🐱RA - TIGA PULUH SATU

1.6K 99 1
                                    

Hari ini adalah hari Senin. Dan sekolah akan melaksanakan upacara bendera pastinya.

"Kamu nggak usah ikut upacara," ucap Revandra dibalik helm full face-nya.

"SIAPA YANG PACARAN, A'?"

Revandra menggelengkan kepalanya. "NANTI AJA DI SEKOLAH!"

"OKE, SUAMIKU!"

•••

Revandra memarkirkan motornya. "Jangan turun dulu." Alydra menurut.

Setelah selesai memarkirkan motornya, Revandra turun terlebih dahulu. "Aa' gendong."

"Lah, ngapa?" tanya Alydra bingung.

"Nanti ada yang jahatin kamu. Takut lantai koridornya licin. Takut ada yang sengaja dorong kamu. Takut kamu tiba-tiba bar-bar. Takut kam—"

"Sstt ... kita udah sampe di depan kelas, A'." Revandra tidak menyadarinya.

Revandra kembali melanjutkan langkahnya, membawa Alydra ke tempat duduknya. "Kamu nggak perlu ikut upacara."

"Tapi, A' ...." Revandra mengerti.

Ia menatap sekelilingnya. "Lili nggak ikut upacara, boleh?" tanya Revandra pelan, tetapi masih bisa didengar oleh seluruh teman kelasnya.

"Bolehlah, Van. Istri lo, kan, lagi hamil. Mana udah gede gitu perutnya," jawab Dinar, ketua kelas mereka.

"Tapi aku nggak mau ditinggal sendirian."

"Siapa yang bilang kamu sendirian?"

Alydra mengerutkan keningnya. "Terus?"

Revandra menarik tangan Anneth pelan ketika Anneth ingin melewatinya. "Pinjem istri lo bentar." Vano berdeham singkat.

"Lo nggak perlu ikut upacara. Di dalam kelas aja sama Lili," titah Revandra yang langsung diiakan oleh Anneth.

"Tenang. Kalian berdua nggak akan bosen. Sebentar lagi Reza bakalan nganterin bubur, teh hangat, sama snack buat kalian berdua."

"Yakali kita berdua enak-enakan santai di dalam kelas, sedangkan mereka semua pada kepanasan diluar."

Salah satu teman kelasnya menghampirinya. "Udah, Li. Nggak pa-pa. Lo sama Anneth duduk santai aja di kelas. Kita semua tahu lo lagi hamil besar. Kita semua juga tahu soal Anneth."

Semua teman satu kelasnya memang sudah tahu tentang apa yang telah terjadi kepada Vano dan Anneth. "Lo nggak perlu khawatir, Neth. Kita semua bakalan jaga rahasia ini. Kita semua juga bakalan selalu jagain lo sama Lili. Kita ini kelas yang penghuninya pada punya hati baik kok, kecuali ...."

Dhea menarik nafas dalam. ".... kecuali, ada yang suka sama Vano dan mau ngerebut Vano dari lo."

•••

"Gue bejek-bejek ae situ manusia yang mau ngancurin hubungan lo sama Vano, Neth."

Padahal mulutnya terisi penuh oleh bubur, tetapi tetap saja ia tidak berhenti mengoceh. "Awas aja kalo sampai bener di kelas nih ada yang punya pikiran begitu."

"Lili, kamu bisa diem nggak? Aku pusing tahu daritadi dengerin kamu ngomong mulu. Lagian kalo makan itu nggak boleh kebanyakan ngomong. Apalagi ngomong yang nggak berfaedah."

Revandra & Alydra Where stories live. Discover now