Chibi Chuuya?!

Shin Soukoku

Shin Soukoku's special

Etto~~ berhubung saya sedang mengingat bahwa saya pernah menjanjikan satu chapter khusus pasangan yang tak kalah absurdnya ini kepada seseorang, maka jadilah ini sebelum saya melupakannya. Semoga menikmatinya.

.

.

.

Atsushi benar-benar membenci sikap Dazai yang seenaknya pergi berlibur lalu menimpakan semua tugasnya pada Atsushi. Tidak peduli bagaimana Atsushi memohon atau memarahi Dazai, Dazai hanya akan menganggap semua itu sebagai angin lalu dan segera meninggalkan tanggung jawabnya pada Atsushi begitu saja. tak jarang Atsushi akan menjadi sasaran kemarahan Kunikida mengenai sikap patnernya yang sangat tidak pantas untuk dicontoh. Kadang kala rencana Atsushi harus batal hanya untuk mengerjakan tugas dari seniornya yang memang terkenal akan kemalasannya.

Walau begitu, ada beberapa hal yang dia sukai dari melembur pekerjaan Dazai. Itu adalah saat kekasihnya yang memang tidak pandai berkata romantis atau apapun itu menyuruhnya untuk beristirahat yang selalu saja diabaikan Atsushi. Jika suda seperti ini, kekasihnya itu hanya akan pasrah dan menemani Atsushi lembur. Kadang Akutagawa akan memasak untuk mereka. kadang juga dia akan membuatkan kopi untuk menemani lembur Atsushi. Walau tak pandai dalam berkata-kata, Akutagawa selalu berusaha untuk menghibur Atsushi dengan mengajaknya bercerita mengenai beberapa hal monoton dan membosankan namun Atsushi selalu menyukainya.

Atsushi tahu itu adalah cara Akuataga untuk menunjukkan rasa perhatian pada dirinya. seperti kali ini, Akutagawa meletakkan selimut pada pundak Atsushi dan menatapnya dengan khawatir. Atsushi hanya dapat membalasnya dengan senyuman seperti biasanya. Hanya cukup seperti ini dan keduanya merasa sangat nyaman dan hangat bersama.

..

Atsushi tidak ingat kapan dia mulai menaruh rasa pada pemilik kemampuan Rashomoun itu. sejauh yang dia ingat, mereka selalu saja bertengkar dan beratarung setiap kali mereka bertemu. Mungkin itu bermula pada saat itu.

Saat itu, Atsushi baru saja pulang dari Agensi. Itu hari yang sangat melelahkan ditambah dengan cuaca yang buruk membuat mood setiap orang menjadi rendah. hujan yang turun membasahi kota Yokohama sejak pagi benar-benar menurunkan semangat Atsushi yang biasanya berseri-seri. Atsushi pulang dengan memakai payung berwarna hitam. Dia berjalan dengan malas menuju asrama agensi tempatnya tinggal saat ini. Atsushi hanya merasa bosan dan memilih untuk berputar-putar. saat itu, dia melewati sebuah gang. Gang yang kecil dan sepi. Lalu dia mendengar suara tangisan anak kucing di dekatnya. Atsushi berjongkok di depan sebuah kardus yang telah basah karena air hujan. Ada seekor anak kucing yang meringkuk di dalamnya untuk menghangatkan tubuh atau sekedar berteduh mungkin. Kucing kecil malang itu telah basah kuyub dan dia terlihat sangat menyedihkan.

Atsushi, pemuda polos dengan hati besar, segera merasa kasihan pada kucing kecil yang malang. Dia mengambilnya. Membawanya ke dalam dekapannya yang hangat dan berjalan keluar dari gang yang sepi. Dan saat itulah dia bertemu dengan Akutagawa lagi. Bau darah tercium jelas dari pakaian yang dikenakan olehnya. Warna hitam pada jubahnya membuat Atsushi tidak bisa melihat noda darah namun dengan penciumannya yang tajam, Atsushi tahu bahwa ada darah pada tubuh Akutagawa. Entah itu darahnya atau darah orang yang dia bunuh.

Raut kelelahan tercetak dengan jelas pada wajah tampan Akutagawa. Ada lingkaran hitam samar pada mata bagian bawah Akutagawa yang menunjukkan jika dia kekurangan tidur. Dia nampak jauh lebih kurus dibandingkan pertemuan mereka sebelumnya. Dia tidak membawa payung dan air hujan yang jatuh membasahi tubuhnya.

Akutagawa menggeram padanya namun tidak menunjukkan tanda-tanda ingin menyerang. Mungkin karena dia terlampau lelah atau sedang tidak ingin menyerang memang. Atsushi tidak tahu. Dia dengan cepat menyingkir dan membiarkan Akutagawa lewat. Itu hanya pertemuan singkat antara keduanya namun berhasil membuat jantung Atsushi berpacu dengan cukup cepat entah karena apa.