CHAPTER 29 | 🔥 My Possessive Boyfriend

802 86 11
                                    

Happy reading


✧✧
✧✧✧
✧✧✧
✧✧

Di pertengahan pesta barbeque, Zayyan dan teman-temannya tiba-tiba saling melirik.

"Ada apa?" Tanya Zea ketika melihat Zayyan yang mendekatinya.

"Zea.. maaf tapi ada urusan penting. Sepertinya Zayyan akan pulang besok pagi. Karena Zayyan tidak bisa mengucapkan selamat malam nanti. Jadi..

—good night, Zea!"

Setelah memeluk Zea sebentar, Zayyan berbalik tanpa menunggu reaksi Zea.

Hendra tidak tahan, "Maaf Zea.. pestanya jadi berantakan gara-gara kita.." katanya merasa tidak enak.

Gibran juga merasa menyesal, "Ya! Jika saja masalahnya tidak mendesak, mungkin kami tidak akan pergi begitu saja.."

"Maaf Zea.. bagaimana kalau besok kita mengadakan pesta barbeque lagi tapi biar kami yang menyiapkan bahan-bahannya?" Itu Alga yang juga merasa tidak enak.

Jovan juga tidak diam saja, "Kalau begitu biar kami yang mengurusnya besok."

Sementara Xeon mendekati Zea dan memeluknya sebentar, "Maaf oke?" tanyanya dengan suara serak.

Zea mengangguk sekilas, "Tidak masalah. Maaf merepotkanmu." katanya yang ditunjukan kepada teman-teman Zayyan yang berniat menyiapkan pesta barbeque besok.

Yang lain mengangguk dan berkata tidak masalah lalu pamit dan menyusul Zayyan.

Melihat Xeon yang masih memerhatikannya dengan intens, Zea bertanya. "Kau ... tidak pergi?"

Xeon tersenyum begitu dalam sampai memerlihatkan lesung pipinya yang terlihat sangat manis sampai Zea linglung melihatnya. "Oke, hati-hati di rumah."

Setelahnya Xeon mengacak rambut Zea pelan, "Good night, Zezenya Gagas." bisiknya tepat di telinga Zea.

Melihat Xeon yang baru saja pergi setelah menggodanya, Zea tersenyum tipis. Sangat tipis hingga Kanaya dan yang lainnya tidak melihatnya.

Kanaya, Lauren dan yang lainnya sibuk menggigit jari melihat sikap Zea dan Xeon yang sangat manis.

'Aakh! Mulai sekarang Zeon adalah pasangan favoritku!' Batin keempatnya berteriak.

• • •

Mereka semua mengharapkan Zea untuk tidur setelah bersikeras mengantarkan Lauren dan teman-temannya ke rumah mereka masing-masing sampai dia melihat keempat temannya itu memasuki pintu rumah mereka.

Namun, bukannya berbelok menuju jalan rumahnya, Zea malah menjalankan mobilnya ke depan. Tanpa memiliki keinginan untuk berbelok sama sekali.

Sampai di tempat tujuan, Zea melepaskan sabuk pengamannya dan keluar dari mobil setelah memarkirkan mobilnya di tempat terpencil.

Suara gaduh di dalam rumah yang lebih terlihat seperti markas itu tidak menghalangi keinginan Zea untuk memasuki tempat itu.

Tentunya bukan lewat pintu.

Jika dia lewat pintu bukannya orang-orang di dalam rumah akan mengetahuinya dan bisa saja memunculkan kemungkinan Zea dijadikan sebagai tawanan atau apa.

Makanya, Zea memasukkan ponsel dan kunci mobilnya ke dalam saku celananya sampai benar-benar aman dan memanjat bangunan satu-persatu hingga sampai di atas balkon yang terlihat sangat sepi.

Cahaya rembulan yang agak redup membuat Zea berhasil menyembunyikan diri dengan baik. Mengintip sedikit ke dalam, Zea melihat dua orang yang dikenalnya-Alga dan Jovan-sedang bertarung melawan beberapa orang dengan jaket khas yang dikenakan mereka.

ALEXIORE: The Mystery Of NovelsWhere stories live. Discover now