Awake

3.9K 439 182
                                    

...

Sudah 5 hari berlalu sejak kejadian itu. Agensi sedang dalam pembangunan kembali dan Port Mafia mendanai sebagian besar dari pembangunan itu. Mori beralasan bahwa semua ini terjadi karena salah satu anggota Port Mafia dan itu merupakan tanggung jawab dari Port Mafia. Walau begitu, Fukuzawa selaku pemimpin dari Agensi tidak mempermasalahkan dan memaklumi semua yang terjadi. Fukuzawa dan Mori setuju insiden ini tidak akan mempengaruhi genjatan senjata yang mereka lakukan. Chuuya dipindahkan ke apartemennya sendiri dengan paksaan Kouyou 2 hari yang lalu. Wanita itu tak ingin ada hal buruk lain yang terjadi pada anak didiknya tanpa pengawasannya. Dazai memutuskan untuk tinggal bersama dengan Chuuya untuk mencegah pemuda itu mengamuk kembali.

Sejauh ini, Chuuya masih belum membuka matanya namun kondisinya yang selalu dipantau oleh Yosano sudah dikatakan membaik setiap harinya. Dazai tersenyum kecil menatap wajah pemuda yang masih terbaring dengan tenang di atas tempat tidurnya itu. Dazai membawa boneka raksasa Chuuya. Berjaga-jaga jika Chuuya kembali menjadi kecil dan menginginkan boneka raksasa itu.

"Ohayou, Dazai-san." Sapa Atsushi ketika Dazai datang pagi itu. Agensi belum sepenuhnya pulih namun anggota Agensi sepakat untuk tetap beroperasi.

"Ohayou mo~, Atsushi-kun." Sapa balik Dazai dengan nada ceria yang biasanya.

"Dazai-san, bagaimana kabar Chuuya-san?"

"Chuuya jauh lebih baik dan lebih manis lagi." Dazai menangkup kedua pipinya sambil tertawa tidak jelas yang membuat Atsushi tersenyum lembut. Paling tidak seniornya ini sudah kembali bersemangat seperti biasanya.

"Misi apa hari ini, Atsushi-kun?"

"Ada yang melapor mengenai kasus pembunuhan dan ini sudah ditangani oleh Ranpo-san. Lalu, mungkin Dazai-san berminat untuk mengambil kasus pencurian permata ini?"

"Hais.. itu membosankan. Aku tidak tertarik. Lebih baik aku tidur siang~" Dazai berputar ria meninggalkan Atsushi.

"Chotto Dazai-san!" panggil Atsushi yang tak dihiraukan oleh Dazai.

Atsushi menghela nafas pasrah. Dazai kembali menjadi pemalas yang menyebalkan.

..

Dazai terpaksa menjalankan misi atas paksaan dari Kunikida. Mereka menanggani kasus pembunuhan dan perampokan yang terjadi. Awalnya Dazai menolak namun Kunikida menyeret pemuda itu hingga membuat Dazai harus ikut serta.

Walaupun yang selalu Dazai lakukan adalah mengeluh dan tidak membantu Kunikida sekalipun. Misi itu berjalan dengan sukses walau Kunikida menjadi lebih pemarah dari sebelumnya. Dia seperti wanita yang sedang PMS dengan tulisan 'senggol gue bacok' di kepalanya.

"Kau! Seandainya saja kau tidak berhenti untuk mengagumi tali tambang tidak berguna itu, kita pasti bisa menyelesaikannya sesuai dengan jadwalku! Dasar jisatsu maniak!"

"Heeh~ Arigatou Kunikida-kun~ aku merasa sangat terharu dipuji seperti itu oleh mu."

Kunikida mematakah pena nya entah untuk keberapa kalinya. Dia mencekik Dazai yang masih sibuk meracau mengenai kesehatan dalam bunuh diri atau mengenai hal-hal aneh lainnya.

"Hora-hora~ Kunikida-kun tidak tahu ya, jika melompat dari tempat tinggi itu baik untuk kesehatan jantung?" ujar Dazai. Kunikida berhenti mencekiknya dan menatap Dazai dengan pandangan bingung.

"Souka?"

"Hm! Hora, memo memo!" ujar Dazai semangat. Kunikida membuka buku idealis miliknya dan mulai mencatat.

"Melompat.. dari.. tempat tinggi.. baik.. bagi kesehatan.." gumam Kunikida sambil menulis.

"Uso dakedo." Ujar dengan tampang tanpa dosa. Kunikida mematahkan pena nya lagi dan beralih menendang Dazai.

Chibi Chuuya?!Where stories live. Discover now