30#

231 34 2
                                    

" tok tok tok"

"Masuk "

"Tuan..."

"Appa...!"

Gadis kecil berusia tiga setengah tahun itu berlari dari belakang sekretaris sang Ayah dan melompat menerjang pria di belakang meja kerjanya itu.
Seorang wanita berpakaian semi formil pun melangkah anggun masuki ruangan itu.

"Minna dari tadi rewel karena terlalu lama menunggumu, karena itu aku menyusul kemari"

"Sudah ku duga, kau terlalu sibuk dan lupa" kata wanita itu.

"Tadi ada klien yang datang, tapi sekarang sudah selesai" kata pria yang kini menciumi pucuk kepala gadis kecil nya dan mendudukkannya di pangkuan

"Lagi pula bagaimana mungkin aku melupakan hari ini" lirih pria itu sendu.

Wanita itu mendekat dan memeluk pria yang berstatus suami nya itu.

"Maafkan aku, Jim" bisik Sejeong.
"Tak apa... Bukan salahmu juga, hanya saja ini memang bukan hari yang membahagiakan, meski seharusnya seperti itu.

"Apa dia akan datang?" tanya Sejeong.

"Entahlah, ini sudah tahun ke-5, tapi dia masih seperti itu."ucap Jimin seraya menurunkan putri kecilnya dari pangkuan, dan kemudian berjalan mengambil blazer milik nya yang tergantung di sudut ruang itu.

"Kita tidak bisa menyalahkannya untuk itu, Jim. Kita sendiri mungkin akan melakukan hal yang sama jika berada di posisi nya, bahkan belum tentu bisa terus bertahan jika itu terjadi pada kita" ucap Sejeong bijak.

Jimin menghela mafas panjang dan kemudian tersenyum tipis.

"Sudahlah, kita berangkat saja. Kita sudah terlambatkan? Kajja Minna-ah"Jimin menggendong kembali putri kecilnya.

"Ke tempat Jin woo Oppa kan, Appa?"cicit Minna kecil.

"Ummm" angguk Jimin dengan senyum ke putrinya, sementara Sejeong yang mengikuti langkah suaminya di belakang hanya bisa tersenyum getir. "Sudah lima tahun berlalu..." ucap Sejeong dalam hati.

***

Lima tahun yang lalu
(flash back)

Dorr!

Sebuah peluru di lepaskan

Semua orang di ruangan resepsi itu seketika panik.

Mata Taehyung membulat melihat Yoo jung yang jatuh lunglai di pelukan nya dengan bahu yang bersimbah darah terkena tembakan.

Dorr!
Sedetik kemudian tembakan kedua di lepaskan dan tanpa pikir panjang Taehyung pun memeluk erat gadis yang telah berstatus istrinya itu. Merasakan sakit dan nyeri nya timah panas itu menembus punggungnya, hingga kedua pasangan pengantin itu jatuh ambruk ke lantai.

Yoo jung menangis menatap wajah Taehyung yang memucat, namun tersenyum seraya mengucap "aku mencintaimu" dan ketika tembakan berikutnya terdengar, kedua nya tak lagi mengingat apapun, semuanya gelap, Hening, meski disekeliling mereka jeritan panik dan histeris itu membahana.

Jika saja aku bisa memilih kapan dan bagaimana aku mati.
Maka aku akan memilih untuk mati di dalam pelukanmu, di bawah sinar mentari yang hangat dan angin yang membawa harum rerumputan dan seusai menatap tulusnya cinta itu dari matamu.

HURT (Sudah End)Where stories live. Discover now