Oyasumi Chuuya

4.7K 470 176
                                    

Dazai menatap tubuh yang tergolek lemah di tanah itu dengan pandangan tak percaya. Tubuh itu penuh dengan darah dan tanda kutukan masih ada di tubuh Chuuya. Kaki Dazai terasa sangat lemah. Dia jatuh berlutut di depan tubuh milik Chuuya. Tangannya yang terbalut perban dengan gemetaran berusaha untuk menyentuh tubuh orang yang dicintainya itu. dengan kekuatan penetralan Dazai, tanda kutukan itu menghilang. Permata biru itu kembali secara perlahan. Dazai membawa Chuuya ke dalam pelukannya. Suhu tubuh Chuuya yang tadinya begitu panas kini berubah menjadi dingin. Sangat dingin sampai Dazai merasa ada beribu es yang menusuk hatinya. Tangan Dazai masih gemetaran. Dia meraih tangan eksekutif Port Mafia yang menciumnya dengan lembut. Mata Chuuya terlihat kosong. Seperti jiwanya sudah pergi dan hanya meninggalkan raga nya bersama dengan Dazai yang hanya bisa mengigit bibirnya.

Tidak. jangan lagi. Dazai tidak mau kehilangan orang yang berharga baginya di dalam pelukannya lagi. Cukup dengan Odasaku. Jangan Chuuya pula!!

"Nee.. Chuuya.. Aku.. aku tahu itu melelahkan.. memakai kekuatan gelap itu.. sangat melelahkan.." Dazai tertawa dengan getir ketika tangannya dengan perlahan mengusap darah dari sudut mulut Chuuya.

"Huh.. memang selalu melelahkan.. kau.. kau selalu begitu.." Kali ini tangan itu berpindah untuk membersihkan darah dari wajah cantik itu. Dazai mengigit bibirnya dan mengedipkan matanya berkali-kali. Matanya terasa panas dan ada cairan bening yang lolos ketika dia mengedipkan matanya.

"Tapi.. tertidur di reruntuhan begini.. tidak lah sehat.. Chuuya.. kau.. kau sedang tertidur kan?" Dazai memandang Chuuya. Memandang pada mata biru yang terlihat kosong itu. pada bibir pucat yang ternoda darah. Wajah ini terlalu mengerikan untuk Dazai lihat. Ini adalah mimpi buruk yang bahkan tak berani Dazai pikirkan. Hari dimana dia terlambat menetralkan kekuatan Chuuya. Dazai tak pernah menyangka akan datang hari itu.

"Kau hanya tertidur kan? Nee.. Chuuya, katakan padaku.. kau hanya tertidur kan? ini hanya tidur biasa kan? kau.. kau akan bangun lagi.. kan..?" air mata mulai mengalir tanpa henti dari kedua manik hazel milik pemuda kokoa itu. Chibi nya. Chuuya nya. Bocah kecil nya.. apakah benar dia telah pergi?

"Chuuya! Kau dengar aku? Apapun yang kau lakukan jangan masuk ke dalam lingkaran cahaya itu!!" Teriak Dazai sambil mengguncang tubuh Chuuya. Dazai terlihat seperti orang gila yang putus asa. Atsushi diam-diam menangis begitu juga dengan anggota agensi yang lainnya.

Kouyou hanya mematung di tempatnya. Dia tidak melakukan gerakan apapun ketika tubuh Chuuya jatuh. Yosano menguatkan hatinya untuk mendekati Dazai. Dia menepuk ringan pundak pemuda yang rapuh itu sambil menatap pemuda yang kini diam membisu di pelukan pemuda bersurai kokoa. Yosano tersenyum sendu menatap pemuda bersurai senja itu. pemuda ini.. mungkin Yosano tak banyak menghabiskan waktu bersama dengannya dalam wujud dewasanya. Namun, dalam wujud anak kecilnya.. Yosano banyak menghabiskan waktunya. Dia masih ingat ketika Chuuya kecil berpura-pura menjadi dokter yang sedang memeriksa pasien atau saat Chuuya merengek pada Yosano agar mau menjadi pasiennya. Mata biru yang biasa nya berbinar-binar karena hal yang menarik perhatian nya kini kosong dan itu benar-benar menyakiti hati Yosano.

Cahaya mentari itu sudah jatuh. Dia sudah meredup membuat hari itu menjadi suram.

Dazai mengabaikan tepukan pada pundaknya. Dia terlalu fokus pada pemuda mungil yang masih diam tak bergerak di pelukannya. Dazai mengelus rambut orange Chuuya. Merasakan helai lembut itu di tangannya yang kini gemetar ketakutan.

"Chuuya.. aku mencintaimu.. jangan tinggalkan aku.." Bisik Dazai di telinga Chuuya.

"Dazai.. paling tidak.. dia harus berbaring di tempat yang lebih layak." Ujar Yosano yang tak bisa menyembunyikan getaran dalam nadanya. Suara itu begitu menyakitkan. Membuat Kouyou terjatuh lemas sambil meneriakkan nama Chuuya.

Chibi Chuuya?!Where stories live. Discover now