CHAPTER 18 | 🔥 My Possessive Boyfriend

2.1K 141 2
                                    

Happy reading

"Zevanya Christie?"

"Here." (Disini)

Suaranya yang malas mengundang tatapan semua orang, dimulai dari murid hingga guru yang sedang mencatat kehadiran para murid.

"Huh?"

"What's wrong with her?" (Ada apa dengannya?)

Bisik-bisikan itu masuk melalui salah satu telinga dan keluar melalui telinga yang lain. Artinya, gadis yang dibicarakan itu mengabaikannya.

Bisikan-bisikan itu tidak terdengar lagi saat pelajaran dimulai.

Waktu berlalu dengan cepat hingga tanpa sadar sudah waktunya untuk istirahat. Tepat ketika bel berbunyi, murid-murid segera keluar dari kelas untuk makan.

Guru yang telah selesai mengajar sedang merapikan buku yang dibawanya dan melangkah mendekati seorang gadis yang sibuk menulis sesuatu di kertasnya. Berbanding terbalik dari teman-temannya yang seperti burung ketika lepas kandang.

"Zevanya?"

Mendengar suara itu, gadis itu menghentikan sapuannya di atas kertas putih dengan santai.

"Ya, Miss."

"Need a help?" (Butuh bantuan?)

Ketika gadis yang menunduk itu mengangkat kepalanya, sepasang mata yang terlihat acuh meredakan kegelisahan guru itu. Arti dari tatapannya sangat jelas.

Guru itu berpikir, 'retoris.'

• • •

Nike dan teman-temannya sedang sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing ketika salah satu dari mereka berteriak dengan kencang.

"WTF?!"

Keadaan kelas langsung sunyi. Bahkan suara jam berdetak terdengar sangat jelas di sana.

Zern jelas tidak senang dengan teriakan Bruce, salah satu temannya. Dengan kesal, dia melempar kaleng hingga membentur kepala Bruce. Yang ternyata menimbulkan bunyi keras dan memar di dahi Bruce.

Biasanya, Bruce akan langsung mengajak temannya berkelahi yang tidak akan selesai sampai wajah keduanya memar dan bengkak.

Hanya saja sekarang adalah pengecualian, karena Bruce bahkan tidak menoleh ketika dia langsung membagikan berita yang baru saja diterimanya ke dalam grup khusus mereka.

Tentu saja tidak lama sebelum kelas yang sunyi menjadi semakin berisik. Kali ini pelakunya bukan murid-murid di dalam kelas yang sedang berbincang. Melainkan, lima murid tertampan yang biasanya bersikap acuh dengan murid lain.

Setelah melihat berita, kelimanya langsung berdiri dan hendak berlari keluar kelas jika saja guru tidak segera masuk ke dalamnya. Dengan enggan, kelima sahabat itu menahan diri dan kembali duduk di kursi mereka.

• • •

Tepat setelah bel berbunyi, Nike, Bruce, Zern dan dua lainnya berlari dengan tergesa-gesa menuju satu arah yang sama.

Meskipun berada di tingkat yang sama, tetapi kelas mereka berjauhan dari kelas yang sekarang dituju.

Ketika berlari melewati koridor, murid-murid kebanyakan menyingkir dari jalan agar tidak menyinggung kelimanya.

ALEXIORE: The Mystery Of NovelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang