1.2

529 44 3
                                    

Seminggu berlalu, selama seminggu itu pula hubungan Nana dan Noval berjalan normal. Berkencan, nonton bioskop, makan bersama, jalan-jalan mengelilingi kota sudah mereka lakukan layaknya pasangan pada umumnya.

Sementara Ardan, ia mulai menjaga jarak dengan Nana. Bukan tanpa alasan, ia tidak ingin mengganggu hubungan mereka. Lagi pula Nana berpacaran dengan adiknya sendiri.

Cemburu? Tentu. Marah? Ia sangat marah. Kecewa? Kenapa ditanyakan lagi, ia sangat kecewa.

Ardan duduk di meja kerjanya, memeriksa seluruh dokumen yang harus ditanda tangani hari ini juga. Sambil memutar-mutar kursinya, ia membaca dokumen tersebut dengan teliti.

Oh ya, jangan lupa, game rancangan Satria akan dirilis tak lama lagi. Maka Ardan tidak bisa diganggu, ia sangat sibuk bahkan ia sering melupakan jam makannya.

Tok, tok, tok!

“Masuk”

“Siang, Ardan” sapa wanita paruh baya.

“Siang, Ma” Ardan tersenyum manis.

Ratna menaruh kotak makan di depan Ardan, “Kamu ga sarapan dan kata Ran kamu belum makan dari tadi” ucapnya.

Ardan menyingkirkan dokumen-dokumennya, “Iya maaf, Ardan lupa”

Ratna menggelengkan kepalanya, mengambil kursi lalu duduk di depan Ardan, “Makan” suruhnya.

Ardan menurut, ia memakan makanan yang dibawa oleh Ratna.

Ratna diam memperhatikan Ardan makan, “Soal Nana”

Ardan melirik Ratna.

“Mama udah lama ga liat dia, kemana dia?” tanya Ratna.

“Pergi, dari sisiku” ucap Ardan tanpa ekspresi lalu melanjutkan makannya.

Ratna diam, “Kamu ga berhasil dapetin dia?”

“Udah lumayan deket sih Ma, cuma ya gitu lah, males. Ardan lagi makan jangan diajak ngobrol mulu”

Ratna mengangguk, “Ya udah Mama pulang ya, habisin, kotak makannya jangan lupa dibawa pulang, mahal itu.” Ratna berjalan keluar dari ruangan Ardan.

Ardan memperhatikan kotak makan tersebut, “Ck, kotak makan apaan nih ada pahatan emasnya”

o  -  o

“Mau makan apa, Na?” tanya Noval membolak-balik kertas menu.

Nana memperhatikan dengan cermat menu tersebut, “Nasi goreng cumi aja deh, laper pengen makan nasi” ucapnya menutup menu.

“Nasi goreng cuminya 2, minumnya air putih 1, jus alpukat 1” pesan Noval pada pelayan rumah makan.

Nana tersenyum memperhatikan Noval.

Noval ikut menatap Nana, “Kenapa, hm?” tanyanya sambil tersenyum.

“Ga percaya bisa pacaran sama kamu” ucap Nana memangku dagunya.

MY PERFECT CEOWhere stories live. Discover now