KEDENGARAN suara seseorang mengerang di bilik bawah tanah . Iman sudah membuka hoodie hitamnya dan hanya menyarungkan singlet hitamnya .
Lelaki yang terikat kedua belah kaki dan tangan cuba membuka mata yang bengkak dipukul .
Ingatkan susah nak dapatkan orang tua bodoh ni rupanya senang saja .
Iman duduk mencangkung sambil memegang kayu besbol yang sudah berlumuran darah .
Rahang Shawn dicengkam dia menghentikan rontaan Shawn .
"Kau nak mainkan ? Let's play "
Bum !
Wajah Shawn dipukul kuat dengan kayu besbol . Shawn menjerit kesakitan . Kedua lutut Shawn dipukul Iman sehingga menghasilkan bunyi .
"Kau yang mulakan dulu Shawn ! "
Bum !
Belakang leher Shawn pula menjadi sasaran .
Pisau rambo yang berada diatas meja diambil Iman . Dia menghampiri Shawn yang sememangnya lemah tak berdaya .
Dengan sekali tusuk pisau rambo itu tepat menikam dada Shawn . Tidak ditarik buang malah dileret hingga ke perut .
Shawn hanya mampu menjerit kesakitan dan memejamkan mata .
Adam melarikan matanya dari melihat perbuatan sahabatnya . Bukan dia tak pernah lihat Iman sebegini .
Cuma yang berada didepannya kini bukan Iman .
Pisau itu ditarik keluar dari perut Shawn kini berlari menusuk paha Shawn . Shawn menjerit lemah . Dia tidak mampu bertahan lagi .
Iman terus campak pisau rambo itu kelantai sebelum mengeluarkan G17 bertulis namanya sebelum menghalakan tepat dijantung Shawn .
"Goodbye motherfucker "
Bang !
Sekali tembakkan Shawn terkulai kaku . Feng tersenyum sinis . Sambil menanti ketibaan Iman tadi dia sudah lunyaikan Shawn sehabis-habisnya .
That's why we call him 'Killer Monster'
Iman menyimpan G17nya dibelakang seluar .
"Kemaskan tempat ni . Mayat orang tua bodoh ni pandai-pandai kau bersihkan . " terus dia berlalu keluar dari bilik bawah tanah itu .
Iman terus menunggang ducatinya pulang ke White Mansion meninggalkan perkarangan Black Mansion .
"YOU home ? " suara itu mengejutkan Iman yang baru saja masuk kedalam rumah . Suasana gelap membuatkan Iman naik bulu roma .
Rata-rata anak buahnya tidur bergelimpangan jadi siapa yang bersuara?
"Awak pergi mana ? " terus lampu ruang tamu terbuka . Dahlia tepat berdiri dihadapannya memandang Iman yang seakan kaku untuk bergerak .
Terpinga-pinga Iman mencari jawapan .
"Aku ada hallah " ujarnya dengan jawapan selamat .
"3 o'clock and ada hal ? " sinis Dahlia bertanya .
"Pahal kau sibuk ? Kau bukan sesiapa ! " entah kenapa rimas disoal begitu . Selama ini tiada pun yang sibuk mengambil tahu tentang hidupnya .
Dahlia tersentap . Betul , kenapa dia sibuk dengan hidup lelaki ini while shes no one ?
"Maaf " terus dia berlalu ke bilik dia yang baru didecorate stylish upahan Iman.Dahlia menutup pintu lalu dikunci . Kakinya melangkah perlahan ke katil dan duduk dibirai .
"Kenapa kau tiba-tiba kepo life dia ni Qis ?! " pipi gebunya ditampar berulang kali sebelum dia terbaring di atas tilam.
"Sebab aku terhutang budi ? "
Bukan sebab..kau suka dia ?
Dahlia bangun dari berbaring .
"Mengarut je kau ni ! " dia terus berbaring melelapkan matanya .
- - - - -
"KITA kahwin "
Zap !
Terkebil-kebil Dahlia memandang Iman yang sedang tunduk bermain telefon .
"So ..sorry ? "
Kedengaran Iman mengeluh kasar . Dia menutup iPhone X rosegoldnya sebelum duduk menghadap Dahlia .
"Aku nak kita kahwin . It's not good for you as a GIRL living with us , MENS . " dingin Iman berbicara walhal hati tengah gementar gila.
"Erk.."
"NOPE ! BESOK KASI TAHU ! " terus Iman berlalu keluar dar ruang tamu ke luar rumah .
Dahlia masih diam tanpa reaksi .
Kahwin ? Tak pernah terlintas usia sebegini menjadi seorang isteri .
"God , what should i do " Dahlia berlalu kedalam bilik . Dibirai katil dia termenung lagi .
Apa perlu dia terima lamaran Iman yang tak seberapa lamaran tu ?
"Istikharah.." terus dia bangun berlalu ke bilik air mengambil wuduk sebelum mengerjakan solat istikharah memohon petunjuk dariNya .
Dengan penuh syahdu dia berdoa ikhlas . Mengangkat 10 jarinya berdoa kepada Pencipta .
"Ya Allah , ampunkan hambaMu yang khilaf ini . Ampunkanlah dosa kedua ibubapaku , dosa-dosaku . Ya Allah , kau berikanlah petunjuk pada diriku . Kau dekatkanlah yang terbaik padaku , Engkau jauhkanlah yang buruk daripadaku . Amin"
Tenang hati tanpa kusut yang berserabut . Kini dia serahkan semuanya kepada Sang Pencipta .
- - - -
" I ACCEPT IT "
Yang berada di ruang tamu menonton dan bersorak untuk pasukan bola masing-masing mengalih pandangan memandang Dahlia yang baru turun dari atas .
"What ? " hampir semua anak buah Iman serentak bertanya .
"I accept . Your purpose " Iman yang sedang meneguk air Coke tersembur keluar sebelum memandang Dahlia yang cuba menutup malu dengan senyuman janggal .
"BOSS LAMAR DAHLIA ? "
"WUHU !! TAHNIAH BOSS !! "
"ALAA AKU MELEPAS ! "Kuk !
Botol coke yang habis diminum dibaling Iman pada anak buahnya . Dia jeling kasar sebelum berdiri menghadap Dahlia .
"So , Mrs. Iman ? "
"Yes , Mr . Iman ? "
Iman terus memalingkan wajahnya dari dipandang Dahlia .
Arr malu !!
Dia , Bidadari Tak Bersayap . Episode 5
YOU ARE READING
Dia , Bidadari Tak Bersayap
ActionKerana kehilangan kehidupan Taufiq Al-Iman berubah hitam . Dirinya hanya diselubungi dendam . Kehidupannya menjadi liar . Hanya kerana satu dendam . Dendam yang tersemat di dada dia berubah menjadi lelaki yang digeruni di kehidupan gelap . Kiri, k...