Rasa yang tertinggal!

1K 146 35
                                    

TYPO HARAP MAKLUM

Lets Vote & Comments

***

Duduk anteng di kursi samping kemudi. Kosong sorot matanya melihat ke luar mobil. Entah apa yang tengah ia pikirkan, namun terlihat dengan jelas raut wajah cantiknya tak seceria seperti hari hari sebelumnya. Bahkan suara Dave yang mengajaknya ngobrol pun sama sekali tak ia dengar. Otak dan pikirannya benar benar tak lagi Conect dengan keadaan di sekitarnya.

Gadis cantik berpipi chubby itu seolah seperti berada di dua tempat. Raganya ada di dalam mobil, namun pikirannya entah sedang berada dimana. Benar benar mengherankan.

Pikirannya melayang ke pertemuan tak sengajanya dengan Shania tempo hari di taman kota.

#Flashback On

"Ini...?!"

Shania tersenyum tipis, melihat Veranda yang terkejut setelah ia perlihatkan sebuah foto di layar hape-nya. "Namanya Shani. Kata Boby dia pacar Kinal saat ini. Tapi..." Shania menggantungkan kata katanya.

"Tapi?" Kernyit Veranda menatap Shania. Menunggu kelanjutan ucapan sahabatnya tersebut.

"Udahlah, gak usah dibahas lagi. Toh, kalian udah memilih jalan hidup masing masing. Jadi, percuma juga kita bahas. Semua udah jadi masa lalu buat kalian."

"Tap-Tapi, Shan?"

"Gue harus pergi. Lain kali kita ketemu lagi. Bye!"

"Shania, tunggu!"

Shania menoleh dan cuma tersenyum kecil, namun tak menghentikan langkahnya untuk berlalu dari tempat itu. Meninggalkan Veranda yang merasa belum puas akan berita yang dibawa Shania.

#Flashback Off

Huft!

Helaan napas tak sadar keluar dari hidung Veranda, membuat Dave menoleh dan menatap heran pada gadis si pemilik hatinya tersebut.

"Ve? Veranda? Veranda!?"

"Ehh, i-iya Nal?"

Hm!?

Dahi Dave berkerut, heran akan respon dari sang kekasih hatinya tersebut. "Nal?" Beonya bingung.

"Ehh, nggg ngg… maksutku, ada apa, Dave?" Ralat Veranda buru buru. Bodoh! Ia mengumpat dalam hati. Merutuki akan kebodohannya yang telah keceplosan menyebut nama Kinal.

Dave tersenyum. "Kamu kenapa, hm? Dari tadi aku ajak ngobrol cuma diam aja. Apa ada yang kamu pikirin?" Tanyanya.

"Maaf," Lirih Veranda menatap tidak enak Dave. Pastilah laki laki di sampingnya itu bingung oleh sikapnya barusan. Bisa bisanya ia keceplosan. Benar benar bodoh!

"Sepertinya hari ini kamu lagi banyak pikiran. Kamu juga terlihat kurang sehat. Apa sebaiknya kita tunda saj-,"

"Aku gak pa-pa." Potong Veranda cepat. "Aku cuma sedikit lelah dan pusing aja sehabis kuis di kampus tadi. Maaf ya udah bikin kamu kurang nyaman." Sesalnya.

Dave menggeleng cepat. Ia tidak masalah dan maklum serta menyadari alasan kekasihnya itu. Pastilah semua orang akan seperti itu bila sehabis mengerjakan sesuatu yang menguras isi otak. Capek dan juga sedikit pusing plus kurang semangat.

Sebisa mungkin ia tidak mau memperbesar masalah yang bisa saja berujung pada sebuah pertengkaran yang tak berarti. Mungkin memang benar kalo Veranda saat ini sedang lelah saja. Positive thinking!

[…]

"Lusa, Mama mengundangmu lagi makan malam di rumah. Sepertinya Mama sangat menyukai kamu. Hampir tiap hari dia selalu nanyain kamu."

Rencana Sang SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang