23.Sebuah foto

261 40 32
                                    

Tok tok tok

Syifa memaksa matanya agar terbuka. Risma sudah berangkat kerja walaupun hari ini hari minggu. Syifa duduk sambil mengumpulkan niat untuk bangun.

Tok tok tok

"Duh, iya sabar napa, lagi enak enak bobo juga ih!" Kesal Syifa lalu berjalan hendak membuka pintu rumahnya.

"Haii Syifa!! Hari ini gue mau nginep! Bukan hari ini aja tapi kayanya selama seminggu deh!!"

Syifa melongo menatap Tissa yang membawa tas di punggungnya. Sebenarnya tak masalah, tapi yang menurutnya aneh adalah tas itu sangat besar. Seperti ingin mendaki gunung saja.

Tissa menaruh tasnya lalu menggiring nya masuk ke dalam. Ia menaruh tas nya di kursi lalu ia pun duduk di situ. Syifa masih terdiam di pintu.

Syifa memutar bola matanya malas, yang punya rumahnya belum mengizinkan masuk tetapi Tissa asal masuk saja. Kemudian Syifa duduk di samping Tissa.

"Ngapain dah lo bawa kek beginian?" Tangan Syifa membuka tas Tissa perlahan.

Di tas itu terlihat ada Beberapa baju, celana, dan pakaian dalam. Syifa melirik ke arah Tissa lalu menyipitkan matanya.

"Apaan? Gue mau nginep selama dua hari, boleh kan? Gue udah izin sama tante Risma, katanya rumah ini terbuka lebar buat gue." Tissa berjalan ke arah dapur.

Tissa membuka pintu kulkas lalu mengambil beberapa makanan. Setelah itu, ia kembali ke tempatnya semula.

"Tumben nginep, dalam rangka apa?" Tanya Syifa.

Tissa yang sedang memakan kue kemudian menoleh ke arah Syifa yang masih bertanya tanya.

"Di rumah gue ledeng nya mati selama dua minggu! Gila gak coba?! Dia pikir gue minum pake apa kalo gak ada air?!!" Pekik Tissa yang tadinya santai sekarang malah sebaliknya.

"Gue sampe mau nangis." Lanjutnya, Syifa mengerutkan dahinya tak mengerti. Tissa yang mengerti ekspresi Syifa ia langsung melanjutkan pembicaraannya.

"Ya bayangin lah, kalo gue gak minum bisa bisa gue mati. Gue belom tobat tau!!"

Syifa menghela napasnya kasar, ia pikir ada sesuatu yang parah tapi ternyata hanya ini.

"Ya makannya cepet tobat, jangan nanti nanti. Keburu di cabut nyawa lo!!!" Ancam Syifa tak main main kemudian Tissa mengangguk.

"Gue lagi hijrah, secara perlahan tapinya."

Syifa mengangguk, "Gue mau ke kamer dulu, kalo lo mau tidur bisa tiduran di kamer belakang ye, gue gak mau tidur barang lo karena lo suka ngompol. " Ucap Syifa sebelum pergi meninggalkan Tissa.

"Eits! Itu kan dulu!" Cegah Tissa dan Syifa tak perduli itu karena dirinya masih mengantuk.

Syifa memasuki kamarnya lalu membaringkan tubuhnya di atas kasur. Membutuhkan beberapa menit untuk kembali ke alam tidurnya.

"Syifa! Di panggil panggil tuh ya!" Pintu kamar terbuka menampilkan Tissa dengan omelannya.

Syifa membuka matanya perlahan, "Apaan sih? Lagi enak enak tidur juga."

"Tuh di depan ada mas terang." Ucap Tissa kemudian melenggang pergi dari hadapan Syifa.

Mas terang?

Itu adalah julukan seorang Bright dari orang orang yang mengenalnya. Seketika timbul senyuman di wajah Syifa. Namun beberapa menit kemudian senyuman itu hilang ketika Syifa melihat dirinya sendiri di kaca.

Ia belum mandi!

"Tissa bilang gue mau mandi dulu gitu!!" Teriak Syifa kemudian mengambil handuk lalu mandi.

I Am WrongWhere stories live. Discover now