CHAPTER 08 | 🥀 Undelivered Truth

3.6K 308 5
                                    

Happy reading!


♡♡
♡♡♡
♡♡

Setelah mengetahui bahwa Joy dan Gerald benar-benar berteman, mereka menginterogasi keduanya. Bertanya bagaimana mereka bisa bertemu. Bahkan Merry dengan takjubnya bertanya, "Joy, bagaimana cara anak bodoh ini berteman denganmu? Apa dia memaksamu? Atau kau kasihan saat dia dibodohi teman-temannya itu makanya kau berteman dengannya?"

Gerald menatap Merry dengan pasrah, "Mama, tolong jangan permalukan aku."

"Sayang, bukankah itu fakta? Tenang saja, jika Joy mau berteman denganmu karena kasihan, hubungan pertemanan kalian tidak akan hancur."

Gerald, "..."

"Bisa dibilang seperti itu." Kata Joy tiba-tiba.

Mereka semua terdiam melongo.

Kali ini, Anna yang bertanya, "Kapan kalian bertemu pertama kali, bayiku?"

Mendengar pertanyaan Anna, Gerald tersedak ludahnya sendiri. Dia menatap cengo ke arah Anna, "Hah? Bayi?"

Bayangkan saja, orang yang selama ini berperilaku dingin dan kejam di hadapannya ternyata hanya seorang bayi kecil bagi ibunya?

Seseorang yang lebih kaya, terkenal dan dijadikan panutan lebih dari Gerald ternyata hanya seorang bayi kecil?

Serius?

Joy melirik Gerald dengan tajam, "Ada apa dengan itu?" tanya Joy dengan senyum dingin.

"T-tidak ada! Aku hanya asal bicara saja!" Kata Gerald ketakutan sembari menghindari tatapan tajam Joy.

Meski jabatan Joy yang lebih rendah dibanding Gerald, semua orang di perusahaan percaya bahwa Joy adalah bos yang sebenarnya sementara Gerald adalah asistennya.

Lalu sekarang, bos mereka yang berperilaku dingin bahkan kepada asistennya ternyata sangat manja kepada ibunya?

Gerald hampir tidak percaya itu adalah orang yang sama dengan orang yang menjadi bosnya.

Sementara kedua orang itu bertengkar-lebih tepatnya Joy yang sedikit kesal dan Gerald yang ketakutan, yang lainnya memikirkan satu hal yang sama. Entah perasaan mereka saja atau Joy dan Gerald lebih seperti bos dan karyawannya dibandingkan dengan sepasang teman baru.

Kemudian William mengingat sesuatu. Pria itu berdehem dan mengeluarkan sesuatu dari sakunya.

"Kebetulan sekali, lusa akan diadakan perayaan ulang tahun perusahaan yang ke-81. Pihak kami sangat berharap bahwa seluruh keluarga Dirgantara meluangkan waktunya untuk datang ke pesta perayaan ini." Kata William dengan meletakkan undangan pesta ke atas meja.

Robert mengangguk dan mengambil undangan itu sembari menjawab, "Kami akan datang, terimakasih atas undangannya."

Setelah itu, keempat paruh baya itu mengobrol tentang perusahaan dan melupakan topik yang mereka bahas sebelumnya.

Sean melirik Gerald yang sedang mendekati Joy. Dengan mata yang masih menatap Gerald dengan tajam, pria itu ikut berdiri dan menghampiri Joy.

"E-em, Joy.. apa kau benar-benar akan datang ke pesta itu nanti?" Tanya Gerald penasaran.

Joy berdehem singkat.

"Kalau begitu, apa kau ingin pergi kesana bersama-"

"Joy akan pergi bersamaku."

Sean memotong ucapan Gerald tanpa ragu-ragu dan meletakkan tangannya di pundak Joy seolah mengintimidasi Gerald agar tidak macam-macam.

Gerald tersenyum paksa dan melirik dua orang di hadapannya. Gerald merasa tertekan dengan aura menyeramkan Sean dan merasa bahwa dia tidak pernah mengerti bosnya.

ALEXIORE: The Mystery Of NovelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang