43. Teman Seumur Hidup

261 5 0
                                    


Rasya yang tadinya marah cemburu melihat kedekatan Raline dan Raykal yang kelihatan mesra. Hingga Raline yang merasa bingung dengan sikap Rasya yang tiba-tiba marah-marah tidak jelas, jelas-jelas kemarin Rasya bilang kalau tidak cemburu tapi dengan melihat sikapnya sekarang tak bisa dipungkiri bahwa Rasya memang cemburu. Raline berusaha membujuk rayu Rasya agar tidak marah lagi hingga dimulai menanyakan kenapa Rasya marah, lalu merayu dengan membawakan makanan favorite Rasya, lalu Raline yang melihat Rasya yang sedang sibuk dengan laptopnya dan Raline menawarkan bantuan kepada Rasya tapi hasilnya nihil semua.

Tapi Raline tak kehabisan ide, kini Raline bergegas mandi untuk mandi lalu Raline berjalan menuju Walk in closet untuk mengambil sesuatu untuk melancarkan ide gilanya.  Hingga Rasya yang tadinya tak menoleh kearahnya kini pria itu mendongak dan ternyata mulai tergoda dengan Raline yang kini memakai Lingerie dihadapannya dengan sigap Rasya menarik tangan Raline dan menindih tubuh Raline dibawahnya.

"Eh, Mas! Mas mau ngapain?" tanya Raline yang terkejut dengan Rasya yang menarik tangannya.

"Kamu harus tanggung jawab."

"Tanggung jawab apa? Mas mau apa?" tanya Raline sambil melihat kearah Rasya .

"Kamu harus tanggung jawab karena kamu telah membangunkan singa yang lagi tidur dan Saya mau kamu!" bisik Rasya.

Kini Rasya langsung melumat bibir Raline, Rasya melakukannya dengan lembut dan menarik tengkuk Raline agar memperdalam ciumannya. Tanpa sadar Raline mengalungkan tangannya dileher Rasya. Mereka berciuman dengan intens dan cukup lama, yang awalnya ciuman yang lembut kini berubah menjadi ciuman yang brutal.

Kini mereka berperang lidah dan bertukar saliva satu sama lain,  hingga bunyi decakan mereka menggema diruangan. Kini Rasya beralih turun mencumbu leher Raline Hingga tanpa sadar lenguhan Lolos dari mulut Raline.

"Aaaahhhh," desah Raline sambil menjambak rambut Rasya untuk memperdalam cumbuannya. Kini tangan Rasya dengan sigap menyingkap Lingerie yang dipakai Raline, tetapi tangan Rasya ditahan oleh Raline.

"Mas."

"Mas sadar dengan sikap Mas Rasya saat ini?"

"Mari kita lupakan soal perjanjian nikah itu."

"Hah, maksud Mas bagaimana ?"

Kini Rasya diam dan mempertimbangkan lagi ucapannya dan sudah benar apa yang dia fikirkan beberapa hari yang lalu tentang ucapan Nadzril. Kini Rasya bergegas bangun dan bersandar disandaran tempat tidur dan Raline pun juga mengikuti langkah Rasya.

"Duduklah, Mas. Kita bicarakan dari hati ke hati."

"Mas tatap mataku," ucap Raline sambil memegang wajah Rasya.

"Ada keraguan di mata Mas. Benarkan?" tanya Raline sambil melihat kearah Rasya yang kini menunduk.

"Mas hanya terbawa suasana tadi."

"Mungkin bisa iya, mungkin bisa tidak."

"Terus?"

"Ada beberapa hal yang menjadi pertimbanganku ketika membuat surat perjanjian nikah itu, Lin."

"Yang pertama, kamu tahu bahwa perjodohan dan pernikahan yang kita lakukan bukan atas dasar cinta, Lin. Kamu pasti tahu rasanya untuk hidup bersama dengan orang asing yang sama sekali tidak kita cintai. Itu sangat sulit jadi karena itu saya tidak memaksakan perasaan saya pada kamu. Saya yakin kamu juga pasti beranggapan seperti itu juga."

"Yang kedua, karena saya dan kamu terpaut usia yang cukup jauh. Saya merasa saya seperti seorang om-om yang berjalan dengan sugar baby-nya, Raline. Dan belum lagi kenyataannya saya menikahi mahasiswi saya sendiri. Lucu sekali."

Terjebak Pernikahan Dini  [ SELESAI ]Where stories live. Discover now