CEMBURU 2

107 10 0
                                    

plak!

"Anak bodoh kamu! Anak yang gak berguna! Apa-apaan ini hah? Sudah tidak pulang berhari-hari, terus pulang langsung bawa ini!"

Shaka menundukkan kepalanya ketika Rio mulai tersulut emosi setelah membaca amplop yang diberikan oleh guru BK. Sebenarnya Shaka tidak berniat memberikan amplop itu pada Papahnya, tapi pria itu berhasil menghadang langkahnya saat ingin masuk ke kamar.

"Maafin Shaka Pah."

"Malu maluin aja kamu jadi anak! Pergi kamu!" Rio langsung menjatuhkan amplop itu ke atas meja.

Dengan raut pasrah, Shaka melangkah menuju kamarnya. Kali ini ia memaklumi jika Rio marah kepadanya. Ini memang ulahnya karena sudah berani menghajar anak orang ditengah lapangan.

ting!

Mora: Kaaa jangan lupa diminum ya obatnya!

Iya Ra, gue gak lupa kok :) :Me

Read

Shaka langsung menjatuhkan badannya di kursi belajar. Ia menyimpan handphonenya ke atas meja. Kejadian disekolah masih terus menghantuinya sampai saat ini. Ia lantas memijat pelipisnya dan menutup mata untuk sekedar menjernihkan pikiran.

...

Sore hari ini Nathan berniat untuk mengunjungi rumah Kanaya yang tidak jauh dari markas. Ia sudah menyetujui ucapan Gala yang menyuruhnya untuk membujuk gadis itu agar kembali bersekolah.

Remang-remang senja mengiringi perjalanannya di tengah ramainya pusat Jakarta. Hatinya sedikit melayang karena baru kali ini ia akan bertemu seseorang yang sudah ia sukai sejak dulu.

"Anjir!"

Ia langsung menghentikan motornya ke tepi jalan ketika melihat gerombolan lelaki yang memakai seragam sekolahnya sedang tawuran dengan anak dari sekolah lain.

Nathan membuka helm-nya dengan tergesa. Ia langsung berlari membelah kerumunan warga yang sedang berusaha melerai mereka. Nathan berdecak ketika melihat keadaan mereka yang sudah berantakan tak karuan.

"BERHENTI WOYY!"

"Bang!" panggil seseorang. Nathan langsung menoleh.

"Ada apa ini Gar?" tanya Nathan.

Regar, adik kelasnya yang kebetulan sekelas dengan Shaka itu langsung berlindung di belakang Nathan. Tampaknya ia sangat kesakitan karena wajahnya yang sudah babak belur di hajar lawan.

"Mereka tiba-tiba nyegat kita pas mau pulang!"

Nathan kembali memperhatikan mereka yang sedang menghajar satu sama lain. Ia menghela napas gusar ketika seseorang datang kearahnya dan bersiap untuk memukul.

Tangannya sontak meraih bambu yang tergeletak dijalan dan langsung ia layangkan pukulan yang sangat keras pada orang itu.

dugh!

"BRENGSEK LO!" sarkasnya. Napas Nathan malah memburu sekarang, kini niatnya untuk membubarkan mereka semua malah tertunda saat ia mulai bertengkar dengan yang lain.

LEOMORA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang