17. Undangan Dinner

231 6 0
                                    

 

      

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

      

Setelah mata kuliah yang diampu oleh Rasya selesai. Rasya bergegas keluar kelas, disusul oleh Raline dibelakangnya. Sesuai dengan apa yang diperintahkan Rasya tadi kepada Raline karena nilai tugas Raline yang terendah, dia disuruh keruangan suaminya. Setelah tiba diruangannya, Rasya memberikan beberapa lampiran kertas putih kepada istrinya.

"Ini tugas dari saya, kamu harus kerjakan dan kumpulkan hari ini juga. Supaya bisa menambah nilai kamu yang jelek."

"Baik, Pak."

Raline tak bisa berkata apa-apa selain mengangguk, karena memang semua nya kesalahannya. Karena dia mengerjakan tugasnya tidak dengan sungguh-sungguh. Sebenarnya Rasya memperhatikan ekspresi istri kecilnya dari tadi yang sedih menahan malu, secara tidak langsung dia telah mempermalukannya didepan teman-teman sekelasnya. Meskipun Raline itu istrinya tapi Rasya tetap profesional dan adil karena dia tidak mau melihat mahasiswa nya yang merasa dipilih kasihkan. Ketika Raline hendak berbalik untuk meninggalkan ruangan Rasya.

Tok! Tok! Tok!

Pintu ruangan Rasya diketuk, dibalik pintu muncul sosok Pak Dekan. Kemudian masuk kedalam ruangan,  Pak Dekan memergoki mereka sedang berduaan diruangan.

"Permisi, wah sepertinya kedatangan saya diwaktu yang gak tepat karena telah mengganggu pasangan pengantin baru yang sedang berduaan," goda pria paruh baya.

"Iya, Pak Dekan. Tentu sudah mengganggu waktu bersama saya dengan istri saya," sahut Rasya menarik pinggang sang istri agar berdekatan dengannya dan tersenyum ramah. Tetapi tidak dengan Raline, Raline hanya membeku dalam diam karena kaget secara tiba-tiba Rasya memamerkan kemesraannya didepan Pak Dekan.

Sebenarnya dikampus yang mengetahui tentang pernikahan Rasya dengan Raline hanya Pak Dekan, karena beliau satu-satunya orang yang Rasya kasih tahu dan Rasya yakin kalau Pak Dekan tidak akan membocorkan rahasia pernikahannya. Rasya seakan tak canggung berbicara dengan Pak Dekan, seolah sosok Rasya yang sekarang adalah bukan sosok yang dingin cuek ataupun galak,  melainkan sosok yang murah senyum berbicara dengan santai dan ketawa tanpa ada rasa canggung.

"Begini Pak Rasya, kedatangan saya kesini untuk memberi tahu bahwa besok saya ada halangan untuk hadir mengisi acara seminar dikampus. Tetapi saya minta agar Pak Rasya bersedia menggantikan saya diacara tersebut. Apakah pak rasya bisa ?" tanya Pak Dekan.

"Begini Pak, saya gak bisa janji tapi kebetulan besok saya juga ada acara keluarga Pak. Tetapi akan saya usahakan untuk bisa datang Pak."

"Kalian pasti saling mencintai satu sama lain."

"Ya, kami saling mencintai satu sama lain," ucap Rasya menatap Raline. "Benarkan, Sayang? " imbuh Rasya pun mengedipkan matanya.

"Hah, apa? " ucap Raline terkejut dengan ucapan Rasya yang memanggilnya dengan kata SAYANG. Seketika itu juga Rasya menatap tajam kearah Raline. Raline hanya mengangguk tersenyum "I-iya, Pak. Kami saling mencintai satu sama lain."

Terjebak Pernikahan Dini  [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang