Ini mungkin masalah!

4.3K 521 56
                                    


Kalau mau dikata, Mori sebenarnya bos yang baik. Buktinya dia mau saja dijadikan pengasuh dadakan dari Chuuya saat pertama kali mengecil. Bahkan dia sangat sabar meladeni bocah kecil yang lincah bergerak itu. walau Chuuya memintanya untuk menjadi kuda atau memintanya untuk membelikan nya mainan mahal pun, Mori lakukan. Dia bahkan rela kantornya diacak-acak oleh Chuuya kecil.

Tapi, Mori tidak siap kalau misalnya, salah satu eksekutif terbaiknya malah tiba-tiab berubah menjadi anak kecil di depannya setelah hampir setengah tahun lama nya tidak datang bekerja! Bagaimana bisa Chuuya yang tadinya nampak baik-baik saja dan sedang melaporkan misi malah tiba-tiba berubah menjadi anak kecil di hadapannya?! Parahnya anak kecil itu malah menangis dengan kencang sambil memanggil nama pemuda yang pernah menjabat menjadi eksekutif Port Mafia yang termuda! Pemuda perbanan yang hobi bunuh diri itu lho! Mori sudah mencoba berbagai cara menenangkan bocah itu. mulai dari cara normal sampai abnormal. Dia bahkan meminta Akutagawa yang harus nya sedang libur(yang sedang nyusun rencana kencan bareng si kekasih di rumah) untuk datang ke Port Mafia yang malah berakhir dengan menjadi samsak tinju bocah kecil itu.

Kouyou punya misi yang tak bisa dibatalkan. Kata Akutagawa Dazai-dia tahu dari Jinko-sedang berada di luar kota menjalankan misi bersama patner yang punya buku pedoman hidup itu lho. Lah! terus Mori bisa bikin apa lagi?! Mori stres!

Setelah satu jam penuh menangis dan 15 menit merengek pada Akutagawa untuk dibelikan permen, si kecil Chuuya akhirnya tertidur karena kelelahan. Mori memegang pelipisnya yang berdenyut sakit sedangkan Akutagawa sedang sibuk menjaga Chuuya. Anak itu tidak mau tidur di tempat lain dan hanya mau berada dalam gendongan Akutagawa. Mata Chuuya bengkak karena menangis terlalu lama dan hidungnya berwarna merah seperti ceri kecil yang lezat. Akutagawa mengusap rambut bocah kecil yang tengah tertidur di pangkuannya kini. Sebenarnya anak ini sangat manis saat dia tenang dan bukannya menangis menjerit meminta nya membelikan permen yang entah apa namanya.

"Ini akan menjadi masalah besar." Gumam Mori melirik Chuuya yang masih tertidur. Akutagawa meliriknya sedikit dengan tidak peduli saat mendengar gumam dari sang Bos. Sebenarnya dia kesal karena rencana kencannya malah batal karena harus menjaga bocah ini. Tak ada kah yang tahu sudah berapa kali bocah kecil imut nan polos ini membatalkan kencan berharganya dengan kekasih hatinya?!

Chuuya menggeliat kecil lalu merapatkan dirinya pada Akutagawa. Seketika seribu satu rencana pembunuhan di kepala Akutagawa menghilang. Namun, itu hanya sebentar saja.

"Bawa dia. Hari kau sedang libur bukan? Tunggu sampai Dazai kembali dan berikan dia pada Dazai."

Di dalam hati Akutagawa sudah mengutuk. Terakhir kali dia membawa bocah ini pada Dazai, dia diancam oleh wanita cantik psikopat yang amat menyayangi bocah kecil ini ya! Hell wow! Akutagawa akan segera memberikan bocah ini pada Jinko dan memilih melarikan diri dahulu ke antartika untuk bersembunyi sampai keadaan aman. Ya.. itu ide yang cukup baik.

Tapi, bagaimana dengan Jinko nya? Ah, Jinko nya bisa menjaga diri. dia kuat dan malah kadang-kadang Akutagawa yang harus dilindungi dari Jinko. Membayangkan terakhir kali dia dipukul dengan begitu sadis oleh Jinko saat mereka masih bermusuhan, tidak membantu tapi Akutagawa merasa merinding. Dia ingat benar tulang rusuknya patah dan beberapa anggota tubuhnya yang lainnya lagi. Itu benar-benar mengerikan oke? Dia menjadi Dazai kedua saat itu. tubuhnya penuh sekali dengan perban.

Dan berakhirlah dia disini, di dalam kamar sang kekasih.

"Chuuya-san kembali menjadi kecil? Tapi, bagaimana bisa? setahuku dia sudah menjadi dewasa cukup lama dan kembali lagi menjadi anak kecil." Atsushi menatap bocah yang tengah meringkuk di pangkuan Akutagawa itu dengan seksama. Dia mengulurkan tangannya untuk mengambil Chuuya. Bocah itu menggeliat kecil dan menguap namun tetap tertidur. Atsushi tertawa gemas melihatnya. Dia membaringkan si bocah ke atas futon nya.

"Mori-san meminta untuk menjaganya."

