Prolog

6.1K 315 58
                                    


Rules
[BoruSara Fanfiction]

Tentang takdir yang menikam tawa dan membelai lara.

Tentang peraturan bodoh yang inginnya diruntuhkan detik ini juga.

Tentang kita, yang saling percaya meski celaan meraja di udara.

Dan tentang kita, yang memilih untuk tetap memendam rasa.

Rules
[BoruSara Fanfiction]
Written by Najla_RL

Semilir angin berembus dengan lembut. Langit biru menaungi dunia bersama lembaran awan. Awan bergerak seumpama kapal di lautan, ia bergerak di kala angin menyapa dirinya. Cahaya matahari mengusap kulit dengan kehangatan. Siapa pun berharap, bahwa hari ini akan berakhir dengan baik.

Safir sebiru langit itu berkedip antusias. Ia berlari, sembari melambai singkat pada seseorang yang tadi telah menghabisikan waktu berdua dengannya di gerai hamburger. Rambut keemasan miliknya disapu angin, membuat dirinya tersenyum lebih ceria.

"Aku harus cepat 'ttebasa!"

Langkahnya mengarah pada area sungai besar yang membelah Desa Konoha. Entahlah ini masih pantas disebut sebagai sebuah desa atau tidak. Karena nyatanya, Konoha yang sekarang terlihat seperti sebuah kota besar.

"Untung Mitsuki tau dia hari ini latihan di mana. Kalau tidak, mungkin aku harus keliling desa untuk mencarinya." Pemuda itu bermonolog tanpa menghapus senyuman di wajahnya.

Selalu seperti ini. Dalam diam berlagak biasa saja, padahal relung hatinya dipenuhi oleh kehangatan setiap kali gadis itu berada di sisinya, setiap kali gadis itu menatapnya.

Pemuda berjaket hitam itu melompat ke atas pohon, bertumpu pada dahan terkuat kemudian kembali melompat ke pohon lain. Ia menggigit bibirnya menahan senyuman, ketika sungai besar itu dapat ia lihat.

"Hampir sampai."

Akhirnya ia sampai. Segera pemuda itu duduk di dahan pohon yang paling rimbun. Dari balik dedaunan ia melihat sesuatu yang membuatnya merasa gembira.

Semoga tak ada yang menyadari keberadaannya.

° ° °

"Sarada, ayo istirahat. Aku lelah." Seorang gadis bersungut kesal. Ia mengibaskan rambutnya kemudian duduk di atas tanah.

"Sedikit lagi, Chouchou. Aku harus bisa kali ini."

Gadis berkulit cokelat yang duduk di atas tanah -Chouchou namanya- hanya menatap acuh tak acuh pada gadis berkacamata yang berdiri dua meter di hadapannya.

"Aku harus bisa." Gadis berkacamata itu menatap penuh fokus pada batu besar yang ada di dekat sungai. Tangan kanannya terkepal.

"Aku heran, deh," balas Chouchou. "Kamu berlatih terlalu gigih. Aku tahu kalau kamu itu sudah lelah. Dari tadi pagi melatih chidori terus. Huh."

Gadis berkacamata itu mengabaikan ucapan Chouchou. Ia lebih memilih untuk fokus membentuk chidori yang memang harus ia kuasai hari ini. Air mukanya tampak amat serius.

Rules [BoruSara Fanfiction]Where stories live. Discover now