CHAPTER 28 | 🔥 My Possessive Boyfriend

634 85 6
                                    

Happy reading


✧✧
✧✧✧
✧✧✧
✧✧

Setelah pulang sekolah, Kanaya pulang ke rumahnya lalu mengunci pintu kamarnya sebelum tidur. Mengingat bahwa orang tuanya jarang pulang ke rumah dan Alana yang masih dirawat di rumah sakit membuat Kanaya lebih tenang tinggal di rumah.

Meskipun dia tahu bahwa orang tuanya pasti akan mengetahui masalah yang dibuatnya di sekolah cepat atau lambat, Kanaya bersyukur karena masih memiliki waktu untuk beristirahat dengan tenang tanpa gangguan apapun.

Untungnya, malam itu dia tertidur sangat pulas dan baru bangun keesokan harinya di siang hari, Kanaya dengan suasana hati yang membaik turun untuk sarapan.

Ketika dia melihat tidak ada siapapun di lantai dasar rumahnya, Kanaya berpikir bahwa orang tuanya mungkin sedang menjenguk Alana di rumah sakit. Jadi dia kembali untuk mengambil kunci mobilnya di kamarnya dan mengendarai mobilnya menuju taman.

Dia juga tidak lupa bahwa skorsnya baru dimulai hari ini.

Di taman, Kanaya sedang memerhatikan anak-anak yang sedang bermain ketika dia melihat seseorang yang dikenalnya.

Ketika Kanaya ragu-ragu untuk memanggilnya atau tidak, orang itu berbalik dan mendekatinya.

"Zayyan?" Panggil Kanaya bingung. Apalagi melihat Zayyan yang sedang berjalan ke arahnya tanpa mengatakan apapun.

"Bisa pinjam ponsel sebentar?" Tanya Zayyan tanpa merubah raut wajahnya.

Kanaya mengulurkan ponsel yang dipegangnya sedari tadi dan memerhatikan kondisi temannya itu dengan curiga.

"Kau.. masih memakai seragam sekolah?"

Zayyan melihat kembali seragamnya yang tertutupi dengan jaket hitam dengan gambar tengkorak di atasnya. Meski begitu, orang dapat melihat bawahannya yang ternyata celana seragam sekolah. Apalagi Kanaya yang hafal luar dalam persoalan seragam di sekolahnya.

"Ya." Cuek Zayyan.

Kanaya tidak bertanya lagi dan malah mengalihkan perhatiannya ke arah anak-anak di taman yang sedang bermain layang-layang.

Siapa yang mengira bahwa akan ada hari di mana protagonis dan antagonis bisa mengobrol dengan tenang tanpa memikirkan masa lalu?

Setelah beberapa saat, Zayyan mengembalikan ponsel ke pemiliknya, "Thanks." katanya lalu pergi menjauhi taman.

Di tengah jalan, Zayyan berbalik sebentar. Memerhatikan Kanaya yang sibuk dengan pemikirannya sendiri.

Melanjutkan perjalanannya, Zayyan diam-diam berpikir.

Gadis itu... tidak seburuk yang dia kira.

• • •

Waktunya istirahat dimulai. Zea dan teman-temannya berniat pergi ke kantin untuk makan. Di pertengahan jalan, Zea tiba-tiba saja berbelok kiri.

"Eh! Zea mau kemana?" Heran Fania karena setaunya jalan menuju kantin itu dengan melewati arah kanan. Bukan kiri.

Lauren juga maju dan mengejar Zea. "Zea!"

Entah mendengarnya atau tidak, Zea tetap berjalan lurus ke depan sehingga teman-temannya mengikuti di belakang.

"Hah? Zayyan?" Kaget Lauren dan teman-temannya ketika melihat Zayyan yang baru saja melompati pagar di samping sekolah.

Ketika melihat sekitar, mereka baru sadar bahwa mereka sedang berada di taman yang memang dibatasi dengan pagar yang lumayan tinggi. Meski begitu, Zayyan tanpa kesulitan melewati pagar itu seolah terbiasa.

ALEXIORE: The Mystery Of NovelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang