MULAI CEMBURU

98 7 0
                                    

bugh! bugh! bugh!

Lagi-lagi anggota Galaxi dibuat bungkam melihat Gala yang sedang memukul Robi dengan membabi buta. Peluh yang mengucur diwajahnya pun tidak membuat Gala berhenti untuk melayangkan bogeman.

"Gall--"

Revan lantas menjulurkan tangannya saat Aldo ingin menghentikan pergerakan Gala yang tampak brutal.

Biarkanlah Gala seperti itu. Ia sedang meluapkan emosi yang memuncak karena pertengkarannya dengan Mora disekolah.

bugh! bugh!

"ARGH SETANN!!"

Napas Gala sangat memburu ketika Robi terjatuh lemas di lantai markas. Ia menatap dengan tajam pelaku yang sudah berani mengancam Mora.

"Ngaku lo!"

"Ahm-phun Gal, uhhuk!"

Wajah Robi sudah lebih dari sekedar babak belur sekarang. Entah bagaimana menjelaskan keadaannya, yang jelas Robi sudah tidak kuat lagi menahan perih yang menjalar di sekujur tubuhnya.

"NGAKU LO BANGSAT!"

"Gal udah Gal! Tadi dia udah ngaku sama kita, sekarang lo tahan emosi lo!" Gala dengan kasar menepis lengan Revan. Ia masih belum puas meluapkan emosinya pada Robi.

"Gue tau perasaan lo Gal!"

Gala langsung menyibakkan rambutnya dengan gusar. Wajahnya yang memerah juga terlihat jelas di mata Galaxi. Mereka tau Gala benar-benar sangat marah saat ini.

drrtt!

Handphone milik Robi tiba-tiba berdering disaat yang tepat. Revan langsung merogoh benda itu di saku celana Robi.

Leon memanggil.

Revan tersenyum tak percaya. "Gall!" Ia menyodorkan benda itu pada Gala.

"Bhangsat."

"Apa Van?" tanya Nathan.

Revan menunjukkan handphone Robi pada mereka.

"Anjir, si Leon," gumam Aldo.

"Bener firasat gue, pasti dalangnya bukan si Robi!" imbuh Athar.

Gala dengan tega langsung menendang lutut Robi, kemudian berjongkok. "Leon yang nyuruh lo?"

"Ergh iya Gal, Leon yang nyuruh gue."

Gala kembali beranjak. Telepon dari Leon langsung ia terima dengan kesal.

"Robi! Hari ini lo harus kasih amplop lagi buat si Mora, kalo gak mau gue abisin lo!"

Gala tidak menjawab. Ia mengarahkan handphone itu ketelinga Robi.

"Jawab bangsat! Bilang sama dia, lo lagi disini!" desis Gala.

"Sorr-y Le, gue lagi di markas Galaxi sekarang," ucap Robi dengan terbata-bata.

Anggota Galaxi langsung tersenyum sinis pada Robi. Tebakan mereka benar, pasti ada dalang yang mengatur dibalik ini semua. Tidak mungkin seorang Robi yang baik bisa melakukan ini tanpa sebab.

...

Saat ini Mora malah terdiam di halaman rumah sakit dan melamunkan kejadian tadi di sekolah. Ia belum berniat masuk ke ruangan Shaka karena wajahnya yang sedang tidak baik-baik saja. Biarlah ia disini sebentar, hanya sampai suasana hatinya kembali pulih.

"Kayanya gue jahat banget deh sama Gala," gumamnya.

"Gue jadi nyesel ngomong gitu." Mora mencoba membuang napas beratnya sebisa mungkin. Angin yang terasa menghembus pelan mampu menerbangkan beberapa helai rambut Mora. Langit juga tampak cantik sore ini, tapi Mora biasa saja melihatnya.

LEOMORA Where stories live. Discover now