" SEVENTEEN "

9K 967 33
                                    

                                        " SEVENTEEN "









"Makasih" ucap Haechan pada Mark sebelum dia keluar dari taxi.

Haechan dan Mark naik taxi yang sama dan Mark menyuruh sopir mengantar Haechan lebih dulu.

Dan sebenarnya itu akal-ajakan Mark agar tau di mana rumah Haechan, mangkanya dia memaksa Haechan untuk naik ke taxi yang sama saat Haechan mencoba menolak.

"Uumm... sampai bertemu tiga hari lagi Hyung" ucap Mark.

Tiga hari lagi? iya tiga hari lagi mereka akan bertemu kembali, ettsss jangan berpikir macam-macam dulu, mereka bertemu hanya untuk mengambil mobil mereka yang ada di bengkel milik paman Mark.

"Sampai bertemu" Haechan melambaikan tangannya dan masuk kedalam perkarangan rumahnya.

Baru Haechan melangkah masuk, namun langkahnya harus terhenti saat melihat Jisung duduk di depan teras rumahnya.

"J-Jisung?" ucap Haechan terbata.

"Itu yang Hyung masuksud urusan?" ucap Jisung dengan nada datar.

"Uumm... Ji tad-"

"Hyung, aku tak tau apa salahku, Hyung bertemu dengan Karina tanpa memberi tahuku dan langsung mendiamkanku bahkan meminta untuk membatalkan pernikahan kita, jika Hyung tak ingin hubungan ini ada kenapa Hyung tak menolaknya dari awal?" ucap Jisung.

"Ji, Hyung akan jelaskan"

"Tak perlu Hyung, semua sudah jelas, dan sebuah masalah di selesaikan dengan saling terbuka bukan perselingkuhan" ucap Jisung langsung melenggang pergi meninggalkan Haechan yang sudah meneteskan airmatanya.

"Ji..Jisung tunggu!" teriak Haechan saat Jisung sudah masuk kedalam mobilnya bahkan sudah menyalakan mesin siap tancap gas.

Sedangkan Haechan hanya bisa menangis sambil menggelengkan kepalanya dan bergumam kalau dia tak pernah selingkuh.

                                            - - -ooOoo- - -


Haechan, mengurung diri di kamar setelah kejadian kemarin, baru pertama kali Haechan merasakan cinta dan sekarang dia di buat sakit oleh cinta juga.
(Woe cinta siapa nih..?? Gelud kita yok!).

"Aden ada teman adem datang" teriak bibi dari luar kamar Haechan.

Tak ada respon dari yang di dalam membuat bibi memilih untuk turun menemui tamu yang mengaku teman Haechan.

"Uumm... maaf den, aden Haechan sepertinya sedang tidur" ucap bibi.

"Tak apa bi, kalau gitu aku pamit dulu, kalau Haechan bangun tolong beritahu dia kalau Felix datang" ucapnya dan bibi mengangguk.

Ya, orang yang mencari Haechan adalah Felix yang merasa khawatir pada sahabatnya yang semalam menangis padanya dan hari ini ponsel Haechan tak aktif di tambah Haechan tak masuk kerja.

Dan di sekolah, Jisung berlagak tak terjadi apapun pada dirinya.

"Jeno, mana?" tanya Jisung yang baru sampai dan melihat Jaemin duduk di bangku depan kelas.

"Di kantor Kepsek" ucap Jaemin membuat Jisung terkejut karena sebandel-bandelnya mereka, mereka belum pernah masuk ruang Kepsek.

"K-kenapa di sana? buat kesalahan apa dia?"

Jaemin, menatap ke arah Jisung yang duduk di sampainya "siapa yang buat kesalahan?" tanya Jaemin membuat Jisung tambah bingung.

"Entah, lalu ngapain Jeno di ruang Kepsek?"

"Inget sama anak yang nabrak kita kemarin gak?" tanya balik Jaemin.

Jisung, mengingat-ingat siapa yang nabrak mereka kemarin karena dia tak merasa di tabrak siapapun.

"Aiihhh... lupakan, tuh Jeno udah balik" ucap Jaemin sambil menunjuk Jeno yang senyum-senyum mirip orang gila berjalan ke arah mereka berdua.

Jaemin dan Jisung menatap aneh Jeno yang tak menyadari keberadaan mereka dan berjalan masuk kedalam kelas melewati mereka.

Ddrrrttt....

Ponsel Jisung bergetar saat ada panggilan masuk pada ponselnya.

Jisung, menatap Jaemin yang juga menatapnya saat melihat nama kontak yang melakukan panggilan pada ponselnya.

Ddrrrtttt....

Sekarang giliran ponsel Jaemin yang bergetar karena ada panggilan masuk dan Jaemin melakukan hal yang sama seperti yang di lakukan Jisung sebelumnya.

"Dia kenapa?" tanya Jaemin dan Jisung hanya mengangkat kedua bahunya.

Ting..

Ting..

Jen Jen.
Gaess kalian di mana? aku udah di kelas tapi tak melihat kalian.

Nojamet.
Gaess kalian di mana? aku udah di kelas tapi tak melihat kalian.

Jaemin dan Jisung mendapat pesan yang sama dari Jeno.

Dan Jeno yang mungkin sudah gila beneran tak berhenti tersenyum sambil melamun setelah mengirim pesan pada dua sahabatnya sampai-sampai dia tak menyadari kalau dua sahabatnya sudah duduk di sebelahnya.



- - -ooOoo- - -

Jeno butuh rukiah 😑😑😑

"MY PERFECT HUSBAND" {JiHyuck} END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang