16. Cemburu?

287 125 50
                                    

Syifa berlari agar ia bisa masuk terlebih dahulu sebelum gerbang di tutup. Tapi sayang, tapi sepatunya lepas hingga membuat gadis itu terjatuh.

Syifa bangun lagi lalu menatap ke arah gerbang sekolah yang sudah ditutup. Syifa menghela napasnya kasar. Hancur sudah harapannya.

Dengan rasa kesal gadis itu mendekati gerbang yang sudah tertutup dan ada anak OSIS di dalamnya yang sedang menanti anak anak telat. Ia teringat saat dulu ia telat dan harus berhubungan dengan Nala.

Hari ini terjadi lagi. Dimana ia telat dan harus berurusan dengan anak OSIS.

"Sekarang gue telat, jadi Lo gak usah nanya lagi." Ucap Syifa terlebih dahulu sebelum Nala menanyakan hal itu.

Nala menyobek kertas dari bukunya. Lalu ia menuliskan sesuatu di situ.

"Bersihin perpustakaan sampe istirahat," Nala memberikan sebuah kertas yang tadi ia tulis.

Syifa mengambil kertas itu lalu membacanya. Ia mengerutkan dahinya setelah membaca kertas itu.

"Kok gue di hukum? Padahal gue cuma telat 1 menit." Sarkas Syifa lalu meremas kertas itu dan membuangnya sembarangan.

"Telat berapa menit tetep di hukum dan itu udah ada aturannya." Jelas Nala lalu ia menyobek kertas dan menulis itu lagi.

"Dulu gue telat dua menit tapi itu gak di hukum, tapi sekarang gue telat cuma 1 menit kenapa di hukum?" Tanya Syifa tak percaya.

"Waktu itu aku salah," Nala beralasan.

"Alah bilang aja sekarang Lo itu mau balas dendam karena gue sama Bright udah balikan kan? Ngaku aja, emang jaman sekarang tuh pada suka balas dendam padahal itu gak baik." Syifa membentak Nala.

"Ka-kalian balikan?" Tanya Nala gugup.

Syifa mengangguk lalu ia tersenyum miring, "Iya kenapa emang?" Tanya balik Syifa sombong.

"Gapapa kok, cuma nanya." Nala beralasan.

Kemudian Nala berbalik meninggalkan Syifa.

******

Sudah beberapa kali Syifa membersihkan buku buku dengan tisu yang ia bawa dari rumah. Padahal perpustakaannya sudah bersih bahkan sangat bersih tapi kenapa harus di bersihkan lagi?

"Ini udah bersih, mata Lo kemana?"

"Lo yang matanya kemana? Udah tau mata gue ada disini tapi masih aja nanya," balas Rifal tajam.

Syifa terdiam, benar juga kata Rifal tapi ia tak mau mengalah dengan orang di depannya ini. Saat Syifa kelas sepuluh dirinya juga pernah di hukum oleh anak OSIS bernama Rifal dan hukumannya adalah membersihkan toilet.

"Dear Rifal, ini perpustakaan udah bersih kinclong dan glowing. Jadi apa lagi yang mau di bersihin wahai Rifal?!" Tanya Syifa tajam.

"Hem, yaudah Lo boleh ke kelas." Gumam Rifal lalu ia mencontreng nama Syifa di buku catatannya. Bertanda Syifa sudah selesai menyelesaikan hukumannya.

Syifa buru buru mengambil tas nya. Sebelum keluar ia menatap kesal terlebih dahulu ke arah Rifal.

"Dasar tiang." Ejek Syifa pelan lalu ia keluar dari perpustakaan.

Ketika ia melewati kelas Bright, sesekali ia melirik sebentar ke kelas itu. Hendak mencari Bright tapi ia tak menemukannya.

Syifa berhenti sebentar. Mengapa Bright tak ada di kelasnya? Padahal sekarang sudah jam masuk.

Syifa menghela napasnya pelan, mungkin saja Bright sedang membeli sesuatu atau ada kepentingan. Syifa merasa tenggorokannya kering. Ia menuju ke kantin untuk membeli susu coklat.

I Am WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang