Dia #4

18.9K 1K 39
                                    

DISEBABKAN malu yang tahap ego nak mengaku Iman terlepas kata membenarkan Dahlia bekerja .

Dia memekup muka dibantal . Tertonggeng frust kerana keterlanjuran sendiri .

"BABI !! ASAL AKU BAGIIIII " jerit dia dibantal .

Dia duduk bersila diatas katil dengan muka frust . Rambutnya digosok kasar berulang kali .

Jam di dinding dia kerling .

9:45 !

"Tak boleh jadi . Boleh gila aku dibuatnya" terus Iman bangun dari katil ke walk in closet . Hoodie hitam , skinny hitam , timberland hitam dan topi hitam tersarung dibadan.

Dia menuju ke bawah dengan laju . Kunci motor Ducati dicapai . Kemana ? Mana lagi kalau bukan tempat Dahlia bekerja .

"MAKAN bos ? " salah seorang pekerja kedai mamak itu dengan memegang buku nota kecil ditangan .

"Kau panggil si pendek tu kejap . Cakap Iman nak jumpa "ujarnya dingin . Kalau ikutkan hati memang taklah dia nak bercakap dengan orang .

Zali terpinga-pinga memandang Iman . Sesaat kemudian baru dia faham sebelum berlalu memamggil Dahlia . Dah dia sorang je yang pendek .

"Ye ? Ada apa ye ? "

"Takde pape saja panggil kau " jawab Iman selamba .

Dahlia terus mencerlung tajam . Dia membebel perlahan saat menyedari lelaki dihadapannya adalah Iman .

"Buang masa saya betul awak ni . Duduk diam-diam jangan kacau saya . Kejap lagi saya hantar . Like always kan ? " Dahlia mengenyit mata kirinya . Sengaja mengusik Iman .

Iman berdehem kuat sebelum menghalau Dahlia dari mejanya . Kedengaran tawa Dahlia yang berlalu ke lori .

Iman menghembus asap rokok dari mulut dan hidung sambil memerhati suasana kedai mamak . Bermacam-macam ragam yang dilihat . Ada yang bawa family , bawa awek dan paling banyak lepak dengan geng .

Ada satu geng mencuri perhatiannya . Gelagat mereka seakan sedang memerhati satu figura dengan pandangan nakal .

Iman menjuling mata ke atas .

boys will always be boys

Dia mengalih mata memandang arah yang dipandang kumpulan budak lelaki itu .

Hanya beberapa saat sebelum amarahnya menggila . Lenggokan mata mereka memerhati tubuh Dahlia atas bawah membuatkan Iman bangun dari kerusi . Dia terus mengorak langkah menuju ke arah dahlia .

Dia terus mendakap erat tubuh Dahlia dari belakang . Dahlia terkejut pada mulanya beriak biasa . Dia kenal dengan wangian ini .

Walaupun segan dengan pandangan bossnya dia cuba beriak biasa .

"Let's go gome " ujar Iman dingin . Matanya tajam memandang geng budak lelaki tadi . Terus mereka bangun selepas membuat pembayaran dan berdesup ke arah motor kapcai mereka .

Iman senyum sinis . Kerling tajam dah kecut pui .

"Can you let me go ? Saya ada kerja ni . "  ujar Dahlia meronta cuba untuk merungkai pelukkan namun gagal malah semakin diperketatkan Iman .

Dia mengabaikan pandangan asing yang melihatnya .

"Bro , wa bawak balik wa punya awek eh ? Kasi cuti sama dia " melihat anggukan dari mamak yang sedang menggoreng meggi terus Iman bukakan apron dibadan Dahlia dan menarik Dahlia pergi .

Helmet yang tadi dipakainya disarungkan dikepala Dahlia .

"Hop on , baby girl " ujar Iman menoleh memandang Dahlia yang masih terpinga-pinga memandang Iman .

"Naik motor ni ke ? " soal Dahlia bodoh . Hahahaa

"Eh tak tu naik kereta api " jawab Iman bodoh . Baguslah sama sama bodoh hahaha

Dahlia terus menampar belakang Iman yang tersengih nakal .

"Hurry up baby girl "

Berona merah pipi Dahlia dipanggil begitu. Dia terus melompat naik .

Dia hanya berpegang dikerusi .

"Hug me " Dahlia menggeleng kepala laju walaupun tak dilihat Iman .

"Fine "

Zup !

Dahlia terus memeluk Iman erat .

"Gila ! Bawak motor macam nak mati " jerit Dahlia kegeraman . Iman hanya tergelak sinis melajukan kelajuan Ducati merah hitamnya .

- - - - - -

"BOSS , Shawn tangkap budak kita "

Iman mendengus kuat . Udang galah yang terhidang yang tadi tampak menyelerakan sudah tidak menarik perhatian lagi .

"Nanti aku datang " terus dia matikan panggilan  . Dahlia juga turut terhenti menjamu selera . Wajah bengis Iman yang tadi ceria dipandang penuh tanda tanya .

"Are you okay ? " soal Dahlia lembut menyentakkan Iman dari lamunan . Iman meraup wajahnya sebelum mengukir senyum nipis .

"Are you done ? Let's go home " dia terus bangkit tanpa menghiraukan kerutan di dahi Dahlia .

Shawn memang nak mati ! Lelaki itu tidak pernah sekali berputus asa memusuhi dia. Senyap pun cari gaduh . Iman mengenggam tangannya erat menjadi penumbuk .

Kesabarannya terhad .

Kau salah orang Shawn . Kau ajak orang yang salah untuk main sentuh budak aku , aku 'sentuh' kau

Terus laju Ducati merah hitam meluncur dijalan .

WAJAH anak buah dia yang ditangkap Shawn yang sudah lebam berdarah sana sini membuatkan amarah Iman makin menggila .

"Kau kumpulkan semua budak-budak kita. Si setan Shawn patut mati malam ni " lantang tegas Iman bersuara . Anak buah Iman yang lain hanya mampu menahan rasa . Geram melihat rakan pasukkannya dibelasah si setan Shawn .

Feng tersenyum sinis .

"Nampaknya kau dah bangunkan 'dia' Shawn " ujar Adam , sahabat karib Iman . Dia dan Feng saling berpandangan menghantar pesanan yang hanya mereka saja tahu .

Say bye to the world Joshua Shawn

Dia , Bidadari Tak Bersayap . Episode 4

Dia , Bidadari Tak BersayapWhere stories live. Discover now