My Hug [17]

7.2K 661 13
                                    

Anastasia Steel

Ia menghubungi pria itu berulangkali namun tidak mendapat jawaban apapun, tidak pernah begini, biasanya pria itu tidak pernah mengabaikan panggilan darinya tapi mengapa saat ini ketika ia benar-benar membutuhkannya pria itu tidak ada

Apa ia sudah jenuh dengan dirinya? Sebait kalimat itu muncul begitu namun ia tidak mau percaya. Karena pria itu adalah satu-satunya orang yang mengerti dirinya selama ini.

'Halo' percobaan ke dua puluh sekian kali baru ia mendengar suara yang ia ingin dengar.

Ia hanya terisak tanpa berniat menjawab seruan pria diujung sana. Menangis sejadi-jadinya mengingat apa yang baru ia perbuat pada orang itu, seseorang yang sudah menjadi belahan jiwanya, seseorang yang seharusnya ia bahagiakan mengingat hanya ia yang tahu seberapa dalam luka yang pria itu pendam.

Ia melakukan kesalahan.

"Anny? Where are you?" Panggilan kecil pria itu terucap begitu saja mengalun hangat di telinganya.

Sudah lama pria itu tidak memanggilnya begitu. Sudah lama semenjak ia memutuskan untuk bersama dengan Dimitri.

"Matthew.." Panggilnya lembut.

"Hm..." Pria itu masih sabar menungguinya.

"Aku melukai nya." Isaknya kemudian.

"Seharusnya aku tidak mengatakan hal seburuk itu tentang Granny."

"Dimana kamu?"

***

Dimitri Xavier Knight

Hal pertama yang ia lakukan setelah perbincangan mereka kemarin adalah menarik Bryan yang sudah absen dari sisinya hampir sebulan karena urusan perusahaan yang pria itu putuskan akan ia ambil alih.

Temannya itu hanya bisa memasang wajah kebingungan.

"Bryan.." Panggilnya serius.

Bryan mengerutkan keningnya menatap Dimitri yang terlihat tidak seperti biasanya.

"Katakan padaku apa yang harus aku lakukan?"

Pria dingin dan kalimat ambigu nya. Bryan sudah biasa menghadapi itu.

"Tentang Anna?" Dan tebakannya selalu benar.

Dimitri mengangguk kecil.

"Listen, dan jangan katakan apapun sebelum selesai."

Bryan mengangguk.

***

"Bagaimana menurut mu?" Dimitri bertanya setelah menceritakan kejadian lusa yang lalu.

"Apa Anna menjauhimu?" Bryan memastikan.

Dimitri menggeleng. "Justru dia terlihat lebih perhatian." Ucapnya tidak yakin.

Bryan menyipit. "Contohnya?"

Ia berdehem melipat kedua tangannya sembari mengingat apa saja yang dilakukan Anna tadi pagi.

"Dia menyiapkan pakaianku, mengikat dasiku dengan wajah serius, dia juga menyiapkan makananku, dan yang lebih mengejutkan lagi dia menjauhkan selai kacang yang paling aku tidak suka." Bebernya panjang lebar.

"Bagaimana menurutmu?" Dimitri menunggu jawaban pria didepannya.

Bryan sedari tadi menahan tawa miliknya, bagaimana tidak? sudah sangat lama Dimitri tidak terlihat bodoh dan pria itu terlihat begitu saat ini. Ia menggigit lidahnya agar tidak menunjukkan ekspresi melecehkan pada pria itu bisa-bisa Dimitri tidak pernah mau meminta saran lagi dengannya. Meskipun terkenal baik dan ramah ia hanya punya Dimitri seorang yang benar-benar menganggap dirinya teman tanpa memandang status atau terlihat palsu.

My Hug [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang