🐱RA - DUA PULUH DUA

1.7K 116 0
                                    

Revandra mengepalkan tangannya kuat dengan mata elangnya yang tersirat akan amarah.

"Cryder ngajak Marganta tawuran."

"Aldi masih nggak terima atas kejadian dua tahun yang lalu."

"Aldi masih dendam."

"Hari minggu, jam 3 sore, di markas Cryder yang dulu."

"AGHH!!" Revandra memukul meja yang berada dihadapannya dengan begitu keras.

"BARRA YANG SALAH! BARRA YANG UDAH BUAT GUE HAMPIR KEHILANGAN LAGI! HARUSNYA GUE YANG MARAH, GUE YANG DENDAM!!" Alydra terbangun dari tidurnya karena terkejut akan teriakan Revandra.

"Kenapa A'?" Alydra langsung menghampiri suaminya itu walaupun nyawanya belum terkumpul sepenuhnya dan kepalanya yang terasa berat.

Revandra menahan tubuh Alydra yang ingin terhuyung kebelakang. "Aa' bikin kamu kaget, hm? Bikin kepala kamu pusing?" tanya Revandra dengan tangan yang bergerak menyelipkan setiap helai rambut yang menutupi wajah cantik istrinya. Revandra mencoba menutupi amarah dan kesedihannya di depan Alydra.

"Nggak A', aku nggak pa-pa." Alydra melihat tangan Revandra yang berdarah. "Astaghfirullah A', ini tanganmu kenapa?" Alydra mencoba menahan rasa mualnya.

"Kena kaca." Revandra tidak berbohong, tangannya benar-benar terkena kaca. Ketika ia memukul meja tadi, pukulannya tidak sengaja mengenai sebuah gelas kaca juga.

"Kenapa bisa sih." Alydra mengambilkan kotak P3K untuk Revandra, lalu mengobati lukanya. "Kamu kenapa? Cerita sama aku kalo ada masalah. Aku istri kamu, jadi kamu nggak perlu sungkan buat cerita apapun sama aku."

Alydra kembali dibuat terkejut karena Revandra tiba-tiba memeluknya erat. "Takut." Suara Revandra terdengar bergetar.

"Kalau mau nangis, nangis aja, nggak perlu ditahan." Revandra menumpahkan tangisnya.

"Takut, By." Isakan yang tadinya terdengar kecil, kini menjadi terdengar besar.

"Maaf." Alydra bingung, kenapa suaminya ini meminta maaf?

"Kamu ada salah apa sama aku?" tanya Alydra.

"Aku ada sembunyiin sesuatu dari kamu, aku belum ngasih tahu kamu." Alydra hanya mampu menghela nafas.

"Nggak pa-pa." Revandra menatap lekat manik mata Alydra. "Aku mau ngasih tahu kamu sekarang."

"Duduk dulu A', aku capek berdiri terus." Revandra menurut.

Setelah berganti posisi menjadi duduk, Revandra kembali memeluk Alydra sambil bercerita. "Aku punya Kakak perempuan, namanya Kak Luna, Aluna Nazilla Dirgantara."

Alydra dibuat bingung akan pernyataan suaminya. "Kak Luna?" Alydra bisa merasakan suaminya itu mengangguk dari balik ceruk lehernya.

"Sekarang Kak Luna ada dimana? Maaf, tadi aku denger, hampir kehilangan lagi?" Alydra sedikit menangkap ucapan yang Revandra teriakan tadi walaupun nyawanya yang masih belum cukup terkumpul.

Revandra tidak menjawab, ia malah semakin mengeratkan pelukannya pada Alydra. "Panas lagi," gumam Alydra.

"Kamu bisa nggak sakit bukan gara-gara inget tentang itu?" Revandra nampak berpikir.

Revandra & Alydra Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin