13. Nala lagi Nala lagi

353 190 34
                                    

"Kevin kok jarang deketin lo lagi sih.?"Tissa menyenggol tangan Syifa.

Syifa melirik sebentar ke arah Kevin yang sedang berjalan melewati mereka. Syifa berpikir apakah Kevin sedang marah padanya?

Syifa mengangkat bahunya memberi isyarat bahwa ia tak tau. Ia memilih untuk melanjutkan makan.

"Syifa pulang bareng ya, soalnya gue belum ngerjain soal IPA hehe." Rama tersenyum lebar.

Syifa mengangguk saja.

"Eh gue gak bisa pulang bareng lo. Gue mau ke Bright dulu." Lanjut Syifa.

Rama memudarkan senyumannya lalu ia mengangguk mengerti.

*****

Syifa melangkahkan kakinya menuju kelas Bright. Ia sudah memilih jawabannya. Semoga ini pilihan yang terbaik.

Ia membuka pintu kelas itu, ada sosok Bright sedang mengerjakan sesuatu dengan seorang perempuan di sampingnya. Gadis itu nampak sedang mengerjakan sesuatu seperti Bright.

Syifa hendak mendekati Bright tapi sebelum itu ia lebih memilih kembali keluar.

Huh belum balikan aja udah bikin sakit hati lagi, kesal batin Syifa.

Syifa mengetuk kakinya dua kali pada lantai agar terdengar di telinga Bright.

"Loh kamu?" Syifa kira orang itu adalah Bright tapi ternyata Nala, gadis yang tadi mengerjakan tugas di samping Bright.

Syifa menghela napasnya kasar. Selain Nala emang gak ada cewe lain gitu?

"Apa?" Sahut Syifa cuek hendak pergi.

"Bright nih ada Syifa." Teriaknya membuat Syifa membulatkan matanya tak percaya.

Syifa berbalik badan dan langsung mendapati Bright di depannya. Ia mencari sosok Nala tapi sepertinya gadis itu sudah masuk ke kelas.

Cepat sekali bung.

"Mau ngajak pulang bareng tah iya?" Goda Bright sambil menaikkan alisnya.

Syifa menatap Bright dengan tatapan sumringah.

"Gak tuh." Sahut Syifa cuek.

"Terus mau ngajak siapa? Nala?"

"Nalaaa siniii di panggil sama Syifaaa. " Teriak Bright membuat Syifa berdecak kesal.

"Kenapa sih Bright?" Tanya Nala menghampiri mereka.

"Ini Syifa ngajak pulang bareng jeh," Bright menunjukkan Syifa.

Syifa tersenyum kecut. Lagi lagi Nala.

"Masa iya? Ah bercanda kamu." Nala mendorong bahu Bright.

"Ih serius kalo gak percaya tanya aja orangnya." Bright membela dirinya sendiri.

"Kamu mah gitu suka boong, mana aku percaya."

Berasa jadi nyamuk, Syifa merutuki dirinya sendiri.

Syifa menghela napasnya kasar lalu ia lebih memilih pergi meninggalkan mereka berdua.

Syifa duduk di halte. Ia menatap ke sekitar mencari angkot ataupun bus untuk pulang.

Angkot dan bus tak kunjung datang. Ia lebih memilih membuka novelnya sambil menunggu.

Tin tin.

Syifa mengalihkan pandangannya menatap ke orang itu.

"Gitu ajah ngambek sih sayang." Goda Bright dari jauh dan shit itu membuat pipi Syifa merona.

"Apaan? Gak ngambek tuh." Jawab Syifa ketus.

Syifa memasukkan novelnya ke dalam tas lalu hendak pergi dari hadapan Bright.

Syifa tersentak kaget ketika Bright menggendongnya dari belakang.

"Bright gak lucu sumpah. Turunin aaaa!!!" Teriak Syifa.

Bright menaruh Syifa di atas motornya. Kemudian ia menyalakan motornya hendak mengantar Syifa ke rumahnya.

Tak perlu membutuhkan waktu lama akhirnya mereka sampai di rumah Syifa.

"Bright aku-" Bright menutup mulut Syifa.

"Besok aja, aku tau kamu butuh waktu." Jelas Bright perhatian.

Syifa mengangguk sambil tersenyum kecil.

"Aku pulang dulu." Pamit Bright.

"Makasih udah nganterin aku, hati hati."

*****

Bright memikirkan motornya di tempat parkiran motor untuk yang akan latihan Basket. Bright sudah menyiapkan bajunya di tas.

Ia masuk ke lapangan itu. Teman temannya sudah siap kecuali dirinya.

"5 menit buruan! Jangan lama kayak cewe." Ancam Marcel kemudian Bright mengangguk berlari menuju kamar mandi untuk ganti baju.

Tadinya Bright ingin ganti baju di rumah Syifa tapi menurutnya itu tak sopan.

Bright keluar dari kamar mandi lalu ia segera berlari menuju lapangan.

"Kok belum latihan?" Tanya Bright lalu mereka semua menggeleng.

"Kenapa?"

"Masih ada yang belum dateng. "

Bright mengangguk. Ia mendekati tasnya lalu memasuki baju sekolahnya ke dalam tas.

"Gimana Syifa udah nerima lo belum?" Tanya Marcel menghampiri mereka.

"Pasti Terima dong. Mana ada yang nolak cowok kek gue. Tapi gue lagi males sama dia jadi gue bilang besok aja jawabnya. " Sombong Bright.

"Nala gimana? Udah baikan? " Tanya Marcel lagi.

Bright mengangguk.

"Lumayan sih, tapi kayanya dia agak kaku gitu kalo deket sama gue."

"Oh. Hmm Bright gue punya temen namanya Kayla. Dia cantik dan pinter gitu lah ya persis deh kaya Syifa. Tapi dia gak egois kek Syifa. Lo mau pacaran sama dia gak?" Tawar Marcel.

Bright menggelengkan kepalanya. Saat ini ia tak ingin seseorang masuk ke hatinya terlebih dahulu. Tapi anehnya Syifa di perbolehkan masuk ke hatinya.

"Mending Syifa." Celetuk Bright.

"Hah? Apa? Gue gak salah denger kan?" Marcel menoleh, mencoba meyakinkan bahwa pendengarannya tak salah.

"Eh? Lo salah denger kali." Ucap Bright gelagapan.

Pritttttt.

Suara peluit berbunyi. Mereka semua kumpul di lapangan lalu memulai latihan.

****

Hai semuaaaaa.

Jangan bosen bosen ya di ceritaku.

Btw makasih untuk 8k readers😘

Senin, 6 Juli 2020.

I Am WrongTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon