20. is that you?

215 71 43
                                    

Sebelum kembali ke kelas terlebih dahulu gadis ini ke toilet untuk membersihkan wajahnya yang musam akibat tangisan kecilnya saat di atap sekolah.

Setelah itu Syifa keluar lalu buru buru ia ke kelas takut gurunya sudah datang. Ia menghela napasnya lega ternyata Bu Adel selalu guru matematika belum datang.

Syifa duduk lalu menenggelamkan wajahnya bersama kedua tangannya di atas meja. Ia masih teringat kejadian tadi saat Bright membentaknya. Syifa pikir bahwa dirinya salah karena telah cemburu hanya karena hal sepele.

Saat ini Syifa akan belajar menahan kecemburuannya. Ia juga berpikir bahwa tindakan tadi yang ia lakukan kepada Nala itu salah.

"Lama banget sih abis dari mana? " Kesal Rama.

"Abis samperin Bright."

"Lo abis nangis ya? " Tebak Rama kemudian Syifa menggeleng. Rama seperti pesulap yang bisa menebak sesuatu dengan benar.

"Masa gue di buat nangis sama Bright? Gak mungkin banget. " Syifa terkekeh.

"Hm yaudah. "

"Ini Bu Adel lama banget sih." Teriak Akbar sambil meregangkan otot tangannya.

"Gabut gabut gini enaknya ngapain ya. " Gibran berkeluh kesah.

"Godain pacar orang weh, nanti kalo putus jadian sama kita kan enak." Zidan mengusulkan pendapat yang langsung di respon oleh Akbar dengan anggukan kepala.

"Gimana kalo kita godain Selfia? Lumayan tuh. Nanti kalo dia putus sama Gibran ya jadian sama gue. " Gibran melototkan matanya mendengar ucapan Akbar.

"Dih Selfia nya juga gak bakal mau kali sama lo." Tukas Rama.

*****

Syifa merapihkan buku buku matematika miliknya dan juga punya Tissa. Teman sebangku nya itu sedang adik tertidur. Syifa jadi tak tega membangunkannya. Syifa bangun dari kursi lalu keluar kelas.

Rama yang duduk di belakang Syifa hanya bisa diam menatapi kepergian gadis itu. Syifa mengetuk pintu kelas itu. Ia sudah mengetuk tiga kali, ketika pintunya dibuka...

Ia berharap itu adalah Bright tapi ternyata dugaannya salah. Orang itu adalah Nala, gadis yang selalu saja di mata Syifa.

"Lo lagi lo lagi?! Ngapain sih!" Kesal Syifa menginjakkan kakinya beberapa kali.

"Aku kan kelasnya disini, " Ucapnya membuat Syifa sontak terdiam sejenak. Benar juga ucapan Nala bahwa memang Nala adalah salah satu murid yang sekelas dengan Bright.

"Tapi kenapa lo yang keluar sih males gue liatnya. " Syifa beralasan. Awalnya Syifa sedikit kasihan terhadap Nala tapi sekarang sudah tidak lagi karena melihat kehadiran Nala di kelas kekasihnya.

Apapun yang Nala lakukan pasti akan selalu salah dimata Syifa.

"Bright mana?" Mendengar itu Nala langsung memanggil Bright dan tak lama lelaki itu pun keluar.

"Apa lagi sih Syifa? " Ucapan Bright membuat hati Syifa sedikit sakit. Syifa harap Bright akan senang ketika di samper olehnya tapi ternyata itu hanyalah harapan Syifa saja.

"Mau ke kantin gak?bareng yuk!" Ajak Syifa mencoba terlihat akrab dengan Bright di depan Nala agar tak terlihat bahwa mereka sedang bertengkar.

"Lo aja sendiri sana sama Rama, Nala ayo kita belum kerjain tugas Bahasa Inggris dari Bu Kina," Bright menarik tangan Nala kembali masuk ke dalam.

I Am WrongWhere stories live. Discover now