PART 31

300 18 0
                                    

Angel Baby

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Angel Baby

Sinar matahari yang menembus tabir kamar seorang dua cowok yang saat ini masih tertidur pulas dengan memeluk tubuh satu sama lain. Yang satunya, dengan tubuh telanjang dada dan satunya lagi dengan kaos besar yang menutupi tubuhnya. Tapi suara deringan ponsel membuat salah satu cowok tanpa pakaian menempel di tubuhnya langsung terbangun dengan wajah kesal.

"Sialan, siapa yang nelpon pagi-pagi?!" Ucap Raken masih dengan memeluk tubuh Yadi tanpa melepasnya. Karena malas untuk bangun, ia semakin memperat pelukannya pada tubuh Yadi dan tidak memperdulikan panggilan dari ponsel tersebut. Tapi hal itu tidak bisa berlangsung lama karena suara ketukan pintu kamar tiba-tiba terdengar.

"Fuck!!" Umpat Raken dan langsung bangun dari tidurnya, begitu pula dengan Yadi karena mendengar umpatan Raken tiba-tiba tepat di dekat telinganya.

"Kenapa?" Tanya Yadi sambil mengucek pelan matanya dengan tubuh masih terbaring sambil melihat tubuh Raken yang bertelanjang dada. Ah... Tubuh itu selalu ia rindukan setiap pagi.

Tanpa menjawab pertanyaan Yadi, Raken langsung bangun dan berjalan ke arah pintu. Dan ketika pintu sudah terbuka, disanalah terlihat berdiri seorang pria paruh baya menatapnya dengan tajam sekarang.

"Raken, kamu mau sarapan apa nan-"

Helios Ken Kusuma, Papa Raken sedang berdiri tepat di depan pintu kamar Raken dengan wajah merah karena menahan kemarahan sejak tadi yang akan segera di lontarkan pada satu-satunya putranya itu.

"Papa ngapain disini??" Tanya Raken langsung dan menarik tangan Yadi untuk berdiri di belakang tubuhnya.

"Papa yang harus tanya ke kamu! Sejak kapan kamu pergi dari rumah??"

Yadi melihat dua kubu dengan emosi yang sudah siap meledak kapan pun saja sedang berdiri berhadapan dengan mata yang sama-sama tajam. Tak pernah terpikirkan bahwa Papa Raken akan bisa sampai ke tempat ini untuk mencari Raken. Karena sejak dulu, Raken tidak pernah membawa orang tuanya ke tempat ini bahkan teman-temannya yang lain pun tak pernah ia bawa kesini. Tapi sekarang, situasi sudah jelas berbeda eda melihat Papa Raken berdiri di hadapannya sekarang. Seketika bayangan yang terlintas tadi malam mulai menghantui diri Yadi kembali.

"Aku gak pernah ngizinin Papa buat kesini. Beraninya-"

PLAK!

Tamparan keras mengenai pipi Raken sampai membuat tubuh Raken sedikit mundur. Bahkan cengkraman tangannya semakin kuat di pergelangan tangan Yadi.

"Berani sekali, anak seperti kamu ngelawan saya? Jangan berpikir kalau ini rumah kamu dan saya gak bakal bisa buat kesini? Inget Raken... Kamu ini masih di dalam jangkauan Papa sampai kapan pun." Tandas Helios

Sedangkan Raken masih diam dengan pipinya yang mulai terasa kebas karena tamparan tadi. Ia bukan tidak bisa melawan, tapi ia tahu apa yang di maksud dari balik kalimat yang di lontarkan oleh Papanya. Dan ia tidak pernah ingin jika itu sampai terjadi.

YAKEN [21+] (on going)Where stories live. Discover now