My Hug [4]

13K 798 3
                                    

Annabeth Khiel

Bukanlah keinginannya untuk pergi ke negara yang berjarak ribuan kilometer dari Indonesia. Dia tidak yakin, dia tahu kemampuan dirinya. meskipun pekerjaan yang sebenarnya tidak ia katakan kepada pakde dan budenya.

Ia berkata yang sebenarnya tentang menandatangani kontrak dengan perusahaan textile di atas sebuah surat resmi sebagai karyawan disana beserta beberapa orang dari berbagai penjuru dunia lainnya tapi itu bukanlah kontrak yang sebenarnya.

Siapa pula yang ingin memperkerjakan orang biasa sepertinya, apalagi perusahaan internasional yang pasti memiliki standar tinggi, ia tidak akan diterima.

Bukan itu pekerjaan yang ia tanda tangani dengan perusahan Knight Textile.

Ia tidak akan pernah bekerja sebagai pegawai tetap disana dengan lulusan strata 1 universitas swasta yang tidak terpandang.

Tidak akan pernah.

Ia hanya bekerja di luar negeri untuk merawat seorang wanita tua.

Pada dasarnya alasan mengapa ia bisa mendapatkan informasi itu dikarenakan salah satu temannya yang bekerja di Korea menemukan iklan sisipan di perusahaan Knight Textile.

Semua persyaratan yang dimintai disana sangat sesuai dengan apa yang Anna miliki.

-Berpengalaman merawat orang tua
-Muslim
-Bercadar
-Belum menikah
-Berpenampilan sederhana
-Bekerja 24 jam.

Sebenarnya banyak yang memasukkan CV untuk bekerja disana tapi sudah suratan takdir Anna untuk menjadi orang pilihan yang mendapat pekerjaan.

Dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan, dia butuh uang untuk keluarganya. Ditambah lagi ia sudah tidak bisa mendengar cacian saudara-saudara miliknya tentang betapa dirinya yang tidak berguna.

Sudah berulang kali mereka kerap menorehkan goresan luka di hati Anna. Sudah terlalu banyak air mata yang terkuras habis untuk mengeluarkan kepedihannnya. Anna tidak akan sanggup lagi.

Dia akan pergi.

Sudah cukup dia disebut benalu didalam keluarga pakdenya. Sudah cukup Maya yang menyebut dia adalah aib keluarga karena tubuhnya yang tidak berukuran kebanyakan orang di kota Solo.

Sudah cukup pula Trisnu kerap kali mempermalukannya didepan banyak orang tentang ia yang memakai pakaian longgar, besar beserta cadar dan jilbab panjang.

Oh, Anna masih ingat dengan jelas.

"Gentong! Ninja! Gajah!"

Kalimat menohok dari Trisnu ketika memanggilnya.

Anna sangat sadar jika ia tidak sebesar itu. Jujur, pernah suatu ketika teman kuliahnya dulu berkata jika besar tubuhnya tidak jauh dari Adele penyanyi western Amerika.

Hanya saja Anna diberikan Tuhan potongan wajah khas orang Indonesia. tidak mancung, tidak terlalu tinggi, tidak pirang.

Anna berkulit putih, bermata sipit berwarna coklat sedikit gelap, rambutnya hitam panjang bergelombang. ia tidak tinggi dan juga tidak pendek. hanya saja karena orang Indonesia itu dominan mungil dan kurus maka keberadaan Anna yang tinggi dan berbadan besar cukup menarik perhatian.

Tapi beginilah Allah menunjukkannya arti sebuah anugrah. Bagi Anna semua tentang dirinya adalah sebuah pemberian yang dibalik itu semua pasti ada hikmah.

Begitu juga dengan keberangkatannya ke London.

Ia akan berusaha yang terbaik disana.

***

My Hug [END]Where stories live. Discover now