Diri Yang Sebenar #6

18.5K 926 16
                                    

"TAUFIQ Al-Iman bin Taufiq Mikael " suara garau milik tok kadi yang dibayar Iman bergema dalam masjid yang lenggang .

"Saya "

"Aku nikahkan dikau dengan Dahlia Qistina binti Doney dengan mas kahwin sebanyak RM10,000 tunai "

"Aku terima nikahnya Dahlia Qistina binti Doney dengan mas kahwin sebanyak RM 10,000 tunai "

Tok kadi itu memandang kiri dan kanannya . Melihat anggukkan lelaki yang berada dikiri kanannya . Terus perkataan sah terlafaz .

Dahlia terkedu . Dia terdiam . Kenapa tiada air mata yang mengalir ? Kenapa dia terasa ringan ? Seolah-olah bebas dari suatu cengkaman ?

Lamunannya tersentak apabila tangan kananya diraih Iman . Iman hanya menayang wajah tanpa perasaannya. Dahlia mencebik . Tak sweet langsung .

"Kau cebik lagi aku cium . Dah jum " terus Iman bangkit setelah Dahlia selesai menyarungkan cincin padanya pula .

Sebenarnya Iman sedang menahan malu yang teramat . Dia tak sangka walaupun baru berkenal hatinya mudah terpaut dengan gadis ini sedangkan selama ini bukan tak laku tapi dia yang pandang perempuan hujung mata .

Dahlia terus berlari  mendapatkan Iman . Terlompat-lompat dia menyaingi Iman . Dia hanya memakai baju kurung putih tanpa manik , mahupun sebarang corak. Hanya baju kurung satin putih kosong . Manakala Iman lengkap berpakaian baju melayu putih tanpa samping .

"Ribenanya lahai " ujar Iman perlahan . Dia menarik Dahlia lalu dirangkul bahu kecil gadis itu . Dicium sekilas dahi gadis itu dengan langkah menuju ke kereta mereka . Dahlia hanya tersenyum dalam rangkulan Iman .

Kenapa dia terima ? Kenapa dia bahagia ? Nanti saya cerita ye. Dahlia ketawa dalam hati . Dia gila , benar dia gila . Menerima lamaran yang tak berapa lamaran dari seorang lelaki yang baru dikenalinya 7 hari .

Bahagia setelah dinikahi walaupun bukan berwalikan bapa kandungnya . Dia tak lari kerana dia tahu Iman punyai niat yang baik . Apa yang terjadi dalam hidupnya akan ditempuhi dengan redha . Seperti hari ini .

Mungkin sudah ditakdirkan dia akan bergelar isteri kepada Iman . Jadi siapa dia untuk menolak takdir ?

"Berangan ! " terus Dahlia mengaduh kesakitan . Tangannya laju mengosok dahi yang baru dijentik Iman . Iman menahan senyum melihat wajah isterinya yang sudah kemerahan . Isteri ?

Wajah Iman mula berona merah . Dia pula yang malu tiba-tiba . Kereta Range Rovernya dihidupkan .

Dia memandang Dahlia yang seakan teruja dengan sesuatu . Dahlia berpaling saat terasa dia diperhati .

Wajah dingin Iman dipandang kehairanan. Dah kenapa laki aku moody ni ?

Perlahan-lahan Iman mendekatkan wajahnya dengan wajah isterinya . Dahlia terundur kebelakang perlahan-lahan . Menjauhi wajahnya dari 'bersatu' dengan wajah Iman .

Dahlia memejamkan matanya saat terasa nafas hangat Iman menyapa wajahnya .

Klik !

Dia pantas membuka mata . Mata Iman masih tertancap memandang tepat anak matanya .

"I wish i could do like you imagine , baby girl . But not now " bisiknya romantis . Bibirnya betul-betul rapat dengan bibir Dahlia hingga terasa pergerakkan dibibir Dahlia setiap kali dia berucap .

Hidung Dahlia digeselnya lembut sebelum dicium sekilas . Dia masukkan gear lalu Range Rover itu bergerak meninggalkan perkarangan masjid .

