Mahalnya Sang Cinta!

1.7K 212 43
                                    

TYPO HARAP MAKLUM

Lets Vote & Comments

***

"Kamu belajar yang rajin, biar nilaimu makin bagus."

Veranda mengangguk pelan, menatap cowok yang mengantar dirinya hingga tiba di depan kelas. Kevin Sanjaya Darmawan, sahabat dan juga tetangga Veranda. Keduanya cukup dekat semenjak Veranda pindah ke Jakarta mengikuti kedua orang tuanya yang harus mengelola bisnis almarhum kakeknya disini. Veranda belum tahu dan belum kenal siapa siapa di tempat barunya. Nah, Kevinlah orang pertama yang ia kenal dan membantu dirinya adaptasi di ibukota ini karna Kevin juga adalah tetangga di depan rumahnya. Sejak saat itulah dia Kevin dekat hingga sekarang.

"Yaudah, aku ke kelasku ya? Bye!" Pamit Kevin.

"Bye!" Balas Veranda.

Cowok itu tersenyum dan menatap Veranda tuk beberapa lama sebelum ke kelasnya. Setelah puas menatap wajah cantik Veranda, ia pun segera berlalu pergi dengan senyum yang terus terkembang di bibirnya.

"Well, seperti biasa. Makin hari sikap Kevin makin so sweet ya ke loe. Jadi iri gue," Ucap suara dari belakang Veranda.

Shania?

"Apa sih? Biasa aja," Sahut Veranda datar. Ia melangkah masuk ke dalam kelas diikuti Shania di belakangnya dan langsung duduk di bangku yang juga semeja dengan Sahabat jangkungnya itu.

"Gue ragu deh kalo loe sama Kevin cuma teman dekat doang. Secara sikap Kevin beda banget ke loe. Yaaa, seperti sikap seorang cowok ke ceweknya gitu," Ujar Shania, pun ikut duduk di bangku, di samping bangku Veranda.

"Apa deh, Shan. Udah deh gak usah ngurusin urusan orang lain. Urus aja urusan loe sendiri," Timpal Veranda, merasa jengah bila Shania sudah mulai membicarakan dirinya dan Kevin.

"Gue gak ikut campur ya, Ve. Gue cuma berkomentar apa yang gue lihat aja. Loe boleh mengelak, tapi bunga dan hadiah yang dikasih Kevin itu adalah buktinya. Bukan sekali dua kali, tapi sering. So, jangan pura pura bodoh lagi di depan gue, hm?" Kata Shania telak, tersenyum penuh kemenangan.

Veranda mendengus, "Terserah loe deh," Sahutnya, malas. Ia pun memilih mengambil Novel yang baru setengah ia baca, mengabaikan Shania yang masih tertawa meledeknya.

'Teeettt Teeettt Teeettt'

Tak lama bell masuk pun berbunyi, menandakan acara kegiatan belajar mengajar akan dimulai. Tak lama juga guru pelajaran pertama pun masuk dan memulai pelajarannya.

---

"Ve!"

Veranda tidak menggubris panggilan Shani sambil menyenggol lengannya. Ia dengan acuh memasukkan buku buku pelajarannya ke dalam tas.

"Ada Kevin tuh di depan kelas."

Begitu nama Kevin disebut, sontak ia menoleh. Benar saja, di ambang pintu tampak Kevin tersenyum dan melambaikan tangan ke arahnya. Cowok itu juga berjalan mendekat ke mejanya.

"Hai, Ve! Hai, Shan!" Sapa Kevin pada Veranda dan Shania.

"Hai, Kev!" Balas Shania tersenyum ramah. Sedangkan Veranda hanya acuh saja, memilih merampungkan dalam memasukkan peralatan tulisnya.

"Udah selesai, Ve?" Tanya Kevin.

"Udah," Angguk Veranda.

"Kalian mau ke kantin?" Tanya Shania.

"Iya nih. Loe juga mau kesana? Bareng sama kami aja. Gimana?"

"Nggg nggak deh. Gue mau ke perpus dulu. Ada buku yang mau gue pinjem disana."

Rencana Sang SENJAWhere stories live. Discover now