MORA KECEWA

89 7 0
                                    

"Tunggu Ra! Lo marah sama gue?"

"Lepas Ci! Gue mau ke kelas Shaka dulu."

Setelah bel istirahat menggema di Antariksa, akhirnya Mora bisa melewati rasa canggungnya pada Cia. Dari tadi pagi, emosinya sudah tidak bisa terkontrol lagi, dan kali ini ia berniat untuk menjauhi Cia karena sudah terlampau kecewa pada gadis itu.

"Ra, tunggu! Gue bisa jelasin sama lo!"

"Udah deh Ci, gue lagi males debat sekarang! Gue mau ke kelas IPA 2 dulu mau nyamperin Shaka." Mora menghempaskan tangan Cia begitu saja.

"RA!"

Gadis itu mempercepat langkahnya. Rasa tidak enak juga tiba-tiba hadir dibenak Mora, ia paling tidak bisa menjauhi teman berharganya begitu saja. Tapi apalah daya, keadaan sendiri yang menyuruhnya untuk seperti ini.

"Jadi salah paham tu anak," gumam Cia. Ia menyibakkan rambutnya kebelakang.

Seseorang yang sedari tadi memperhatikan Mora dan Cia di ujung koridor, lantas terkekeh dengan hambar sambil mengepalkan kedua tangannya.

"Brengsek!"

...

"Masih punya muka lo Nay balik ke sekolah lagi?"

"Kan punya muka dua, jadi aman aja kayaknya!"

"Hahaha, sa ae lo!"

Kanaya yang sedang sibuk menyalin catatan dari teman sebangkunya hanya bisa terdiam mendengar ocehan dari sekumpulan lelaki yang terduduk dibelakang. Hatinya seolah terombang ambing ketika sesuatu yang ia khawatirkan benar-benar terjadi.

"Woyy Nay jangan diem aja lo! Biasanya juga nge gosip sama yang lain."

Naya langsung menghembuskan napasnya. Tangannya kembali berkutik diatas buku sambil menggeleng berusaha mengabaikan mereka.

"Gak usah di dengerin Nay, mereka emang suka gitu!" Sebisa mungkin Salma menenangkan Kanaya yang tampak terusik dengan ucapan mereka.

"Pindah lo Sal! Jangan deketin tuh orang, ntar ketularan bermuka dua."

Salma memutar bola matanya. Ia sudah tidak tahan lagi mendengar ocehan mereka. Laura yang kursinya berada tepat di depan mereka pun langsung menoleh kepada Salma.

"Udahlah Sal mending lo hajar aja tuh cowok! Berisik tau gak, risih gue."

Salma yang menyetujui ucapan Laura langsung mengepalkan kedua tangannya diatas meja. Walaupun ia menyandang gelar ketua kelas, tapi tak menutup sifat aslinya yang memang emosian seperti orang.

"Sal, jangan!" ujar Naya. Ia menahan lengan Salma yang hendak berdiri.

"Deket gue aja nih Sal, masih kosong, nanti gue bisa nyontek juga sama lo," ucap salah satu dari mereka yang sedang menyindir Kanaya.

brak!

"BERISIK LO SEMUA!"

Mereka sontak menatap ketua kelas yang sudah berdiri menghadapnya. Baru kali ini mereka melihat Salma yang meledak seperti itu, biasanya gadis itu hanya marah jika sudah menyangkut tentang kelas.

"Ampunnn boss!" ucap mereka sambil cengengesan. Mereka tampak biasa saja melihat reaksi Salma.

Tanpa disadari, ada seseorang yang sedang memperhatikan mereka di ambang pintu. Ia terkekeh tak percaya menanggapinya.

...

bugh!

"SETAN!"

Kanaya, Laura, dan Salma sontak melebarkan matanya ketika melihat teman sekelas mereka sudah terkapar lemas di lantai koridor belakang.

LEOMORA Where stories live. Discover now