28 || Ketakutan yang tak berujung

4.4K 852 1.4K
                                    

Guys, aku update dua chapter! Jangan sampe kelewat ya. Chapter 28 dan 29!

Santai aja bacanya, gak perlu terburu-buru 😍

Spam komen yuk!

Jangan lupa Vote juga, makasih.

💚💚

.
.
.

Entah apa yang membuat Shan turun di sana, padahal ojek online bisa mengantarkannya hingga depan rumah.

Pikiran Shan benar-benar kacau, ia terus berjalan dengan langkah gontai, matanya terlihat sembab karena habis menangisi Jean, ia melihat kondisi Jean hanya sekilas, namun kepikirannya hingga detik ini.

Sesampainya di rumah, Shan memasuki kamar Yorka, memandang Yorka yang tengah duduk di kursi meja belajarnya.

"Kenapa gak bilang? Gue bisa jemput lo," tanya Yorka dengan tatapan cemas, ia pun beranjak dari kursinya saat Shan berjalan menghampirinya.

"Shan," lirih Yorka ketika Shan memeluknya dengan erat.

"Yorka, jangan tinggalin gue," lirih Shan yang membuat Yorka tak mengerti.

"Ya, kenapa tiba-tiba?"

"J-Jean.. hks."

"Kenapa, Shan? Lo bilang Jean bakal baik-baik aja," tanya Yorka lagi seraya melepaskan pelukan Shan, memandang Shan yang menundukan kepalanya sambil menangis.

"Kalau Jean pergi, l-lo gak boleh pergi."

"Jangan ngomong sembarangan!"

Shan menggeleng kecil, ia bersikap seperti ini karena terus dibayangi kematian Jean, otaknya terus membayangkan bagaimana jika Jean pergi? Ia tidak mau kehilangan Jean, ia sudah begitu nyaman hidup bersama Jean.

Yorka paham, ia pun kembali memeluk Shan, "separah itu ya? Tapi lo berdo'a aja, semoga Jean cepet sembuh. Mungkin hari ini Jean keliatan gak ada harapan, tapi kita enggak tau kedepannya gimana, bisa aja Jean hidup sehat lagi."

Shan terus menangis sambil memeluk Yorka dengan erat, saat ini ia hanya ingin menangis dan menangis, sebab sekeras apapun ia untuk berhenti, air matanya akan terus menetes.

**

Ferry, Eric, dan Rana tengah sarapan pagi ini tanpa Regi, sebab Regi sudah pergi bekerja pagi-pagi sekali.

"Mama mau jenguk Jean, kalian ikut?" Tanya Rana.

"Tumben," ucap Eric dengan tatapan heran.

"Ya kan mama kepo, separah apa sih?" Sahut Rana seraya tertawa pelan.

"Apa mama berharap Jean mati?" Tanya Ferry.

"Gak tau sih, tapi kalau denger kabarnya parah banget sampe koma, pasti mati. Seengaknya berkurang ahli waris dari kelurga Learyant, dengan begitu pembagian dari nenek bakal lebih besar buat yang masih hidup," sahut Rana, mengingat semua cucu dari keluarga Learyant akan ikut mendapat bagian.

"Aku yang rampok Jean, terus dorong Jean sampe Jean jatoh dari jembatan," ujar Ferry dengan santai, membuat Rana dan Eric nampak terkejut.

"Lo gila?!" Tanya Eric.

"Nathan bakal kasih setengah bagian dia ke aku kalau aku berhasil bunuh Jean, dengan begitu Jean bisa donorin jantungnya buat Nathan."

"Donor?" Tanya Eric yang terlihat bingung, sebab Eric belum tahu soal ini.

"Jadi gini, selama ini tante Qian pengen Jean yang donorin jantung buat Nathan, tapi Jean yang awalnya setuju pun berubah pikiran, akhirnya Nathan nyuruh aku buat bunuh Jean, biar kalau Jean mati, jantungnya bisa buat Nathan," sahut Ferry menjelaskan, membuat Eric tak habis pikir.

ARJEAN || I Am (not) Villain +Jung Jaehyun ✔️On viuen les histories. Descobreix ara