" EIGHTEEN "

8.5K 1K 17
                                    

                                       " EIGHTEEN "






Satu minggu berlalu, hubungan Jisung dan Haechan belum juga membaik.

Mereka masih saling diam dan tanpa kabar satu sama lain, Jisung kembali dengan aktifitasnya seperti sebelum mengenal Haechan.

"Hyung"

Jisung, menoleh dan melihat JeJe berjalan ke arahnya dengan boneka bear di pelukannya.

"Hyung kenapa?" tanya JeJe yang merasa kalau Jisung lebih suka murung akhir-akhir ini.

"Enggak" ucap Jisung sambil menggelengkan kepala "Hyung hanya bingung dengan pelajaran sekolah" lanjut Jisung saat jawaban enggak seperti tak di terima oleh JeJe.

"Oohhh... sekolah itu enak gak?" tanya JeJe dengan polosnya.

"JeJe mau sekolah?"

JeJe, terdiam karena dia juga tak tau sekolah itu yang bagaimana dan apakah sekolah itu aman untuknya, karena selama ini dia hanya tau hidup di jalanan bersama anak-anak jalanan yang sudah di anggap keluarga sendiri.

"Jangan takut, kalau JeJe sekolah nanti JeJe punya banyak teman baru" ucap Jisung yang sepertinya tau isi pikiran JeJe.

JeJe, menatap Jisung dalam sebelum turun pangkuan Jisung dan berjalan mendekati anak-anak lain.

Sebenarnya Jisung tak membedakan anak-anak lain dan JeJe, tapi karena JeJe yang paling kecil dan JeJe juga yang paling dekat Jisung, membuat JeJe seolah menjadi anak emas Jisung, namun tak ada rasa iri dari anak-anak lain karena mereka pun paham itu dan mereka lebih memilih sibuk mengamen untuk mencari uang agar tak kelaparan di banding harus cemburu dengan kedekatan JeJe dan Jisung.

- - -ooOoo- - -

Sedangkan di rumasakit tempat Haechan bekerja, Felix di buat heran dengan Haechan yang sering melamun satu minggu ini.

"Chan~aaa"

Haechan, menoleh ke samping di mana meja kerja Felix berada.

"Uummm?"

"Kau sakit?"

Haechan, menggelengkan kepalanya dan kembali murung dengan meletakkan kepalanya di lipatan tangannya.

Felix, yang melihat itu segera bangkit mendekati Haechan "Chan~aaa.... Kita berteman sudah cukup lama, apa kau masih tak percaya untuk menceritakan masalahmu?"

Mendengar itu Haechan mengangkat kepalanya dan langsung berhambur ke pelukan Felix sebelum akhirnya tangisnya pecah.

Felix, mengusap punggung Haechan agar lebih tenang, "satu minggu lalu kau mengurung diri di kamar, sekarang kau seperti ini, sebenarnya apa yang terjadi?" ucap Felix.

Haechan, melepas pelukannya dan menghapus air matanya sebelum mulai menceritakan masalah yang membuatnya murung seminggu ini.

- - -ooOoo- - -

"Hyung, ini rumah Hyung?" tanya JeJe sambil masuk ke apartementnya.

"Uumm... dan kau jangan lari-lari nanti jatuh" ucap Jisung.

Jisung, memutuskan mengadopsi JeJe dengan nama orang tuanya karena umur dia belum menjanjikan untuk mengurus anak.

Ya, setelah menawari JeJe untuk bersekolah, Jisung menghubungi orang tuanya dan meminta izin untuk mengadopsi JeJe, meski banyak perdebatan di dalamnya karena status Jisung yang juga masih seorang pelajar membuat orang tua Jisung khawatir, namun Jisung berhasil meyakinkan kedua orang tuanya dan saat itu juga Jisung membawa JeJe pulang ke Apartement yang sebenarnya sudah Jisung siapkan untuk dirinya dan Haechan.

"Hyung"

JeJe, berjalan mendekati Jisung yang sedang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.

"Kemana Haechan Hyung? aku merindukannya" ucap JeJe mengalihkan perhatian Jisung.

"Haechan Hyung sedang sibuk bekerja jadi tak bisa menemui JeJe"

JeJe, mengapouthkan bibirnya dan menunduk membuat Jisung bersalah membuat JeJe sedih.

"Hyung, akan menelfon Haechan Hyung untuk JeJe" ucap Jisung karena tak tega.

"Benarkah?" ucap JeJe kembali ceria saat mendengar Jisung akan menghubungi Haechan.

Dan sekarang gantian Jisung yang bingung bagaimana cara menghubungi Haechan.



- - -ooOoo- - -

Semoga JeJe membuat hubungan Jihyuck membaik.☺️☺️

"MY PERFECT HUSBAND" {JiHyuck} END Where stories live. Discover now