0.3

1.1K 141 44
                                    

"Kita mau kemana om?" tanya Nana memainkan sabuk pengamannya.

"Sudah kubilang jangan panggil aku om" tegas Ardan.

Setelah perdebatan sengit antara Ardan dan Noval, akhirnya Noval mengalah dan Nana diantar oleh Ardan.

"Om kenal sama temenku tadi?"

"Ga"

"Trus tadi om ngapain bisikin dia?"

"Sengaja"

"Om gay?"

Ardan mendelik, "Pertanyaan menjijikan macam apa itu?"

"Hehe siapa tau kan gitu, om cuma mau mainin aku, nyatanya om gay, hehe" Nana nyengir sambil menunjukan jari v nya.

"Om mau kemana?"

"Ke tempat yang bukan seharusnya"

"Om mau ngajak aku ke surga kah?"

"Bacot"

"Ih galak"

"Ih bacot"

"Om!"

"Na!"

"Cubit nih!"

"Cium nih!"

"Anjing!"

"Ada akhlak kamu mengumpat didepanku?"

Sontak Nana menutup mulutnya sambil memukul mulutnya pelan.

"Aku mau ngajak kamu ke tempat yang bisa bikin kamu terharu" ucap tenang Ardan.

"Amosok" ledek Nana.

"Kalau kamu menyangkal lagi, aku ga akan segan-segan nurunin kamu disini" ancam Ardan.

Nana menutup rapat mulutnya dan memilih memperhatikan jalan saja.

o - o

"Bajingan!"

buuggh!

"Sialan!"

buggh buggh!

"Keparat sialan, berani-beraninya lo!"

bugh bugh bugh!

Noval berhenti memukul samsak didepannya. Nafasnya naik turun tak beraturan. Tangannya mengepal erat. Wajahnya memerah. Matanya juga memerah menahan air mata, kemarahan, dan kesedihan.

cklek!

Pintu terbuka, menampakkan teman-temannya yang memandang takut ke arah Noval.

"Napa lu? Tumben kaga di kostan" Gibran membuka suaranya.

"Paling patah hati" ledek Bagas.

"Ada cewek dia? Perasaan kaga ada dah" ucap Johan.

"Bacot" Noval berdiri, melepas sarung tinjunya, memperlihatkan tangannya yang sedikit memerah.

"Bir?" tawar Gibran.

"Udah gue bilang, gue cuma minum soda sama air putih sekarang" jawab Noval.

"Tapi lu tadi minum susu kotak" - Gibran

"Itu kan dari ibu negara" ledek Johan yang berakhir di tampol oleh Bagas.

MY PERFECT CEOWhere stories live. Discover now