02; Naluri Sasuke

2.2K 261 39
                                    

Happy Reading
___

Boruto tahu ini masih terlalu pagi. Masih terlalu awal untuk bertamu ke rumah orang. Fajar belum naik sepenuhnya. Angin dingin masih membelah kota dengan gesit. Lampu-lampu rumah warga masih menyala.

Boruto mengetukkan sepatunya pada lantai, ragu untuk melakukan sesuatu. Tapi pada akhirnya, Boruto mengembuskan napas dalam-dalam. Ia laki-laki, harus berani.

Tombol bel ditekan sebanyak tiga kali oleh Boruto. Setelah itu Boruto berjalan mundur satu langkah. Ia menyiapkan dirinya untuk bertemu dengan seseorang.

Klek.

"Terlalu pagi untuk bertamu, Bocah."

Boruto tersenyum lega ketika sosok itu muncul dari balik pintu.

"Maaf, Sasuke-san."

Sasuke mendengus kesal. Lelaki paruh baya itu memegang bingkai pintu. "Ada apa? Tumben bertamu sepagi ini."

Boruto mengintip ke balik tubuh Sasuke. Ia lihat lampu rumah Sasuke menyala.

"Sakura sedang memasak," ucap Sasuke. "Kalau yang kau cari itu Sarada, dia mungkin masih mandi."

"A-a." Boruto segera menggeleng sambil mengusap tengkuknya. "A-aku ke sini itu mencari Sensei, kok. Aku tidak mencari Sarada atau Bibi Sakura."

Sasuke menaikkan sebelah alisnya. "Mencariku?"

"Iya, Sensei."

"Memangnya ada perlu apa?"

Boruto menarik napas pelan. "I-itu, apa Sensei bisa menghabiskan waktu siang hingga sore nanti denganku, 'ttebasa? Seperti biasa, di tempat latihan kita," jelas Boruto.

Mendengar penjelasan itu, Sasuke kembali menaikkan sebelah alisnya.

° ° °

"Kamu sedang ada masalah, ya?"

"Nggak, kok."

Sarada mematikan keran yang ada di wastafel. Gadis itu menatap tetesan air yang masih menetes dari keran meskipun kerannya sudah dimatikan. Benak Sarada memutar bayangan singkat terkait Boruto di hari kemarin.

Senyuman dan tatapan sendu itu, masih membuat Sarada merasa tak tenang.

"Ada apa dengannya?"

"Sarada ada jadwal apa, hari ini?" Sakura yang masih duduk di kursi makan bertanya.

"Mau latihan, Ma. Hari ini jadwal latihan mingguan tim tujuh bersama Konohamaru-sensei."

Sasuke meneguk segelas air. Dari ekor mata ia dapat melihat Sarada melampirkan rambutnya ke balik telinga. Gadis itu sedari tadi tak banyak berbicara.

"Kalau begitu, aku berangkat sekarang." Sasuke berdiri.

"Papa mau ke mana?"

"Kantor Hokage."

Setelah itu, Sasuke bergegas pergi dengan Sakura yang mengantarnya sampai di pintu apartemen.

Sarada berjalan menuju kamarnya. Pintu berdecit ketika tangan Sarada mendorongnya untuk terbuka. Usai menutup pintu, Sarada menghampiri nakas untuk mengambil sebuah buku.

Rules [BoruSara Fanfiction]Where stories live. Discover now