6. Kalvin adalah Kevin

714 483 85
                                    

"Serius dia bilang sendiri kek gitu ke gue. Entah perasaan gue aja atau gue yang emang gampang baper kali ya." curhat Syifa tentang Kevin kepada teman temannya.

"Bisa juga sih. Selagi kan lo cantik cute." sahut Rama.

Teman temannya menatap ke arah Rama begitu juga Syifa.

"Ada yang salah ya?"

"Wah! Ternyata lo suka sama Syifa juga ya." Tissa menaikkan alisnya menggoda Rama.

"Eh gue mau ke toilet dulu ya mau buang air besar." pamit Akbar sebelum pergi ke toilet.

"Mau BAB ajah pake izin segala." sindir Gibran.

"Gak lah! Astagfirullah." Rama mendorong badan Tissa.

"Tissa anter gue ke kantin yuk." ajak Syifa dan Tissa hanya mengangguk saja.

***

"Ciptaan tuhan emang good banget." ucap Tissa ketika melihat anak Volly sedang latihan.

"Ck! Kelamaan jomblo sih gini." ledek Syifa.

Keadaan kantin lumayan sepi.

Segerombol lelaki datang ke kantin dengan suara yang menggangu telinga apa lagi suara Kiki.

"Berisik banget sih." kesal Tissa.

"Dah yuk ke lapangan. Bentar lagi mau mulai kan?" ajak Syifa.

Ketika ingin keluar mereka dicegat oleh Bright terlebih dahulu.

"Apa?" suara Syifa seperti orang cuek.

"Buat siapa tuh? Bukannya lo gak terlalu suka sama air putih?" tanyanya menunjuk botol aqua yang Syifa bawa.

"Buat Orang." Syifa hendak ingin pergi tapi lagi lagi tangannya di cegat oleh Bright lagi.

"Serius." tegas Bright.

Dari wajah Bright memang pria itu sedang serius. Pasalnya Syifa tak terlalu suka air putih. Lalu itu buat Siapa? Apakah itu untuk pacar barunya?

"Apa muka gue terlihat lagi bercanda? Engga kan?" tegas Syifa lalu pergi dari hadapan Bright lalu di susul oleh Tissa.

Tissa berusaha lari lebih cepat lagi karena ia sudah sangat jauh dengan Syifa.

"Tumben jutek." sindir Tissa.

"Udah capek." sahut Syifa dengan suara pelan.

"Hah apa?"

"Gak."

***

"Tumben tuh cewe jutek, biasanya kalo di samperin sama lo langsung kek seneng gitu." cibir Marcel.

"Gue juga gatau." sahut Dio.

"Gue ngomong ke Bright."

"Mungkin itu buat dia sendiri kali." tebak Dio.

"Gak mungkin banget, gue tau Syifa orangnya gimana. Dia itu agak gak suka gitu sama air putih. Dia sukanya susu coklat." Jelas Bright.

"Lo kenal banget ya sama Syifa?" Tanya Kiki.

"Ya kenal lah, gue sama dia aja pacaran 2 tahun. Apa lagi coba yang gue gak tau."

"Udah lah Bright mungkin itu buat Syifa sendiri." Sahut Dio.

Bright memikirkan apa yang dikatakan Dio. Ada benarnya juga. Tapi Bright tetap tak percaya bahwa Syifa akan menghabiskan dua botol air putih.

"Kita ke lapangan aja ikutin si Syifa." ajak Bright lalu keluar dari kantin dan disusul juga oleh teman temannya.

"Tuh Syifa." tunjuk Kiki ke arah seorang perempuan bersama temannya dan satu orang lelaki.

Bright mengikuti arah tunjuk Kiki dan benar disitu ada Syifa, Tissa, dan satu orang lelaki yang sedang akrab sekali mengobrol dengan Syifa.

Bright pernah sesekali bertemu orang itu. Tapi ia tak tau namanya. Setau Bright orang itu adalah pemain volly.

"Coba kita duduk di sebelah mereka tapi jangan sampai kelihatan."

Bright dan teman temannya berjalan mendekati Syifa lalu duduk agak jauh tapi masih bisa kelihatan oleh Bright tapi tidak dengan Syifa.

"Kek nya Kevin suka deh sama lo Syifa." tebak Tissa.

"Gak lah. Kita kan cuma belajar bareng aja." sahut Syifa.

Bright menatap Syifa dari jauh namun gadis itu tak menatapnya. Syifa menatap ke ara pemain Volly yang tadi mengobrol dengannya.

"Bro, itu namanya siapa?" tunjuk Bright ke arah pemain Volly yang sedari tadi ditatap oleh Syifa.

"Kalvin." jawab Kiki.

I Am WrongWhere stories live. Discover now