20

1.9K 311 22
                                    

Sri tidak tahu lagi sudah berapa lama ia disekap dan sudah berapa banyak daging manusia yang ia makan. Ia pernah mendengar dari sebuah acara televisi bahwa beberapa suku-suku kuno di dunia melakukan praktik kanibalisme untuk memperoleh kekuatan. Mereka percaya bahwa dengan memakan daging musuhnya, mereka akan memperoleh kekuatan supranatural. Berhubung ia sudah terlanjur menjadi kanibal, sesekali ia pun berimajinasi mendapatkan kekuatan supranatural juga. Mungkin ilmu menghilang atau ilmu mencekik orang dari kejauhan. Pasti sangat berguna. Namun mengingat manusia yang ia makan adalah Pak Gema, kekuatan supranatural macam apa yang akan ia dapatkan? Melihat menembus pakaian? Buah zakar antipeluru?

Namun alih-alih kekuatan supranatural, yang ia alami adalah sakit perut yang muncul-menghilang. Mungkin ia masuk angin. Mungkin juga tubuhnya sedang berontak menolak makanan yang ia masukkan.

Setiap pagi, Aji akan mengelapnya dengan air hangat. Ia membuka pakaiannya menggunakan gunting agar ia tak perlu melepaskan ikatan tangan dan kakinya. Setelah itu ia akan dipakaikan pakaian baru yang telah dimodifikasi. Pakaian baru itu memiliki kancing pada setiap sisinya sehingga bisa dipakaikan tanpa melewati tangan dan kaki. Sri baru tahu bahwa Aji ternyata juga pandai menjahit, meski kalau boleh kritis, jahitan Aji tak serapi jahitannya.

Aji juga membawa pispot setiap kali Sri ingin buang air. Ini adalah pengalaman pertamanya menggunakan pispot dan tidak bergerak di atas kasur selama berhari-hari. Dulu, ia memang pernah dirawat di rumah sakit karena typus, tapi ia masih bisa pergi ke kamar mandi dengan bantuan suster. Ia pernah mendengar cerita dari temannya yang melahirkan anak melalui operasi caesar. Selama beberapa hari, ia tidak bisa bergerak di atas tempat tidur dan harus buang air kecil lewat selang. Bahkan bekas jahitannya masih sering terasa sakit sampai sekarang. Sri memang belum pernah melahirkan atau mengalami operasi besar, tapi setiaknya ia sudah mengalami bed rest sambil diawasi seorang pembunuh berdarah dingin yang mungkin adalah jelmaan makhluk halus.

Sri mulai tak sabar. Pergelangan tangan dan kakinya terasa sakit. Suatu ketika ia mencoba menggerak-gerakkan kedua tangannya, dan ia merasakan sakit akibat lecet. Ia bahkan sempat bermimpi bahwa pergelangan tangan dan kakinya putus karena terlalu sering bergesekan dengan tambang. Dalam mimpi itu, ia berhasil melarikan diri meski ujung tangan dan kakinya buntung. Ia berharap di dunia nyata ia tak harus melakukan hal itu.

Satu-satunya kesempatan adalah menunggu Aji membebaskannya, setidaknya melepaskan ikatannya. Ia selalu ingat bahwa Aji berkata akan melepaskannya ketika ia menilai Sri telah siap. Namun kapan ia akan dianggap siap? Ia mencoba memahami pola pikir "Aji yang lain" itu. Sebelumnya, ia telah merayunya untuk melukai (atau mungkin malah membunuh) Pak Gema yang ia benci, meskipun sepertinya ia telah gagal dalam tes itu. Mungkin selanjutnya, Aji akan memberi ujian serupa. Ia akan membawa seorang korbannya ke sini, kemudian mengetes Sri apakah ia sanggup "mewakilinya" membunuh orang itu.

Sri menahan napas. Jantungnya berdetak kencang. Sanggupkah ia? Ia punya pilihan. Ia harus menjadi pembunuh seperti yang diinginkan Aji. Ia akan membunuh orang itu, kemudian dinyatakan lulus, dan akhirnya Aji akan melepaskannya karena dianggap "sudah siap". Setelah bebas, ia akan menggunakan kesempatan itu untuk melaporkan diri ke polisi. Mungkin ia juga akan ditangkap polisi karena ikut terlibat dalam menghilangkan nyawa orang lain, kemudian dipenjara selama beberapa tahun, tapi itu masih lebih baik daripada mati di atas tempat tidurnya sendiri.

Pilihan kedua, ia tidak perlu lulus dari ujian yang diberikan Aji. Ia hanya perlu meyakinkan Aji bahwa ia akan membunuh orang yang ia bawa, kemudian meminta semacam senjata (mungkin pisau atau benda tajam lainnya). Saat ia sudah dilepaskan dan memegang senjata, ia akan menggunakannya bukan untuk membunuh sang korban, tapi untuk melumpuhkan Aji dan kemudian melarikan diri. Pilihan ini adalah yang paling bisa diterima oleh hatinya, tapi tidak bisa diterima oleh otak. Risikonya terlalu besar. Aji adalah pembunuh profesional, dalam artian harfiah. Ia tidak mungkin lengah dan membiarkan amatir seperti Sri menipu dan melumpuhkannya. Ia pasti akan menyiapkan sesuatu untuk berjaga-jaga.

Pertanyaan Paling AnehDonde viven las historias. Descúbrelo ahora