PART 13

223 12 0
                                    

Baby Angel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baby Angel

Tangisan yang ia tahan sejak tadi langsung pecah kala melihat Raken yang terbaring lemah kini membuka mata dan sedang menatapnya. Isakan tangisan Yadi memenuhi kamar rumah sakit dengan Raken berdecak melihat cowok manis itu terlihat cengeng.

"Lo gak mau...Peluk gua?" Ucap Raken sedikit susah karena selang nasogastrik yang di hidungnya.

"MAU MAU!" Jawab Yadi antusias dan langsung bangun memeluk tubuh Raken, "aku kangen kamu...Kangen banget!"

"Jangan terlalu erat..." ucap Raken merasakan pelukan Yadi sangat erat, "gua gak bisa...napas sial..."

"Eh!" Yadi langsung melepas pelukannya, "maaf..." cicitnya dengan perasaan bersalah.

"Lagi.." Ucap Raken sambil menginterupsi 'kan Yadi untuk memeluknya kembali.

Yadi langsung mengangguk, dan dengan perlahan memeluk tubuh cowoknya itu. "Apa ada yang sakit lagi?"

Raken mengangguk sambil tangannya yang terus menghusap punggung cowok manis itu dengan dua jari tangannya, sangat pelan. "Ada,"

"bibir gua." Sambungnya dan melepas pelukan tersebut. Dengan posisi Yadi masih menunduk, wajah yang hanya berjarak beberapa senti pada wajah Raken.

Sedangkan Yadi hanya nge' blush, dan melihat ke arah lain. "Kamu lagi sakit sak-"

Cupp

Mata Yadi terbelalak kala merasakan bibir lembut yang tiba-tiba menyentuh bibirnya. Bibir pucat yang saat ini sedang mencoba melumat bibir merahnya.

"Ayo.." Ucap Raken dengan nada yang sangat lemah,

Yadi yang mendengar itu tidak bisa menolak, lagipula ia juga sangat menginginkan ini sejak tadi. Mengingat seharian ini ia tidak pernah berciuman dengan Raken, hanya saja menghisap pen-

"Aku mau panggil dokter! Kamu kan baru sadar." Ucap Yadi dengan sedikit gelagapan dan menjauhkan tubuhnya.

"Ciuman dulu." Kekeuh Raken dengan wajah kesal seperti biasa.

Yadi terkekeh pelan melihat wajah menggemaskan cowoknya itu, "aku harus panggil dokter dulu Raken... Biar tahu keadaan kamu gimana sekarang."

"Tch!" Raken berdecih dan mengalihkan tatapannya ke arah lain.

Setelah beberapa menit Yadi memanggil dokter kini satu dokter dan satu perawat sedang fokus memeriksa keadaan cowoknya itu. Dan sesekali, Yadi mendengar decihan Raken yang tidak ada habisnya.

Cowoknya itu memang tidak pernah menyukai dokter bahkan meminum obat saja sangat susah jika bukan Yadi menolongnya. Sekeras apapun Raken, kelemahan cowoknya itu bahkan membuat ia tertawa. Bagaimana tidak, Raken cowok yang notabene selalu melakukan hal kasar bahkan dalam melakukan 'itu', sangat menakuti obat berbentuk tablet. Karena setiap obat itu masuk kedalam mulutnya, pasti langsung ia muntahkan.

YAKEN [21+] (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang