Lamar tak Lamar #5

18.2K 1K 38
                                    

KEDENGARAN suara seseorang mengerang di bilik bawah tanah . Iman sudah membuka hoodie hitamnya dan hanya menyarungkan singlet hitamnya .

Lelaki yang terikat kedua belah kaki dan tangan cuba membuka mata yang bengkak dipukul .

Ingatkan susah nak dapatkan orang tua bodoh ni rupanya senang saja .

Iman duduk mencangkung sambil memegang kayu besbol yang sudah berlumuran darah .

Rahang Shawn dicengkam dia menghentikan rontaan Shawn .

"Kau nak mainkan ? Let's play "

Bum !

Wajah Shawn dipukul kuat dengan kayu besbol . Shawn menjerit kesakitan . Kedua lutut Shawn dipukul Iman sehingga menghasilkan bunyi .

"Kau yang mulakan dulu Shawn ! "

Bum !

Belakang leher Shawn pula menjadi sasaran .

Pisau rambo yang berada diatas meja diambil Iman . Dia menghampiri Shawn yang sememangnya lemah tak berdaya .

Dengan sekali tusuk pisau rambo itu tepat menikam dada Shawn . Tidak ditarik buang malah dileret hingga ke perut .

Shawn hanya mampu menjerit kesakitan dan memejamkan mata .

Adam melarikan matanya dari melihat perbuatan sahabatnya . Bukan dia tak pernah lihat Iman sebegini .

Cuma yang berada didepannya kini bukan Iman .

Pisau itu ditarik keluar dari perut Shawn kini berlari menusuk paha Shawn . Shawn menjerit lemah . Dia tidak mampu bertahan lagi .

Iman terus campak pisau rambo itu kelantai sebelum mengeluarkan G17 bertulis namanya sebelum menghalakan tepat dijantung Shawn .

"Goodbye motherfucker "

Bang !

Sekali tembakkan Shawn terkulai kaku . Feng tersenyum sinis . Sambil menanti ketibaan Iman tadi dia sudah lunyaikan Shawn sehabis-habisnya .

That's why we call him 'Killer Monster'

Iman menyimpan G17nya dibelakang seluar .

"Kemaskan tempat ni . Mayat orang tua bodoh ni pandai-pandai kau bersihkan . " terus dia berlalu keluar dari bilik bawah tanah itu .

Iman terus menunggang ducatinya pulang ke White Mansion meninggalkan perkarangan Black Mansion .

"YOU home ? " suara itu mengejutkan Iman yang baru saja masuk kedalam rumah . Suasana gelap membuatkan Iman naik bulu roma .

Rata-rata anak buahnya tidur bergelimpangan jadi siapa yang bersuara?

"Awak pergi mana ? " terus lampu ruang tamu terbuka . Dahlia tepat berdiri dihadapannya memandang Iman yang seakan kaku untuk bergerak .

Terpinga-pinga Iman mencari jawapan .

"Aku ada hallah " ujarnya dengan jawapan selamat .

"3 o'clock and ada hal ? " sinis Dahlia bertanya .

"Pahal kau sibuk ? Kau bukan sesiapa ! " entah kenapa rimas disoal begitu . Selama ini tiada pun yang sibuk mengambil tahu tentang hidupnya .

Dahlia tersentap . Betul , kenapa dia sibuk dengan hidup lelaki ini while shes no one ?
"Maaf " terus dia berlalu ke bilik dia yang baru didecorate stylish upahan Iman.

Dahlia menutup pintu lalu dikunci . Kakinya melangkah perlahan ke katil dan duduk dibirai .

"Kenapa kau tiba-tiba kepo life dia ni Qis ?! " pipi gebunya ditampar berulang kali sebelum dia terbaring di atas tilam.

"Sebab aku terhutang budi ? "

Bukan sebab..kau suka dia ?

Dahlia bangun dari berbaring .

"Mengarut je kau ni ! " dia terus berbaring melelapkan matanya .

- - - - -

"KITA kahwin "

Zap !

Terkebil-kebil Dahlia memandang Iman yang sedang tunduk bermain telefon .

"So ..sorry ? "

Kedengaran Iman mengeluh kasar . Dia menutup iPhone X rosegoldnya sebelum duduk menghadap Dahlia .

"Aku nak kita kahwin . It's not good for you as a GIRL living with us , MENS . " dingin Iman berbicara walhal hati tengah gementar gila.

"Erk.."

"NOPE ! BESOK KASI TAHU ! " terus Iman berlalu keluar dar ruang tamu ke luar rumah .

Dahlia masih diam tanpa reaksi .

Kahwin ? Tak pernah terlintas usia sebegini menjadi seorang isteri .

"God , what should i do " Dahlia berlalu kedalam bilik . Dibirai katil dia termenung lagi .

Apa perlu dia terima lamaran Iman yang tak seberapa lamaran tu ?

"Istikharah.." terus dia bangun berlalu ke bilik air mengambil wuduk sebelum mengerjakan solat istikharah memohon petunjuk dariNya .

Dengan penuh syahdu dia berdoa ikhlas . Mengangkat 10 jarinya berdoa kepada Pencipta .

"Ya Allah , ampunkan hambaMu yang khilaf ini . Ampunkanlah dosa kedua ibubapaku , dosa-dosaku . Ya Allah , kau berikanlah petunjuk pada diriku . Kau dekatkanlah yang terbaik padaku , Engkau jauhkanlah yang buruk daripadaku . Amin"

Tenang hati tanpa kusut yang berserabut . Kini dia serahkan semuanya kepada Sang Pencipta .

- - - -

" I ACCEPT IT "

Yang berada di ruang tamu menonton dan bersorak untuk pasukan bola masing-masing mengalih pandangan memandang Dahlia yang baru turun dari atas .

"What ? " hampir semua anak buah Iman serentak bertanya .

"I accept . Your purpose " Iman yang sedang meneguk air Coke tersembur keluar sebelum memandang Dahlia yang cuba menutup malu dengan senyuman janggal .

"BOSS LAMAR DAHLIA ? "
"WUHU !! TAHNIAH BOSS !! "
"ALAA AKU MELEPAS ! "

Kuk !

Botol coke yang habis diminum dibaling Iman pada anak buahnya . Dia jeling kasar sebelum berdiri menghadap Dahlia .

"So , Mrs. Iman ? "

"Yes , Mr . Iman ? "

Iman terus memalingkan wajahnya dari dipandang Dahlia .

Arr malu !!

Dia , Bidadari Tak Bersayap . Episode 5

nazreenalias Fluffynana questn

Dia , Bidadari Tak BersayapWhere stories live. Discover now