"THIRTY-FOUR"

7.5K 796 32
                                    

"THIRTY-FOUR"












Jika hari libur orang-orang akan bermalas-malasan, itu tidak berlaku bagi Haechan yang sudah sibuk sedari pagi, bahkan JeJe dan Jisung pun belum bangun.

Haechan, sibuk membereskan tumpukan kado pernikannya dua hari lalau yang belum sempat ia buka karena kelelahan ia harus tetap bekerja keesokan harinya..

"Perasaan aku gak ngundang siapa-siapa, kenapa kadonya banyak banget sih" gerutu Haechan sambil terus membenarkan letak barang-barang yang ada di gudang.

Grep!

Tubuh Haechan menegang saat sepasang lengan melingkar pada pinggangnya secara tiba-tiba.

"Morning Channie"

Haechan, tersenyum "Morning baby" balas Haechan sambil mengusap lembut pipi Jisung yang bersandar pada bahunya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Jisung.

"Membereskan kado dan beberapa barang" jawab Haechan.

Jisung, mengangguk tanpa melepas pelukannya sehingga Haechan membereskan gudang dengan Jisung yang terus menempel di belakannya.

"Tunggu!" ucap Jisung saat Haechan ingin meletakkan kotak berwarna hitam yang ada di tumpukan kado lainnya.

"Ada apa?" tanya Haechan.

Jisung, tak menjawab dan langsung merebut kotak hitam itu dari tangan Haechan "apa ini yang Jaemin maksud?" gumam Jisung yang masih bisa di dengar oleh Haechan dan berhasil membuat Haechan mengerutkan dahinya.

"Memangnya apa isi kotak itu?"

"Entah" ucap Jisung sambil menatap ke arah Haechan.

"Lalu apa hubungannya dengan Jaemin?"

Lagi-lagi Jisung menggeleng sebelum meraih tangan Haechan dan menariknya keluar gudang.

"Jaemin, bilang sudah meletakkan fakta tentang dirinya dan Mark di antara kado pernikahan kita" ucap Jisung saat mereka sudah duduk di sofa ruang tv.

Flashback oN.

Setelah kepergian Jisung dan Jeno kini tinggal Karin dan Jaemin yang masih berdiri di belakang sekolah.

"Kenapa kau tak jujur pada Jisung?" tanya Karina sambil menatap lurus ke arah Jisung dan Jeno yang semakin menjauh.

"Aku jelaskan pun percuma, aku kenal Jisung buka hanya hitungan hari di mana saat dia merasa kecewa seperti sekarang dia tak akan mendengarkan penjelasan apapun dan dari siapapun" jawab Jaemin yang sepertinya benar-benar mengenal Jisung dengan baik.

"Jadi kau apakan membiarkan Jisung terus salah paham padamu?"

Jaemin, menoleh kearah Karina dan mencubit pelan hidung mungil Karina.

"Kenapa kau begitu khawatir hhhmmm?"

Mendengar itu Karina mengapouthkan bibirnya "aku tak mau persahabatan kalian hancur karena ku" ucap Karina sambil menunduk.

"Dan aku tak suka kau terus menyalahkan dirimu sendiri di saat kau juga sebagai korban" ucap Jaemin sedikit menunduk agar dapat melihat wajah Karina "tenang aja, Jisung akan segera tau semuanya setelah dia menemukan kotak yang ku selipkan di antara kado pernikahannya" lanjut Jaemin membuat Karina mendongak dan tersenyum menatap Jaemin.

Dan seperti dugaan, Jisung tak benar-benar pergi dari sana, melainkan bersembunyi di balik dinding sehingga dia mendengar "percakapan Karina dan Jaemin.

Flashback Off.

"Coba buka" ucap Haechan setelah Jisung selesai menceritakan pertemuannya dengan Jaemin dan mantannya kemarin di sekolah.

Jisung, bingung saat melihat isi kotak itu banyak lembaran kertas yang tak ia tau apa yang tertulis di sana dan ada satu voice recordet yang berbentuk mirip USB yang membuat Jisung semakin bingung.

"Kau pasti tau apa yang harus kau lakukan bukan?" ucap Haechan sambil menepuk bahu Jisung setelah mendengarkan rekaman percakapan yang ada di voice recorder itu.

"Hyung, aku akan segera kembali" ucap Jisung langsung beranjak dan memberi kecupam pada Haechan sebelum melenggang pergi.

Sedangkan Haechan menatap kepergian Jisung dengan senyuman "kau yang terbaik Jisung~aaa" gumam Haechan sebelum ikut beranjak dan berjalan ke arah kamar untuk membangunkan bayi nya yang satu lagi.

"JeJe, bangun sayang ini udah siang" ucap Haechan sambil membuka kamar dan tubuhnya membeku melihat ke arah dalam.


- - -ooOoo- - -

Chan lu lihat apaan wehhh.

"MY PERFECT HUSBAND" {JiHyuck} END Where stories live. Discover now