14 || Tanggal merah

662 16 0
                                    


Di Dalam kamar yang masih diselimuti oleh kegelapan hordeng jendela membuat penghuni kamar semakin dibuat nyenyak dengan tidurnya.

Pemilik kamar itu adalah Laena, sepulang dari rumah Elby kemarin malam, mobil mereka baru bisa sampai dipekarangan rumah Laena pukul satu malam, jujur mereka sangat lelah setelah lamanya menunggu jalan kembali normal dari kemacetan yang panjang. 

Elby yang mulanya hendak pulang kerumahnya setelah mengantarkan Laena, Ia  urungkan saat dirinya terus dipaksa untuk menginap dirumah Laena oleh kedua Orang tua Laena yang ternyata masih belum tidur karena terus menunggu kepulangan putrinya. Merasa Takut akan sesuatu terjadi kepada anak satu-satunya itu.

Laena menggeliat setelah matanya mulai terbuka dengan perlahan, Ia segera melirik ke arah jam diding yang memperlihatkan jam sudah menunjukan pukul 07.12 WIB. Disaat itu juga Mata Laena membola hebat. Tanpa memikirkan apapun Laena langsung bergegas beranjak dari tidurnya untuk pergi kekamar mandi sambil membawa baju seragam sekolahnya. Dengan pakaian seragam yang berantakan akhirnya drama sang Laena pun dimulai.

Beberapa buku mata pelajaran miliknya berjatuhan ke atas lantai saat Laena sedang mengganti jadwal pelajarannya. Dari lantai bawah sang Mamah mendengar suara rusuh itu dengan jelas, sampai-sampai Ia pun berteriak untuk bertanya kepada penghuni lantai dua.

“Laena kamu lagi ngapain sayang.” Teriak sang Mamah. Saking rusuhnya Laena sampai tidak mendengar pertanyaan mamahnya dari lantai bawah.

Dengan segera Ia  langsung bergegas menuju tempat rias untuk menyisir rambutnya yang masih berantakan, tanpa mengoleskan Make Up nya sama sekali.

Setelah meresa sempurna Laena segera berjalan untuk menuju lantai bawah, namun baru saja Ia berbalik sosok Pria menatapnya dari ambang pintu dengan tatapan yang sangat mengkuwatirkan. Pria itu adalah Elby, Elby benar-benar kaget saat melihat keadaan kamar Laena yang seperti baru saja terkena letusan Bom Atom.

Didalam ruang makan disana terdapat sang Mamah, Laena dan Elby yang sedang makan. Dipertengahan makan sang Mamah bertanya kepada Laena kenapa anaknya itu berdandan lataknya seorang Preman.

Dengan Seragam sekolah tidak Ia masukan, dasi tidak Laena ikatkan dan malah lebih parahnya saking buru-buru Laena salah mengancingkan bajunya yang menjadikan baju itu panjang sebelah.

“Kamu tuh mau pergi ke sekolah atau mau jadi Preman? Masa anak sekolah dandannya kayak gitu.” Ujar sang Mamah yang sedang bertanya, tetapi dengan roman yang menyindir.

“Mah Laena buru-buru, telat satu menit daftar nama Lae di ruang BK penuh.”perkataan Laena membuat Elby berpikir bahwa tunangannya itu bukan gadis Alim, dan pendiam.

Elby menghembuskan nafasnya pelan sambil melahap sarapan paginya.

“Laena kan gak tau kalo sekarang tanggal merah. Coba aja kalo tau.” ketusnya.

“Emang kalo kamu tahu sekarang tanggal merah mau ngapain.” tanya Widi Ayahnya.

“Mau lanjut tidur lah Pah, Orang Laena masih ngantuk, Laena juga gak bakalan segitunya sampe gak mandi cuma gara-gara takut dapat Point sempurna dari Buk Alice.” keluhnya.

Yang  langsung menundukan kepalanya lemas. Elby yang melihat rambut panjang Laena hendak mengenai piring makannya dengan gesit Ia halang mengunakan tangannya supaya tidak terjatuh ke atas manakan milik Laena.

Berbeda dengan Laena, Ia yang melihat perilaku Elby kepadanya pun seketika teringat bahwa disampingnya terdapat Elby yang juga sedang makan bareng bersama mereka. Sampai akhirnya Laena terpikirkan sesuatu untuk mengajaknya jalan-jalan.

“Om jalan yuk.”

ELBYAN ; Lonra Alvarado || ENDWhere stories live. Discover now