0.7

900 90 15
                                    

BRAKKK!

Pintu ruangan itu dibuka dengan sangat keras oleh seorang gadis yang mengenakan kaos bergambar teddy bear, celana hitam selutut, dan rambutnya dikuncir kuda, ia adalah Nana.

"NOVAL!" teriaknya saat melihat Noval yang sedang bermain game di handphonenya dengan tangan kiri.

Noval kaget, ia hampir melempar handphonenya barusan. Noval menghembuskan napasnya pelan.

"Salam dulu kek, kaget tau" protes Noval, tangan kirinya mengelus dada.

Nana tidak menjawab, ia menelisik keadaan Noval. Memang tidak parah, tapi Nana tetap khawatir. Ia pun duduk di kursi sebelah kasur Noval.

"Kok kamu bisa begini sih?!" ucapnya khawatir.

"Ah, biasa anak motor kan bisa kecelakaan." jawab enteng Noval tak ingin Nana khawatir.

Nana berdecak pelan, "Temen-temen kamu kok ga kesini?"

"Ga gue kasih tau."

"NOVAL!"

"BABI SIALAN KAGET"

"MY BABY HONEY NOVAL KENAPA KAMU BISA DI SINI SIH SAYANG!" Gibran memeluk Noval secara tiba-tiba.

Yap, mereka teman-teman Noval. Bagas membuka pintu secara tidak berakhlak, Johan yang menangis drama, dan Bagas yang spontan lompat untuk memeluk Noval. Bisa dibayangkan se-stress apa Noval sekarang.

"Jahat banget ni orang kaga ngasih tau kita," ucap Bagas menjauhi Noval dengan tangan bersedekap di dada.

"Gue ga ngasih tau juga pasti bakalan ada yang ngasih tau kalian" ucap Noval melirik Nana, sedangkan Nana hanya nyengir dengan watadosnya.

Noval berdecih pelan.

"Kalian jenguk gua atau mau ngajak ribut? Kok kaga ada yang bawa buah kek apa kek," protes Noval.

"Kita aja langsung cabut kesini pas dikasih kabar kalo lo masuk RS" ucap Johan. Bagas dan Gibran mengangguk setuju.

Nana mengedarkan pandangannya ke tiap sudut, dan menemukan sebuah tas hitam kecil.

"Val, itu tas kamu?" tanya Nana.

"Oh itu-"

ceklek!

"Oh kalian di sini?"

Bagas, Johan, Gibran, dan Nana serempak menoleh ke arah pintu. Di sana, sosok Ardan yang memakai kaos hitam dan celana training serta menenteng kantong belanja.

Ardan dengan santai menaruh isi kantong itu di laci di samping kasur Noval.

"Val, tadi gue ga nemu sempak ukuran lo" ucap Ardan, matanya masih fokus menyusun isi belanjaan.

"Yah Bang, ya udah ambil di kostan gua aja, gatel anjir ga ganti-ganti dari kemarin" gerutu Noval.

Sementara makhluk lainnya masih terdiam mematung atas pemandangan didepannya itu.

Noval yang sadar situasi langsung mengenalkan Ardan, "Oh ini abang gua, Bang Ardan. Bang, ini temen-temen gua, yang pendek ini Bagas, yang agak item Johan, nah yang jelek itu Bagas." ucap Noval.

"Cocotnya"

"Sekata-kata ni bocah"

"Gebukin aja lah anjing"

Ardan tertawa renyah, "Saya Ardan" ucapnya tersenyum.

Ardan menatap Nana, "Kamu juga di sini, Na?" pertanyaan Ardan menyadarkan Nana dari lamunannya.

MY PERFECT CEOWhere stories live. Discover now