LUKA

110 6 0
                                    

"Baik anak-anak sekian saja pelajaran dari bapak hari ini, kalian boleh istirahat!"

"Baik pak!"

"Eh Ra, nyokap lo semalem gak kenapa-napa kan?"

"Gue juga sebenarnya gak mau sekolah hari ini buat jagain Bunda, tapi Bunda bilang gue gak boleh bolos."

Cia mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia baru tersadar sesuatu saat memperhatikan wajah Mora.

"Kok muka lo pucet si?"

"Enggak tuh." Mora langsung berkaca di layar handphonenya.

"Lo sakit ya?"

"Nggak Cia, gue gak papa."

brak!

Semua murid kelas XI IPA 4 langsung menoleh kearah pintu. Ada Aldo disana yang baru saja tiba dengan napas tersengal-sengal.

"Ada apa Kak? Ngagetin aja sampe banting pintu segala!" ucap Mora ketika Aldo berjalan menghampirinya.

"Gala Ra."

"Gala kenapa?"

"Dia berantem sama Shaka dibelakang kelas!"

"APA?!!" Mora lantas beranjak dari duduknya.

...

"Ceritain sama gue sekarang Gal! Kenapa lo bisa ajak Mora ke markas Ravegas?"

"Dia pacar gue Ka! Gue bebas bawa dia kemana aja, lagian Mora sendiri yang maksa buat ikut nyelamatin Kanaya."

"Tapi Tante Rania jadi khawatir bangsat!"

Gala menghela napasnya. Shaka selalu mudah tersulut emosi jika sudah menyangkut tentang Mora.

"Tente Rania pingsan, terus Mora kesakitan kemarin! Lo pikir lo pantes disebut pacarnya?"

"Ka."

"Gue gak pernah buat Mora terluka Gal, gue gak pernah ngajak dia ke suatu tempat yang bisa mengancam nyawanya."

Gala tertunduk mendengar ucapan Shaka yang benar sepenuhnya. Semenjak dekat dengan dirinya, Mora seolah berada di ujung jurang, dan gadis itu selalu terjebak dalam bahaya.

"Jangan karena lo ketua geng, lo bisa seenaknya bawa cewek masuk ke kehidupan lo, apalagi cewek itu Mora Gal! Orang yang gue sayang selama ini, orang yang gue jaga, bahkan dia jatuh sedikitpun gue gak akan pernah maafin diri gue sendiri!"

Gala hanya terdiam mendengarkan ucapan Shaka.

"Lo gak pernah ngerasain gimana perasaan gue, gue yang selama ini deket sama Mora, gue yang selama ini selalu ada buat Mora."

Shaka terkekeh hambar mengucapkannya. "Tapi lo yang sama sekali gak kenal sama dia bisa langsung dapetin hatinya, lo beruntung Gal gue iri sama lo!"

bugh!

Gala tiba-tiba memukul sudut bibir Shaka untuk memancingnya supaya meluapkan emosi.

"Pukul gue Ka! Lampiasin amarah lo sama gue, gak usah jelasin kedekatan antara lo sama cewek gue kaya gitu--"

"Anjing!"

bugh! bugh!

"BANGSATTTT!"

"ARGH!"

bugh! bugh!

Gala hanya terdiam dan pasrah saat Shaka memukulnya dengan membabi buta. Hidungnya kini sudah mengeluarkan darah segar, tapi tak ia gubris sedikitpun. Ia sudah membiarkan tubuhnya di lahap abis oleh tangan Shaka, karena ia sangat mengerti perasaannya.

LEOMORA حيث تعيش القصص. اكتشف الآن