"Maka kita harus menjaganya. Kamu disinilah bersama dengan Chuuya-san. Aku akan membuat makan siang." Atsushi segera melangkah keluar dari kamarnya untuk membuat makan siang bagi dirinya dan tamu tambahan. Atsushi tidak pintar memasak seperti Chuuya dewasa. Tapi, bagi Akutagawa masakan Atsushi itu yang paling enak.

Selama Chuuya tinggal bersama dengan Dazai, tak jarang Atsushi akan menjaga bocah itu atau kadang menemani Chuuya dewasa yang bosan sendirian di rumah. Chuuya itu tipe orang yang menjaga kebersihan dan kesehatan dengan baik. Intinya terbalik sekali lah dnegan Dazai!

Masakan yang dibuat Chuuya selalu sukses membuat air liur siapapun menetes. Kadang-kadang Atsushi akan belajar memasak dari Chuuya. Chuuya itu baik. Dia mengajar Atsushi dengan sabar dan saat dia tertawa karena Atsushi membuat kesalahan seperti mencampurkan gula ke dalam rebusan dagingnya dan bukannya garam, Atsushi segera paham kenapa seniornya itu terpesona pada nya.

Atsushi sedikit kasihan pada Dazai yang sedang mengalami renjana* pada bocah imut yang sekarang sedang tidur dengan nyenyak itu.

*renjana tuh artinya kerinduan. Monggo buka KBBI buat cari.

"Jinko.. Apakah kita harus memberitahu Dazai-san?" tanya Akutagawa yang masih menjadi penjaga Chuuya. Kata Atsushi, dia takut Chuuya terbangun dan malah menangis karena tidak menemukan seorangpun di ruangan itu.

"Dazai-san sedang ada di luar kota hari ini dan baru kembali 3 hari lagi. Kunikida-san tidak akan suka jika kita mengangguk Dazai-san. Kau tahu Dazai-san itu bagaimana kan?" Atsushi melihat Akutagawa mengangguk kecil sebelum mengalihkan perhatiannya pada si kecil yang sekarang sudah menggeliat kasar tanpa mau bangun.

"Maka sebaiknya kita tidak memberi tahunya."

Akutagawa terdiam. Chuuya sudah membuka matanya dan kelihatannya dia masih berusaha mengumpulkan sisa nyawa nya yang masih beterbangan. Chuuya mengucek matanya saat dia melirik Akutagawa dia mengerucutkan bibirnya jengkel lalu pergi meninggalkan Akutagawa-yang masih tidak peduli-begitu saja seakan Akutagawa itu makhluk astral tak terlihat.

Chuuya berjalan mendekati Atsushi yang sedang fokus pada nasi yang tengah dimasaknya. Memeluk kaki milik si Jinko kesayangan pengguna Rashoumon itu. Atsushi tersenyum cerah padanya.

Chuuya tidak banyak bicara hari itu. dia hanya akan berbicara saat Atsushi bertanya padanya atau saat dia memerlukan sesuatu. Dan hal itu membuat Atsushi merasa terganggu. Chuuya kecil yang dia tahu adalah bocah cerewet yang hiperaktif dan banyak tingkah. Mulut bocah kecil itu tak akan berhenti melontarkan pertanyaan padanya. Dan tangan anak kecil itu harusnya sedang sibuk merubah dinding kamar Atsushi menjadi kanvas untuk lukisan nya! Kenapa bocah ini menjadi sangat tenang?

Chuuya sedang menggambar di kertas dan buku yang Akutagawa berikan padanya. Alis Atsushi berkedut kesal. Kenapa dia tidak suka melihat bocah kecil itu diam dan hanya menggambar di kertas bukannya cekikikan sambil menggambar di lantai atau tembok?!

"Kita seperti keluarga ya.." gumam Atsushi kecil saat dia sudah bersandar di dada sang kekasih. Akutagawa menatapnya bingung.

"Hehe.. lihat lah.. rasanya seperti keluarga dengan Ayah dan Ibu juga anak.. ini benar-benar..."

"Menyenangkan?"

"Hum! Maksudku.. aku tak pernah merasakan yang namanya memiliki Ayah atau pun Ibu sejak kecil.. aku besar di panti asuhan yang kejam.. mengalami berbagai tekanan batin dan lainnya.. itu.. tidak begitu menyenangkan untuk diingat."

"Aku.. juga tidak punya Ayah dan Ibu."

"Setidaknya kamu punya Gin. Dia adalah adikmu. Aku tak memiliki seorang pun saudara. Tapi, sekarang aku merasa keluarga memang sangat menyenangkan ya.." Atsushi tersenyum. Akutagawa ikut menarik sudut bibirnya. Kemudian dia dengan nakal mencuri satu ciuman dari bibir pemuda itu membuat Atsushi memerah dan segera memekik sambil menjauh.

Mereka tidak sadar jika ada satu bocah di bawah umur bersama dengan mereka sekarang ini.

Ah.. orang kasmaran mah bebas ya?


tbc~


Setelah sekian lama saya bertapa di gua, akhirnya saya keluar juga..

hehe.. moga aja masih ada yang nunggu ni cerita kelar. kagak tahu dah kapan bisa lanjut lagi.


10 April 2019

Chibi Chuuya?!Where stories live. Discover now