" TWENTY "

8.6K 1K 44
                                    

" TWENTY "






Jisung, yang sedang melakukan ujian semester pertama di buat kalang kabut saat bibi mengirimkan pesan dan memberi kabar bahwa JeJe sedang demam.

"Pak"

"Iya Jisung"

"Saya sudah selesai apakah saya boleh pulang duluan?"

Seisi kelas termasuk guru yang sedang menjaga berjalannya ujian di buat bingung karena Jisung tak biasanya meminta izin untuk pulang lebih dulu.

Jisung, memang di kenal cerdas tapi dia biasanya akan tidur saat sudah selesai mengerjakan tugasnya, tapi kali ini tak ada alasan an untuk dirinya tidur saat mendengar JeJe sakit.

"Tumben kau ingin pulang duluan" ucap guru itu.

"Boleh apa enggak?"

"Y-ya boleh sih"

Jisung, memutar bola matanya malas dan segera membereskan peralatan tulisnya sebelum beranjak dari bangkunya.

"Maaf pak anak saya sakit" ucap Jisung sambil meletakkan kertas ujiannya di atas meja dan melenggang pergi keluar kelas meninggalkan teman dan gurunya yang kebingungan dengan kata anak saya yang di maksud Jisung.

- - -ooOoo- - -


Jisung, segera naik ke lantai dua di mana kamarnya berada dan di sanalah JeJe terbaring dengan handuk kecil di jidatnya.

"Bi" panggil Jisung pelan saat melihat bibi ada di pinggir ranjang menemani JeJe.

"Aden sudah pulang" ucap bibi segera beranjak.

Jisung, hanya mengangguk sebagai respon dari pertanyaan sang bibi.

"Aden mau makan dulu?"

"Gak usah bi, aku masih kenyang" ucap Jisung sambil berjalan mendekati JeJe.

Jisung, merangkak ke atas ranjang dan berbaring di sebelah JeJe yang masih memejamkan matanya tertidur karena pengaruh obat.

"Kenapa tiba-tiba demam hhmmm" gumam Jisung sambil menyingkirkan poni JeJe yang menutupi wajah imutnya.

JeJe, yang merasa tidurnya terusik berusa menghindar dengan cara memiringkan tubuhnya membelakangi Jisung.

"Lucunya" gumam Jisung sebelum beranjak untuk bergati pakaian rumah karena sekarang dirinya masih mengenakan seragam sekolah.

                                            - - -ooOoo- - -

"Hyung~"

Perhatian Jisung yang tadinya fokus pada laptopnya kini teralihkan saat mendengar suara JeJe memanggilnya.

"JeJe sudah bangun?"

JeJe, tak menjawab dan terus menatap ke arah Jisung dengan mata yang tiba-tiba berkaca-kaca.

"JeJe kenapa?" tanya Jisung lasung menghampiri JeJe di atas ranjang.

"Haechan Hyung"

Jisung, terdiam mendengar ucapan JeJe yang menyebut nama Haechan.

"JeJe merindukan Haechan Hyung"

Ini yang kesekian kalinya JeJe merengek ingin bertemu Haechan setelah bertemu yang terakhir kalinya satu bulan lalu di mana Jisung mengambil keputusan untuk membatalkan pernikahannya dengan Haechan.

Dan sejak hari itu Jisung benar-benar tak menemui Haechan bahkan menghubungi Haechan pun tidak.

Sejujurnya Jisung juga merindukan Haechan, namun ia tak bisa memenuhi rasa rindunya selain menahan dalam diam.

"JeJe~aaa... Haechan Hyung sedang sibuk jadi kita tak bisa bertemu dengannya" ucap Jisung untuk kesekian kalinya berbohong pada JeJe.

Dan tanpa sepatah kata JeJe kembali berbaring dan menarik selimut menutupi seluruh tubuh mungilnya.

"JeJe-aaaa maaf, atau kau tau Hyung juga merindukannya" batin Jisung mulai beranjak meninggalkan JeJe yang ia yakini sedang merajuk kembali.

                                            - - -ooOoo- - -

"Demi JeJe kau bisa Jisung~aa" ucap Jisung menyemangati diri sendiri sebelum keluar dari mobilnya dan menemui Haechan.

Ya, Jisung memilih menyerah dan memutuskan untuk menemui Haechan demi JeJe, dia sudah berjanji untuk menjaga JeJe dan membuat JeJe bahagia saat orang tuanya mengizinkan dirinya mengadopsi JeJe.

Jadi sekarang Jisung memberanikan diri untuk datang kerumah Haechan.

"Huuffff, kau bisa Ji" gumam Jisung lagi sebelum mengangkat tangannya untuk memencet bel.

Cklek!

Jisung, terdiam dengan tatapan penuh kerinduan saat melihat sosok Haechan berdiri di hadapannya yang juga menatap ke arahnya.

"Hyu-"

"Ayo"

Senyum Jisung mengembang seketika melihat sosok Mark keluar dari rumah Haechan.

"Maaf menganggu, tadinya aku kemari ingin menemui Hyung karena JeJe yang sedang sakit dan ingin bertemu Hyung, tapi sepertinya aku salah waktu" ucap Jisung dengan terus tersenyum.

"Ahhh... sadar kau ternyata, dan sekarang pergilah karena kita juga sedang buru-buru" ucap Mark dengan nada sinis.

"Uummm... aku akan pergi, Hyung aku senang melihatmu baik-baik saja, aku pamit" ucap Jisung langsung pergi dari hadapan Mark dan Haechan.

Sedangkan Haechan yang masih tak percaya melihat Jisung setelah satu bulan berlalu hanya diam tak berkutik.

Tak bisa Haechan pungkiri kalau dirinya juga merindukan sosok Jisung, tapi apa yang ia lakukan sekarang, menyapanya saja tidak saat orang yang ia rindukan ada di hadapannya.

- - -ooOoo- - -

Woeee lahhh... bikin mewek bae ahhh elahhh...

"MY PERFECT HUSBAND" {JiHyuck} END Where stories live. Discover now