BERPISAH

90 7 0
                                    

"Aku kena Skors Ra."

Pertengkaran Gala bersama Daniel kemarin sudah tersebar di Antariksa, para guru kini mulai bersepakat untuk memberi hukuman kepada mereka berdua.

Mora menatap amplop putih yang sedang di genggam oleh Gala. Tangannya langsung terulur mengambil kertas pemberian dari guru BK itu.

Ia menekuk bibirnya. Artinya seminggu dari hari esok, Gala tidak akan menampakkan dirinya lagi disekolah.

Gala menghela napas, ia menyelipkan beberapa helai rambut Mora ke telinganya.

"Sini!" Gala langsung menarik tubuh Mora kedalam dekapan.

"Berarti kita gak bisa berduaan lagi di sekolah dong Gal."

Gala terkekeh geli mendengarnya. "Bisa kok, kata siapa gak bisa?"

Mora mendongak dalam pelukan Gala. "Gimana caranya? Kan ada banyak Satpam di SMA kita."

Gala mencubit gemas hidung mungil Mora. "Nih aku kasih tau caranya." Ia langsung menunjuk keujung pagar yang membentang didepan.

"Tiap jam istirahat, aku bakal nunggu kamu disana."

Mora menyipitkan matanya. Ia menatap ke ujung pagar yang terdapat pohon rindang didekatnya.

"Serius kamu bakal nunggu disana?"

Gala mengangguk. "Besok aku bakal nunggu disana sampe kamu nyamperin aku."

Mora tersenyum. "Ish." Ia memukul dada bidang milik Gala.

"Gimana, mau gak?"

Mora mengangguk. "Iya aku mau."

Gala menyelipkan tangannya kedalam saku celana. Lagi dan lagi ia menatap lekat mata Mora ketika sudah tidak ada perbincangan di antara mereka. Perasaan seperti inilah yang selalu ia dambakan. Saat tak ada lagi yang membuatnya terpikirkan akan suatu hal, dan hanya berdua bersama Mora.

'sebanyak apapun ujian yang datang, perasaan aku gak akan pernah goyah Gal'

...

Setelah bel pulang berbunyi. Gala hendak mengunjungi rumah sakit untuk menemani adiknya. Ada sisi baiknya juga dibalik ia di Skors dari sekolah. Ia jadi bisa menjaga Cia sepenuhnya supaya tidak ada yang bisa menggangu gadis itu.

Setangkai bunga mawar sudah ia genggam untuk ia berikan kepada Cia. Cia memang paling suka diberi bunga, dan semoga saja dengan ini suasana hatinya bisa jadi lebih terhibur.

ceklek!

Matanya membulat ketika menatap Santi sedang menyuapi makanan kedalam mulut Cia. Ia berjalan masuk. Keadaan Cia yang berusaha ia rahasiakan dari Santi kini berakhir dengan sia-sia.

"Mami kok tau Cia ada disini?"

Santi menghela napas. "Kamu pikir Mami bakal diem aja liat anaknya dibawa ke rumah sakit?"

Cia yang sedang mengunyah makanan mengalihkan atensinya kepada Gala. Lelaki itu malah termenung mendengar ucapan Santi.

"Mami pusing sama kamu! Sebenarnya mau kamu itu apa si Gal? Kenapa harus geng motor terus yang kamu pikirin?"

"Maafin Gala Mi, Gala gak bisa jagain Cia."

"Bagus kalo kamu nyadar! Mami gak akan maafin kamu sebelum kamu berhenti dari geng-geng gak jelas itu!"

"Mii, udah dong! Ini bukan salahnya Gala!"

"Sayang anak laki-laki itu harusnya lebih perhatian sama adiknya, bukan sama geng motornya!"

LEOMORA Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt