7. Snowdrop

1.2K 92 4
                                    

Pake headset dulu, guys!

Enjoy the music ☝️ enjoy the story 👇

Jangan lupa vote

Setiap kali ada tukang pos mampir ke rumah, aku adalah orang pertama yang menemuinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Setiap kali ada tukang pos mampir ke rumah, aku adalah orang pertama yang menemuinya.

Tidak ada satu pun surat dari Texas, membuatku overthingking berhari-hari di dalam kamar.

Apakah Aidan tau akulah yang membalas surat-suratnya?

Bagaimana mungkin Aidan bisa tau akulah yang membalas surat-suratnya padahal aku mencantumkan nama Abel di dalam surat itu?

"Mungkin Aidan belum punya waktu untuk membalas surat," gumamku sambil menalikan tali sepatu di dalam kamar untuk bersiap sekolah.

"Atau mungkin surat dari Aidan dikirim ke rumahnya Abel." Aku terlonjak girang.

"Kenapa gue baru sadar kalau Aidan pasti nulis alamat rumahnya Abel, bukan alamat rumah gue. Bego!"

Sinar matahari menyusup ke celah-celah kegelapan. Mataku menyipit melihat permukaan mobil mengkilat yang diparkir di depan garasi.

"Papa beli mobil baru?" tanyaku. Memastikan mobil itu memang belum pernah kulihat di halaman rumah.

"Iya. Ini buat kamu."

Aku terperangah. "Buat Rara?"

"Daripada berangkat pulang pakai sepeda."

Aku menoleh ke arah sepeda butut yang sering dirobohkan Laras ke got di sekolah. Itu adalah sepeda pemberian papa yang umurnya sudah setara pohon flamboyan di sisi kanan rumah.

"Papa, Rara nggak minta mobil." Aku mendekat ke arah papa. Menatapnya dengan sorotan penuh terima kasih.

"Nanti Rendra yang akan ajarin kamu setelah dia lulus kuliah." Papa membuka pintu mobilnya dan menghidupkan mesin.

Aku mengintip dari jendela. Baru saja ingin protes karena tidak ingin didekat-dekatkan dengan Rendra, tapi tidak ada satu pun kalimat yang keluar.

"Makasih, Pa."

Sial, cuma itu yang bisa kukeluarkan dalam bentuk kata-kata.

Papa tersenyum hangat, lalu melaju dengan mobilnya untuk berangkat bekerja.

Ternyata kebaikan yang papa tunjukkan hanya untuk menjerumuskanku bersama dengan orang yang kubenci.

Aku penasaran, apa yang papa pikirkan tentangku. Mungkinkah dia berpikir bahwa Rendra adalah tipeku?

Seorang mahasiswa yang sebentar lagi wisuda, hidup di negeri mantan penjajah, punya perusahaan, dan anak dari laki-laki aneh yang suka memandang anak perempuan sambil meneguk ludah.

Langkahku membawaku ke papan pengumuman yang penuh kerumunan begitu aku tiba di sekolah.

Aku senang tidak ada lagi yang menatap jijik ketika melihatku. Keyakinan yang Laras tanamkan kepada satu sekolah bahwa aku anak pungut sudah terpatahkan oleh pemberontakan Vicky.

EVIDEN (END)Where stories live. Discover now