PART 7

335 14 0
                                    

Angel Baby

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Angel Baby

Semua tatapan di ruangan tersebut penuh pada satu objek yang saat ini berdiri dengan wajah dingin pada ambang pintu.

"Anjir Rako ngapain cari lo Jek?" Tanya seorang cewek berkacamata yaitu Elfi.

"Aduh..." Gumam Jeko sambil terus melirik ke arah samping, ia tak ingin membuat sahabatnya Rinbi berpikir macam-macam.

Sedangkan Rako yang masih berdiri diam tapi perlahan mulai melangkah mendekati ke arah Jeko

melihat langkah Rako, dengan refleks tubuh Jeko mundur untuk menghindari Rako.

"Ikut gua!" Seru Rako langsung dan menarik tangan Jeko.

"Sialan Rako! Lepas!" Teriak Jeko kala merasakan genggaman kuat di pergelangan tangannya. "Rako lo mau bawa gue kem-"

"Ikut.gua." Titah Rako dan menarik Jeko keluar dari kelas tersebut

dengan tatapan semua siswa yang berada di kelas merasa bingung. Berbeda dengan satu cewek berambut pendek, sejak tadi hanya menatap tajam seperti menahan sesuatu.

 Berbeda dengan satu cewek berambut pendek, sejak tadi hanya menatap tajam seperti menahan sesuatu

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

"Rencana lo apa Ken?"

Raken sejak tadi hanya diam dengan tatapan kosong ke arah depan. Disana ia melihat Yadi masih berdiri sambil mengobrol dengan salah satu cowok sambil tertawa dia adalah Renal; sahabatnya. Sialan

"Ken?" Panggil seseorang yang saat ini berada di samping Raken. "Woi Ken!"

Mendengar seruan itu, Raken langsung tersadar dan menoleh ke arah orang yang di sampingnya, "sorry sorry gua gak fokus."

"Bentar lagi masuk ni, lo kasi tau apa yang mau lo bilang!" Ucap orang itu.

"Lo bakal tinggal dirumah Rako?"

Orang itu mengangguk, "mungkin bakal sama Bian."

Raken menghela napas dan menyandarkan kepalanya pada kursi mobil, "emang rencana Rako apa?" Raken menoleh melihat ke orang di sampingnya. "Pedrik lo tau kan, orang yang lo jaga itu udah mau celakain Yadi."

Pedrik mendengar itu dan sangat mengetahui kejadian apa yang sudah terjadi satu hari yang lalu. "Gua tau Ken, tapi Rako minta tolong ke gua jadi gua harus laksanakan."

"Kenapa lo selalu nurut apa yang dikatakan Rako?!" Dengan wajah memerah Raken menatap tajam ke arah Pedrik, "bahkan disaat gua yang nyuruh lo, lo malah gak berkutik sedikitpun. Sedangkan Rako?!"

"Rako berbeda!" Jawab Pedrik langsung sambil membuang wajahnya ke arah lain, enggan untuk melihat Raken. "Lo sama dia beda Ken.."

Mendengar jawaban Pedrik, Raken hanya berdecak dan mengacak rambutnya dengan frustasi. "Malam ini temuin gua ke apartemen."

"Ken!!"

"Gua gak nerima penolakan lo Pedrik." Tandas Raken dan setelah itu keluar dan beralih ke arah samping pintu Pedrik, membukakan pintu untuk cowok berwajah baby face itu.

" Tandas Raken dan setelah itu keluar dan beralih ke arah samping pintu Pedrik, membukakan pintu untuk cowok berwajah baby face itu

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

"Rako brengsek! Lepasin gue!"

Jeko merasa kesal melihat tingkah Rako yang seenak jidatnya menarik dari kelas dan membawanya entah kemana. Tapi beberapa menit ia merasakan pegangan Rako terlepas dengan tubuhnya yang sedikit terdorong ke pohon. Tubuh Jeko menyandar sepenuhnya pada dahan pohon yang saat ini berada di belakang sekolah.

"Tutup mata lo!" Ucap Rako dengan satu tangannya berada di samping kepala, menyangga tubuh agar tidak menempel dengan tubuh Jeko.

"B-buat apa?" Jawab Jeko dengan terbata-bata. Melihat wajah Rako sedekat ini membuat dadanya terasa bergemuruh, berdetak secara tidak normal. Bahkan saat ini Jeko bisa mencium bau mint dari cowok itu.

"Tutup aja sekarang!" Perintah Rako sekali lagi.

Dan Jeko hanya bisa menuruti, perlahan mulai menutup matanya.

Cupp

Beberapa menit sudah Jeko hanya menutup mata tanpa merasakan sesuatu menyentuh wajah ataupun...

bibirnya.

Yang ia dengar hanya suara kecupan yang dibuat oleh Rako, tapi ia tak tahu apa yang di cium oleh Rako.

"Sampai kapan gue tutup mata kayak gini?"

"Bentar." Ucap Rako dengan tangannya menempel tepat pada leher Jeko. Seperti menempelkan sesuatu di bagian leher Jeko. "Udah."

Jeko yang mendengar itu langsung perlahan membuka mata. Penampakan pertama yang ia liat adalah wajah Rako yang hanya berjarak beberapa senti sedang menatapnya dengan lekat. Sialan sejak kapan Rako mempunyai wajah setampan ini Umpat Jeko dalam hati tapi langsung menggelengkan kepala untuk cepat sadar. Bahwa Rako bukanlah manusia melainkan iblis yang menyamar menjadi manusia.

Rako menghela napas, sambil tatapannya yang terus melihat ke arah leher Jeko. "Ternyata gak ber efek." Ucapnya sambil tangannya perlahan mulai terlepas dan menjauh dari tubuh Jeko.

"Efek apa??" Tanya Jeko penasaran sambil menegakkan tubuh.

"Liptint yang di bibir gua."

"WHAT?!!! LO PAKE LIP-"

"Sialan gak usah teriak!" Rako langsung menutup mulut Jeko sambil memeluk tubuh cewek itu, "ini gua di pakein sama Raka karena bibir gua kering sialan."

"Mmppt... Mmphh..Tapi kan gak harus pake liptin goblok!" Ucap Jeko setelah Rako melepaskan tangannya dari mulut Jeko.

"Terus pake apa?" Tanya Rako dengan wajah polosnya, dan itu sungguh membuat Jeko ingin menarik pipi cowok itu. Tapi langsung ia urungkan mengingat cowok didepannya saat ini bukanlah seorang malesub.

"Lipbam, gue punya kalau lo mau sini gua pakein."

Rako berdiam tapi kemudia mengangguk, "sedikit." Sambil kembali menaruh satu tangannya pada dahan pohon yang dibelakang punggung Jeko, membuat tubuh Jeko kembali perlahan bersandar pada dahan tersebut.

Jeko tak habis pikir bahwa Rako akan mengiyakannya. Tapi mungkin karena cowok itu memang tidak tahu dan dilihat juga bibir Rako sedikit kering. Entah apa yang sudah ia lakukan cowok itu

dengan sedikit cepat Jeko megambil lipbam yang ia simpan di saku seragamnya. mengoleskan lipbam tersebut pada jari telunjuknya dan mulai mengoleskan itu pada bibir kering Rako.

Jeko meringis, tapi Rako hanya bersikap biasa dengan matanya yang sedikit terpejam.

Oke buat part yang ini cukup sampe disini dulu, besok lanjut..

Udah ngantuk

Jangan lupa vote dan komen guys

YAKEN [21+] (on going)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz