneun Kim yoo jung imnida"

Tuan Kim hanya tersenyum tipis,

"Eoh! geurae, ayoo duduklah , kita lanjutkan makan malam kita" kata pria yang berumur sekitar setengah abad itu.

aku merasakan tangan taehyung menggenggam erat kembali jemariku setelah berpelukan dengan kedua orang tuanya. Membimbingku untuk duduk menghadapi meja makan. Berhadapan dengan Jisoo yang sedari tadi sudah duduk di sebelah Nyonya Kim, Taehyungie Eomma. meskipun rasanya kurang nyaman, tapi sebisanya aku mencoba untuk mengatasi hal itu.

Kim Yoo jung PoV end.

***

"jadi kau putri dari Dokter Kim Yoon jae dan Dokter Jung Ha ni ?" tuan kim bertanya kepada Yoo jung untuk membuka percakapan.

"ahh nee" jawab Yoo jung singkat sambil tersenyum ,mencoba menyembunyikan rasa gugupnya.

"aku mengenal orangtua mu, mereka orang baik, aku sempat bertemu dengan mereka sebelum mereka berangkat sebagai relawan ke timur tengah, aku tidak menyangka itu merupakan pertemuan terakhir kami"

yoo jung menunduk mendengar kata kata tuan kim.

"aboeji..." Taehyung menyela pelan saat melihat yoo jung yang menunduk sedih.

"oh, maafkan aku Yoo jung" tuan kim mengucap maaf tulus.

"tidak apa apa aboeji,nan gwencana"sahut yoo jung berusaha tersenyum.

"Jadi selama ini Yoo jung tinggal dengan siapa?" tanya Nyonya Kim lembut.

Yoo jung menatap Taehyung, bingung harus menjawab apa. Sementara di depannya Jisoo tersenyum mengejek.

"Tadinya dia tinggal dengan kakak nya, tapi sebulan terakhir ini aku membawa nya tinggal satu apartemen denganku" Taehyung yang menjawabnya.

" Nee??" Nyonya Kim terlihat kaget, sementara sang suami menatap anaknya tajam.

Taehyung terkekeh.
"Di apartemen ku ada dua kamar, kami tidur di kamar terpisah, Lagi pula aku akan menikahinya. Jadi meski satu kamar sekalipun kurasa juga tidak apa apa"

"Uhukkk" Yoo jung tersedak mendengar penjelasan Taehyung yang begitu frontal kepada kedua orang tuanya, wajahnya jadi memerah merona karena malu.

Sementara Jisoo yang berada diseberang meja mata nya membulat tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

"Baby, kau tak apa?" tanya Taehyung seraya memberikan air minum kepada Yoo jung.

"Mmm...aku tidak apa apa, tapi aku mau ke toilet dulu" kata yoo jung setengah berbisik.

"Apa perlu ku antar? "

Yoo jung menggeleng dengan senyum, Taehyung memanggil salah satu maid dirumah itu."Tunjukkan padanya dimana toilet nya" perintah Taehyung pada maid itu.

HURT (Sudah End)Onde histórias criam vida. Descubra agora