Special Part [ Liburan Ke Solo]

12.6K 879 41
                                    


-Solo-

Anna memijit pelipisnya yang berdenyut menatap tumpukan pakaian kotor yang berada disisi ranjang kamarnya yang sederhana. Kamar dimana dulu ia banyak menghabiskan waktu mengurung diri sepulang kerja dan mengurus rumah.

Kamar yang jauh lebih kecil dari rumah milik Dimitri di London. Meski ia sedikit minder dengan pria itu tapi Dimitri tetap stay cool tinggal bersamanya.

Mereka memang sedang berada di Solo, berkat dukungan Dimitri ia berani pulang meski malu dengan tatapan dan bisik-bisik para tetangga dengan dirinya yang menggandeng orang bule dan dua bocah yang Alhamdulillah mewarisi delapan puluh persen genetik kebulean ayah mereka.

Seharusnya ia tidak malu tapi Anna memang dari dulu tidak suka menjadi bahan perhatian.

"Mom, dimana kaos hitamku?" Suara Adam menyadarkan Anna dari lamunannya.

Ia kembali pusing, bukan saatnya memikirkan kejadian beberapa hari yang lalu awal kedatangan mereka tapi pakaian yang menumpuk di depannya. Mengapa ketiga orang itu sangat doyan mengganti pakaian berulang-ulang?

Akhirnya Anna  pusing akan mencucinya mengingat pakde dan bude nya tidak memiliki mesin cuci. Keluarga pamannya itu lebih suka mencuci pakai tangan lebih bersih kata mereka. Dan Anna yang sudah lama tidak pernah melakukan itu hanya bisa mengeluh.

"Babe, kaos hitamku mana?" Kini giliran Dimitri masuk.

Dua sosok didepannya itu kini sudah bertelanjang dada meminta pakaian. Mereka baru selesai mandi.

"Masih sanggup meminta pakaian setelah menumpuk ini?" Ia menunjuk tumpukan pakaian kotor itu.

Dimitri tidak memberikan ekspresi apapun selain mengangkat alis. "Maksudnya?"

Pria itu memang tidak peka.

"Mom pasti akan kesulitan mencucinya." Adam yang memiliki kepekaan lebih tinggi dari dad nya menjawab cepat seolah ia tidak ikut menimbulkan kekacauan itu padahal pakaiannya hampir  sama banyaknya dengan Ayahnya.

"Tidak perlu pusing, aku akan membantumu." Pria itu berjalan santai ke arah Anna dengan handuk melilit di pinggangnya.

Ia memeluknya dari belakang mencoba menghibur Anna yang senantiasa mengerutkan keningnya kesal. Ekspresi yang paling Dimitri tidak sukai tapi terlihat bagus di wajah Anna.

"Jangan mencoba menghilangkan rasa kesalku, karena aku tahu kamu pasti tidak mau mendengar ocehanku bukan Mr. knight?" Katanya tepat sasaran.

Dimitri tertawa kecil, Anna sangat mudah membacanya.

"Aku benar-benar akan membantumu." Katanya yakin kemudian mengeratkan pelukannya.

"Bisakah mom mengambilkan baju ku dulu agar aku bisa segera pergi."

Suara datar Adam menyadarkan Anna kalau anaknya itu masih dikamar dengan mereka. Dengan otomatis ia menepis tangan Dimitri yang meringis.

"Kenapa harus pergi honey? Kamu lebih menyenangkan diajak bermain dibanding dad mu." Anna melirik Dimitri dan memberikan seringain mengejek.

Pria itu mendengus. " Kau akan menyesal Anna telah mengatakan itu." Ancamnya dihadiahi tawa Anna.

***

Matahari yang bersinar cerah menerangi kota Solo pagi ini membuat Anna semangat melihat pakaian-pakaian hasil jerih payahnya yang kini berkibar diterpa angin, setelah perjuangan satu jam di bantu Dimitri akhirnya cuciannya selesai.

Ia melirik pria itu mengibaskan tangannya karena terlalu panas, Dimitri tidak cocok dengan daerah tropis memang.

"Panas ya?" Tanyanya mendekat.

My Hug [END]Where stories live. Discover now