0.1

1.4K 165 57
                                    

udah lama ga nulis work, wkwk dahla

o - o

"Satria, adik kamu, cantik" Ardan mengatakan itu dengan muka lempengnya.

"Nikahin aja pak, ikhlas saya" ucap Satria meledek, bagaimana bisa Ardan mengatakan seperti itu, jelas-jelas adiknya itu burik, di matanya.

"Iya nanti saya nikahin" ucap Ardan sambil berlalu melewati Satria, memasuki rumah dan duduk di tempat yang sudah ditata oleh Satria.

Ardan dan Satria terlihat sangat fokus dalam rapat kecil itu.

"Saya suka ide anda, saudara Satria. Bagaimana? Anda tertarik untuk melanjutkan ide ini?" tawaran Ardan membuat mata Satria membulat sempurna.

Ia terlihat sangat senang hingga tidak bisa berkata apapun lagi. Wajar jika ekspresinya seperti itu, ide-idenya yang dahulu, ditolak mentah-mentah oleh Ardan.

"Terimakasih pak, terimakasih" Satria membungkuk berulang kali di hadapan Ardan.

"Satria" Ardan memanggilnya dengan nada akrab.

"Kenalkan saya dengan adik kamu, saya benar-benar tertarik dengannya" Ardan tersenyum.

"Ha?" sungguh Satria tidak tau harus senang atau sedih. Senang karena jika hubungan bos dan adiknya benar berjodoh, maka ia bisa kecipratan kekayaan Ardan. Sedih jika memikirkan umur mereka yang selisih 8 tahun.

"Saya bercanda" Ardan tertawa renyah. Satria pun ikut tertawa.

"Tapi saya benar-benar tertarik dengan adik kamu, bagaimana? apakah kamu merestui hubungan kami nanti?"

o - o

Ardan memasuki rumah, oh bukan lebih tepatnya mansion, terlalu besar untuk disebut rumah.

"Sudah pulang, sayang?" Ibu Ardan menghampiri anaknya, lalu memberikan pelukan hangat, Ardan menerimanya.

Ayahnya yang baru saja menyesap kopinya melirik, "Darimana kamu?" dengan suara tajam.

"Cari duit" Ardan melepas pelukan ibunya, lalu melenggang pergi dari hadapan orangtuanya. Menaiki lift untuk sampai ke lantai 3, kamarnya.

Mansion ini hanya ditinggali oleh mereka bertiga, sisanya hanya maid dan pengurus mansion lainnya.

Sedikit saya jelaskan tentang orang tua Ardan.

Budi Setya Wijaya, sang kepala keluarga. Marga keluarga ini harusnya Wijaya, namun Ardan sebagai anak tunggal mereka menolak mentah-mentah marga tersebut, dan memilih menjadikannya nama tengah saja. Ia lebih suka membuat marganya sendiri.

Pemilik Wijaya Business. Budi seorang CEO yang bisa terbilang kejam. Pekerjaannya bukan dalam bisnis halal, namun dalam bisnis haram, peminjaman uang dengan bunga 30%. Banyak yang sudah menjadi korban bisnis ayahnya ini. Ia tidak segan-segan merebut semua barang milik orang yang tidak bisa membayar hutangnya. Selain Wijaya Business, ia juga memiliki Wijaya Company. Perusahaan ini tidak terlalu bersih, mereka berbisnis melalui properti. Bisa tanah, rumah, gedung, dan lainnya. Kekayaan miliknya bisa sampai 10 triliun bertahun. Maka dari itu tidak susah baginya untuk membuat sebuah mansion.

Ratna Permata Hasari, sang pemegang kekuasan kedua dalam hidup Ardan, yang pertama tentu sang kepala keluarga. Ratna tidak bekerja, ia bertugas untuk mengelola pemasukan dan pengeluaran keluarga saja. Ia menyayangi Ardan dengan tulus. Kelemahannya adalah ia terlalu penurut. Ia tidak bisa membantah perintah suaminya. Apapun akan ia lakukan, walaupun harus membunuh, ia juga akan melakukannya. Bersyukur suaminya tidak pernah menyuruhnya untuk membunuh. Tapi siapa tahu, suatu saat nanti ia bisa menyuruhnya membunuh seseorang.

MY PERFECT CEOWhere stories live. Discover now