Dahlia terdiam dengan kelakuan Iman sebentar tadi terus membuang pandangan ke luar tingkap . Malu dengan apa yang dia fikirkan . Ingatkan suaminya gatal nak kiss rupanya pasang seatbelt .

Iman menoleh ke kanan menghadap tingkap sambil mulut terkumat kamit menyumpah dirinya .

Malu dengan tindakan bodoh dia tadi .

"Malam ni ikut aku k ? Aku nak ajak kau jumpa 'family' aku " ujar Iman . Dahlia hanya mengangguk .

Suasana dalam kereta janggal tanpa suara. Iman mengeluh perlahan sebelum mengambil tangan kanan Dahlia digenggam erat dibawa ke mulut lalu dikucup *ayat keling😂*

"Terima kasih sebab terima aku . Aku harap kau akan terima aku . Diri aku yang sebenar " ujar Iman lembut .

Memulas stereng , memasukkan gear tanpa melepaskan pautan erat jari-jemari mereka .

"Saya takde pilihan terima jelah awak " ujar Dahlia mengusik .

Iman terus menarik hidung Dahlia sambil ketawa kecil . Believe or not sudah lama dia kehilangan senyuman dan tawa selepas kejadian hitam itu dan kini ia kembali kerana gadis bernama Dahlia .

Always be my girl , baby girl

- - - - - -

"BERANI kau bawa Luna , Feng ? " ujar Adam sedikit menjerit memandangkan suaranya tenggelam dengan alunan muzik rancak Eksutif Club .

Eksutif Club adalah tempat dia , Feng dan Iman selalu melepak . Selalunya mereka hanya bertiga tapi kali ini Feng membawa kekasih hatinya , Luna manakala Adam dengan kekasih hati dia , Isabella .

Feng hanya tersenyum sinis dengan pertanyaan Adam . Ya , jarang sekali dia membawa Luna ke tempat sebegini . Bukan apa dia takut Luna menjadi perhatian ramai lelaki . Tak pasal-pasal nanti ada yang makan hati .

"Kasi dia enjoy sikit " laung Feng memeluk pinggang Luna yang berada diatas ribanya . Gadis itu mengerakkan badan perlahan mengikut rentak lagu dumandang .

Isabella merangkul leher Adam yang duduk manakala dia berdiri menari mengikut rentak lagu . Tangan Adam juga tak lepas dari pinggang gadisnya .

"Isa , enough baby . Sit " ujar Adam tegas. Sakit hati dia melihat beberapa mata lelaki yang duduk tak jauh dari mereka memerhati lenggokkan girlnya.

"Bro ! Sorry lah lambat . Si Dahlia buat hal" sampuk Iman yang baru tiba dengan Dahlia .

Dahlia hanya tersenyum kekok . Tidak biasa dengan suasana seperti ini . Jari jemari Iman yang memeluk pinggangnya digenggam erat kekadang .

"Hey , rilex aku kat sini . Just stay close to me " ujar Iman berbisik ditelinga Dahlia . Gadis itu nampak jauh berbeza dengan dress paras paha dan rambut ikal mayangnya diselak ke kiri menampakkan leher jinjang kanannya .

Dahlia hanya memerhati suasana dihadapannya yang tak pernah dilihat selama 18 tahun ini .

Sesekali terasa usapan jari jemari Iman di perut dan pinggangnya walaupun lelaki itu sibuk berbual dengan anak buahnya .

"I'm going to toilet " bisik Dahlia rapat ke telinga Iman menyentakkan lelaki itu dari berbual .

"Kau nak aku teman ? " jelas tunjuk lelaki itu rusing tentang sesuatu . Laju Dahlia menggeleng .

"No but thanks . I'll be fine " dia kucup pipi Iman sekilas . Melihat anggukan Iman membuatkan dia bangun membetulkan dress hitam bersinarnya .

"Come back faster " ujar Iman lalu mengenyitkan mata kirinya . Dahlia terus berlalu ke toilet dengan muka membahang .

You make me crazy boy !

Dia Bidadari Tak Bersayap . Episode 6

Dia , Bidadari Tak BersayapWhere stories live. Discover now