10; Menyedihkan

1.4K 179 19
                                    

Happy Reading
___


"Mama."

"Hm?" Sakura tak menoleh. Namun membalas panggilan Sarada.

"Boleh aku bertanya?"

"Tentu."

Sarada berdiri di sisi Sakura dengan kedua tangan terkepal. Mendadak ia ragu untuk mengutarakan pertanyaannya.

"Mau bertanya soal apa, Sarada?" tanya Sakura sambil menoleh.

"Tapi Mama harus berjanji, bahwa Mama akan menjawab pertanyaan Sarada dengan jujur."

Sakura menaikkan kedua alisnya. Mata hijau wanita itu berkedip bingung.

Sarada menggigit bibirnya sesaat. "Ini ... ini soal Boruto dan Papa."

Sakura mengerjap.

"Apa Mama tahu, apa alasan dari kepergian mendadak mereka? Mereka pergi bersama, 'kan? Sarada tahu bahwa Papa tidak pergi sendirian kali ini, Mama."

Sakura seketika berdeham samar. Wanita itu berbalik lantas berjalan menuju kulkas. "M-Mama tidak tahu apa-apa, Sarada."

Sarada menyendu. Lagi-lagi semuanya dirahasiakan. Sarada tahu bahwa Sakura baru saja berbohong, terlihat jelas dari nada bicara dan gerak-gerik wanita itu. Sarada menghela napas lelah sembari berbalik badan, ia ingin kembali ke kamarnya untuk beristirahat.

Sakura menoleh dengan mata redup. Ia dapat melihat bahu mungil putrinya yang melemah. Melihat Sarada berwajah muram, rasanya dapat membuat Sakura bersedih.

"Sarada," panggil Sakura.

Sarada berhenti berjalan tanpa berbalik badan.

Sakura menghampiri Sarada, berdiri di sisi kanannya. Perlahan tangan Sakura mengusap bahu Sarada. "Sarada khawatir?"

Sarada tertunduk dengan wajah sendu.

Sakura tersenyum kemudian membalik tubuh Sarada hingga gadis itu berhadapan dengan dirinya. Sakura memegang kedua bahu Sarada. "Sarada, tatap Mama."

Sarada menggeleng.

"Tatap Mama, Sarada."

Sarada menoleh.

Sakura tersenyum ketika melihat kekhawatiran yang membayang di kedua mata Sarada. Tanpa bertanya pun, Sakura tahu teruntuk siapa rasa khawatir itu Sarada tujukan.

"Boruto akan tetap baik-baik saja, Sarada."

Sarada mengerjap.

Sakura tersenyum. "Ayo mengaku! Sejak kapan kau mengkhawatirkan Boruto?"

Sarada seketika membuang muka. Gadis itu menjauh dari Sakura. "S-siapa yang mengkhawatirkannya, Mama?" balas Sarada. "Dia tidak pantas untuk dikhawatirkan. Setelah dia terang-terangan menjauhi Sarada, lalu pergi dari Konoha dengan alasan misi rahasia, kenapa Sarada harus mengkhawatirkannya? Dia itu menyebalkan. Mama tahu? Dia bahkan tidak mau memberitahu alasannya pergi kepada Sarada. Padahal Sarada penasaran, padahal Sarada ingin tahu, padahal Sarada ...." Suara Sarada melemah. Gadis itu kembali berwajah muram.

Rules [BoruSara Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang